#49

8 2 10
                                    

"A-ada apa, Rio?"

Hening

"Yura, resleting tasmu terbuka"
Rio santai

Yura salah tingkah bukan main, dia segera melihat tasnya dan menutup resleting itu. Kemudian kembali memperhatikan Hisuna. Dia ingin mengatakan sesuatu kepada Rio, tapi saat orangnya ada, dia malah merasa belum siap.

Hisuna melirik Rio, Rio menggerakkan tangannya menunjuk ke kiri. Hisuna mengerti, Rio ingin dibiarkan berdua dengan Yura sekarang.

"Dinda, aku mau mengambil botolku di kelas, apa kau mau ikut?"

"Adinda Dinda saja yang ambil ya, kakanda Hisuna"

"Barengan?"
Hisuna

"Barengan dengan Kakanda Hisuna? Okeeeeee! Ayo kita ke sana sekarang!"
Dinda menarik kerah baju Hisuna

"Aku ikut ya"
Yura berdiri

Hisuna menoleh

"Tak perl.."

"Kau di sini saja, Yura"
Rio masih berdiri di belakang Yura

Yura diam hingga tak sadar kalau Hisuna dan Dinda sudah tidak ada di sana lagi. Yura duduk di teras labor dekat gerbang itu. Masih belum beranjak sejak Rio menghentikan Albert.

Rio masih berdiri

Hening

"Kau cerdas juga"
Rio memulai pembicaraan

"Kau berhasil mengecoh kami"

Yura hanya diam

"Aku bahkan sampai masuk ke dalam jebakanmu"

"Aku minta maaf, Rio"

Hening

"Semenjak kita bertemu saat kau membeli bakso itu, aku yakin kalau aku sudah terjebak dan tidak bisa keluar"

"Apa kau membaca suratnya?"
Yura memandang ke bawah

"Belum"

"Kalau begitu baca saja, semuanya ada di situ"

Rio diam

"Jujur saja, aku tidak menyangka aku akan kecewa seperti ini"
Rio

"Tapi bagaimana lagi"
Rio duduk di depan Yura

"Aku sudah berjanji untuk tidak meninggalkanmu, dan aku tidak akan melanggar janjiku"
Rio memegang surat itu

Yura mendongak

"Ap-apa maksudmu?"
Yura

"Aku senang kau sudah berubah jadi lebih baik"
Rio senyum ramah

Yura masih bingung

"Ayo, aku akan mengantarmu pulang, Yuna pasti cemas kau belum pulang jam segini bukan?"

Yura rasanya senang sekali meskipun dia belum mengerti maksud Rio. Dia tidak tahu apakah Rio memaafkannya atau tidak, tapi bertemu Rio dan diantar pulang, sudah membuatnya senang sekali.

"Oh ya, aku baca ya suratnya?"
Rio mulai membaca

Yura berdiri di sampingnya

Setelah membaca semua isi surat itu

Rio meremasnya

"Tidak, Yura.. aku tidak akan balikan dengan Amaneth"
Rio membuang surat itu

"Soalnya kau bilang kalau aku masih ada rasa dengan Amaneth aku tidak boleh menemuimukan? Jadi, aku tinggalkan Amaneth agar bisa selalu bertemu denganmu"
Rio tersenyum ramah

My Classmates Are StealthsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang