#5

41 7 15
                                    

Tentang surat dan pertemuan kemaren

" Ah iya, maaf, saat itu aku kebelet pipis jadi buruan pulang, apa dia menunggu ku? "
Hisuna agak gugup dan merasa sangat bersalah

" Bukan itu "
Amaneth melepaskan lipatan tangannya

" Lalu? "
Hisuna

" Apa kau tahu siapa pengirim surat itu? "

" Siapa? "

" Namanya adalah Anastasya Wulani, dialah yang menulis dan mengirimimu surat itu? Dialah yang merencanakan pertemuan itu "

" A-apa? A-Anastasya Wulani yang juara umum dua berturut-turut itu? "
Hisuna benar-benar terkejut

Oh ya, sekadar info



































~~~~~~

Hisuna itu cowok dan Anastasya itu cewek

" Dia sudah salah paham, kemaren kau mengajak Liza-Chan untuk tidur di rumah mu bukan? "
Tanya Amaneth

" Benar, kenapa? Kau mau ikut? "

" Aku kan cewek, bego! "
Amaneth menjitak kepala Hisuna

" Aku kan bercanda, Wibu! "
Hisuna mengelus kepalanya

" Kau kan juga wibu, bego! "
Amaneth menjitak kepala Hisuna lagi

" Dia pikir Liza-Chan itu cewek, aku sudah bilang kalau Lizara itu cowok, tapi dia tidak percaya "
Amaneth

" Memangnya kalau Liza-Chan itu cewek kenapa? "
Hisuna

" Ya dia cemburulah, bego! "
Triple kill! Amaneth menjitak Hisuna lagi

" Aku kan hanya bercanda! "
Walaupun tidak terlalu kuat Amaneth menjitak, tetap saja hal itu adalah hal yang menjengkelkan bagi Hisuna

" Jadi aku ingin agar kau yang menjelaskan hal itu kepadanya "
Amaneth memegang pundak Hisuna

" Baiklah, dia maunya kapan dan dimana? Tempat kemaren? "
Hisuna melihat tangan Amaneth di atas pundaknya

" Dia benar-benar terluka karena itu, dia tidak ingin bertemu maupun berbicara dengan ku, bahkan hari ini dia tidak menguntitmu ke kantin seperti biasa "
Jelas Amaneth

" Menguntit? "
Hisuna terkejut

" Hoi, menguntitnya itu masih wajar, hanya saat istirahat saja "
Amaneth melipat tangannya lagi

" Lalu bagaimana? "
Tanya Hisuna

" Aku juga tidak tahu "
Amaneth mengambil nafas berat

Abadal : " Beberapa.. hua.. menit.. hua.. kemudian.. "(ngantuk)

******

" Aha! Aku ada ide! "
Akhirnya otak Hisuna bekerja setelah berperang dengan kimia tadi

" Bagaimana? "
Amaneth antusias

" Kau tidak perlu tahu, serahkan saja padaku! "
Hisuna tersenyum meyakinkan Amaneth

" Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu hasilnya "
Amaneth tersenyum dan meninggalkan Hisuna

Semuanya kemudian berjalan seperti biasa

Rio                    : " ISTRIhat kedua.. "
Amaneth         : " Apa? "
Rio                    : " Eh.. ralat.. istirahat kedua.. "

******

Di ruang BK yang sekaligus juga ruang PIK-R

Tuk.. tuk..

" Masuk "
Amaneth duduk manis sambil membaca sebuah buku tebal di ruangan itu

" Ketua PIK-R memanggil saya? "
Rio memasuki ruangan itu

" Silahkan duduk! Ini tentang Kunyang "
Amaneth melihat Hisuna dan Abadal yang datang bersama Rio

" Oh, jadi pengawal ketua kelas MIA 4 juga ikut ke sini? "
Tanya Amaneth

" Kita membutuhkan mereka lebih dari siswa manapun di sekolah ini "
Rio melihat Amaneth menutup buku tebal itu

" Apa yang terjadi? "
Hisuna memulai percakapan

" Ketua kelas XI MIA 2, Albert baru saja melakukan percobaan bunuh diri sehabis shalat Zhuhur tadi "
Amaneth menyodorkan buku tebal itu kepada Rio

" Tapi bagaimana bisa? Bukankah dia juga memburu Kunyang ini? "
Hisuna heran sedangkan Rio membolak-balik halaman buku tebal itu

" Yah, karena kita tidak ada yang tahu siapa cewek ini, jadi.. "
Amaneth belum selesai bicara

" Tolong ceritakan bagaimana kasus Albert ini! "
Rio menutup buku itu dan meletakkannya di meja

" Apa informasi di buku konseling itu kurang? "
Tanya Hisuna

" Di buku itu hanya tertulis apa yang telah kita ketahui "
Rio kecewa

" Albert baru saja putus dengan pacarnya sekitar dua pekan lalu, teman-temannya sudah menyadari kalau Albert memiliki pacar baru setelah itu, tapi mereka tidak tahu siapa dan Albert cenderung tertutup akan hal ini "
Jelas Amaneth

" Ternyata kelas Albert kebobolan juga "
Timpal Hisuna

" Apalagi kita "
Tambah Abadal

" Kau benar, Abadal.. Kunyang ini kelihatannya sudah menyadari kalau dia sekarang sedang diburu, dan itu akan menyulitkan pencarian kita "
Rio

" Padahal Albert termasuk siswa idola cewek-cewek di sekolah kita, harusnya daripada bunuh diri dia bisa dengan mudah mendapatkan pacar baru bukan? "
Abadal bersuara

" Itu yang disebut dengan cinta adalah kekuatan terkuat "
Jelas Rio

" Jadi dimana Albert sekarang? "
Tambah Rio

" Ada di kelas, kami sudah berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan informasi darinya "
Amaneth

" Apakah kita benar? Bisa jadi Albert memang tidak pacaran dengan Kunyang, tidak ada yang tahu bukan? "
Hisuna

" Hal yang bisa kita lakukan adalah memprediksi segala kemungkinan, Hisuna "
Amaneth

" Sekolah juga sudah bertindak, OSIS juga, apa kita tidak terlalu mencampuri urusan mereka? "
Hisuna berbicara sendiri namun masih terdengar

" Di sekolah ini, sulit untuk menemukan orang-orang yang saling percaya, bahkan diantara organisasi sekolah juga kan,  Amaneth? "
Rio berdiri dan menatap Amaneth

Amaneth hanya diam

" Baiklah, kami pamit dulu ya, Aneth! "
Rio melambaikan tangan pelan di dekat pintu ruangan itu

Bel masuk pun berbunyi sesaat setelah itu
Mereka pun belajar seperti biasa hingga bel pulang berbunyi

Oh ya, karena saya sedikit hobi spoiler.. bagian selanjutnya akan menjadi bagian untuk kisah Hisuna dan Tasya..

Satu lagi, setelah melalui beberapa pertimbangan, untuk sementara, cerita ini insya Allah, akan saya unggah setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu..

Ya, kalau saya memang ditunggu

Rio : " Harusnya kami yang ditunggu, woi! "

Iya..

My Classmates Are StealthsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang