#2

56 8 8
                                    

Di tengah pencarian

" Sebentar lagi masuk, Cecep kau ke komplek kelas XII! Jang kau ke komplek kelas X! Adapun aku ke kantin dan ke perpustakaan "
jelas Hisuna setelah menunjuk ke arah kanan dan ke arah kiri.

Hisuna berlari lurus ke depan ke arah kantin kemudian berbelok ke kiri ke arah perpustakaan.

Di perpustakaan

Hisuna berlari ke perpustakaan dan berhenti sejenak.

" Yo, Hisuna! "

Sapa seorang siswi di pintu perpustakaan.

" Amaneth " sapa Hisuna menghadap Amaneth.

" Kau terlihat terburu-buru, ada apa? " Tanya Amaneth

" Kami sedang mencari Kunyang, apa kau tahu? "

" Kunyang? Ya, itu memang rumor hangat sekarang, omong-omong, ada yang ingin bicara dengan mu, Hisuna"
Seolah-olah ada yang menepuk punggung Amaneth pelan

" Siapa? "

" Nanya! Hahaha.. " ledek Amaneth

" Kau ini, ya sudah, aku akan melanjutkan pencarian ku "

" Ah iya, hati-hati, Hisuna! " Amaneth terkekeh pelan melihat Hisuna mulai menjauh.

" Yo, tadi itu untuk apa, Tasya? " Amaneth berbalik badan

" Kau itu yang apa! " Anastasya atau Tasya itu memasang wajah ngambek

" Wah, wah, wah, kok jadi pemalu dan feminim, sih, Sya? "

" A-apa maksudmu? "

" Aku tidak menyangka seorang undenied arguments saat belajar diskusi sepertimu bisa.. "

" Bisa apa? "

" Bisa jadi orang yang feminim, lembut, dan pemalu secepat ini, apa mungkin karena Hisuna? " Amaneth sambil menempatkan jarinya di dagunya

" A-apa maksudmu? A-aku tidak.. anu.. " wajah Tasya memerah

" Kena kau! "

" Sudahlah! Ayo kita ke kelas! " Tasya membuang muka dan pergi

" Ngambek beneran nih? Tasya! Tasya Bobbyson! "

" Diam! Diam! Diam! " Wajah Tasya semakin memerah saat namanya disandingkan dengan nama belakang Hisuna

Bel masuk pun berbunyi. Seluruh utusan Rio kembali tanpa membawa hasil yang berarti.

" Istirahat nanti akan kita lanjutkan "
Bisik Hisuna kepada Jang dan Cecep yang duduk di belakang dan di kirinya

" Kalian mau melakukan apa nanti? " Tanya Lizara yang duduk di sisi kanan Hisuna

" Mencari Kunyang, kau ikut? " Hisuna

" Apa itu? Aku di kelas saja "
Lizara

Bel istirahat pun berbunyi. Sesuai rencana, mereka langsung bergerak. Sementara di kelas, hanya Lizara satu-satunya cowok yang masih di sana.

Di kelas itu ( XI MIA 4 )
Lizara sedang membaca buku kimia untuk UH besok

" Yo, Liza-Chan! "
Amaneth menyandarkan tubuhnya di pintu kelas itu sambil melipat tangan

" Oh, Amaneth rupanya, ada apa? "
Lizara menghampiri Amaneth

" Dimana Hisuna? " Amaneth menjauhi sandarannya

" Mencari Kunyang "

" Gitu yo, ini untuk Hisuna dari temanku "
Sambil menyodorkan surat berwarna merah muda itu kepada Lizara

" Apa ini? " Lizara mengambilnya

" Itu namanya surat cinta, dan itu tidak ada di buku pelajaran, jadi wajar saja jika kau tidak tahu "

" Kenapa bukan temanmu saja yang menghantarkannya? "

" Dia itu pemalu, ingat! Berikan kepada Hisuna! "
Amaneth berlalu pergi

" Baiklah, Ratu Wibu " Lizara kembali ke tempat duduknya

Di kantin sekolah ( kantin khusus cowok tepatnya )

Seperti biasa, Rio membantu seorang penjaga kantin yang biasa dipanggil Bang Arwin.
Rio bersama Bang Arwin selalu makan miso buatan Kak Suci, istri Bang Arwin sehabis merapikan kantinnya.
Amaneth yang tahu kebiasaan Rio itu, mendatanginya di kantin itu.

" Yo, Rio! Bagaimana Kunyang? "
Amaneth mengambil beberapa cemilan

" Baik dari kami ataupun dari Albert belum mendapat informasi yang berarti "
Rio mengambil gelas berisi penuh air putih di depannya

" Jadi hanya kelas kita berdua saja yang peduli akan hal ini? "
Amaneth duduk di depan Rio, disamping Bang Arwin

" Kunyang? Cewek yang suka melukai perasaan lelaki itu? "
Bang Arwin mengisi gelasnya dengan air dingin

" Kabarnya sudah tersebar, tapi identitas aslinya belum  diketahui "
Lanjut Bang Arwin

" Selama di kantin, apa ada hal yang Bang Arwin dapat tentang hal ini? "
Tanya Rio

" Hanya judulnya saja, tentang siapa dan kenapa, semua yang disini hanya bisa menebak tanpa dasar yang kuat " jelas Bang Arwin

" Untuk pekan ini saja sudah ada dua kasus percobaan bunuh diri di sekolah kita karena ulah cewek ini "
Amaneth membayar cemilannya

" Untung saja berhasil dihentikan, namun keduanya tidak mau memberitahu siapa Kunyang ini "
Amaneth menghela nafas berat

" Karena itu, oleh wakil kesiswaan, seluruh organisasi seperti OSIS, ROHIS, PIK-R, dan Pramuka diminta melakukan patroli di sekolah untuk mencegah ada yang berhasil bunuh diri "
Jelas Amaneth

Bel masuk pun berbunyi

Sedih boleh, tapi berlebihan jangan

Romantis dan komedinya mana?
Sabar, sabar, lagi mikir ini..

My Classmates Are StealthsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang