"Neneng nggak apa-apa?" tanya Boon cemas.
"Neneng?!" sahut Nadia sambil tertawa. "Lebih cocok kalau nama dia ONENG!"
"Jangan dengerin dia," kata Boon lembut, membiarkanku berjalan keluar sambil menunduk.
Aku nggak tahu apa yang terjadi dengan tubuhku. Mungkin aku sempat merasa ketakutan dan marah saat dikurung barusan, sehingga badanku agak menggigil. Boon melihat getaran di tubuhku, sehingga dia melepas jas hitamnya dan menyampirkannya ke bahuku.
Nadia bertepuk tangan. "Wow! Mr. Gentleman mau modus juga ama sekretaris gadungannya Raven."
"Shut up," ujar Boon sabar sambil membawaku melewati lagi pinggiran kolam renang, menuju tempat seharusnya. Nadia tidak membuntuti kami. Dia kembali melanjutkan teleponnya.
Aku dibawa ke ruang tengah rumah itu yang lebih kelihatan seperti atrium mal. Langit-langitnya tinggi, dengan atap-atap kaca di bagian atas, sehingga ruangan ini terang benderang oleh cahaya matahari. Ada dua tangga melingkar seperti istana Cinderella. Malah kalau tempat ini pernah dijadikan lokasi syuting FTV, aku nggak akan heran. Guci-guci antik dan dekorasi mahal tampak dipamerkan di mana-mana. Jadi kalau aku buka stand di depan, menagih orang-orang Rp3.000, mereka akan percaya ini museum.
Di tengah-tengah atrium, beberapa manekin tanpa kepala dan tangan berdiri dibalut gaun-gaun cantik abad pertengahan. Gaun-gaun itu modern, tetapi mengesankan seperti baju noni-noni Belanda yang pernah kulihat di buku paket Sejarah sewaktu SD. Warnanya kebanyakan pucat. Ada yang roknya mengembang, ada yang roknya dilapisi kurungan ayam, ada yang dipadupadankan dengan celana kulit berwarna krim.
Sekitar tiga orang pegawai sedang sibuk menjahit sambil duduk di atas lantai, sementara satu orang laki-laki kemayu seperti Anwar sibuk mondar-mandi menempelkan potongan renda ke tubuh Revalina sambil menerawang dan membayangkan konsep desainnya. Revalina, dengan santai duduk di sebuah sofa merah panjang dari beludru, menyesap minuman dalam gelas panjang dengan sebuah ceri tenggelam di dasarnya.
Revalina juga sedang asyik menelepon, "I know, riiight! I think she was jealous. Oh, Monika!" Revalina melemparkan ponselnya sembarangan lalu turun dari sofa untuk memelukku. Tidak lupa dia melakukan cipika-cipiki. "How are you doing?"
"Yes. I am fine. And you?"
"I feel amazing!" Lagi-lagi, aura ramah tamah itu terasa tumpah-tumpah. "What happened to you?" Revalina menyadari jas Boon tersampir di bahuku. Dia menoleh ke arah Boon. Cowok itu hanya mengedikkan kepala tanpa mengatakan apa pun. Dan, Revalina mengerti.
"Oh, Nadia, ya!" bisiknya sambil membelalak dramatis. "Sabar ya, Dear. Kalau orang pernah kecipratan api neraka tuh emang sering gitu kelakuannya. Come here, come here! We have a special dress for you!"
Banci yang mondar-mandir itu namanya Nino Alexis, desainer yang sedang naik daun dan beberapa koleksinya berhasil masuk ke High End. Kebanyakan rancangannya adalah gaun yang menjuntai sampai kaki. Aku belum pernah menjaga section gaun, jadi aku nggak begitu memahami soal jenis outfit ini. Namun Nino tampaknya sudah menyiapkan alternatif gaun untuk kupakai besok ke acara ulang tahun Raven.
"Tapi semua gaun ini belum well-made, Darling. Tim aku siap sedia menjahit langsung di badan kamu, sambil kamu pake, ya. That's what we called fitting. Alright?"
"Terus kamu pakai ukuran siapa?" tanya Revalina sambil mengantarku ke salah satu gaun berwarna merah mencolok mata di dekat tangga. Gaun itu satu-satunya yang tidak berwarna pucat, tampak terbuat dari beludru mahal yang berkilau di bawah cahaya. Potongan lehernya seperti gaun sabrina, sangat rendah hingga seluruh belahan dada terlihat ditutupi simpul-simpul tali berwarna emas. Di beberapa bagiannya terdapat motif mutiara membentuk desain-desain tertentu. Aku membayangkan diriku mengenakan gaun ini di sebuah kerajaan, dengan mahkota berkilau bertengger di kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Man Who Controls Everything
RomantikMonika, nama palsu (please jangan kasih tahu nama aslinya siapa) menganggap dirinya gadis sial yang lahir di keluarga miskin. Sampai umur sembilan belas tahun, pencapaian terbaiknya adalah menjadi Employee of the Month sebuah depstor kenamaan di Jak...