-Aku sempat berpikir bahwa kau juga menyukaiku, tapi entahlah, kau tidak pernah memberitahunya-Tidak seperti biasanya, Tasya memutuskan untuk sendiri. Dia masih terluka mengingat kejadian itu. Amaneth sudah berusaha sebisa mungkin untuk menghibur sahabatnya itu, mulai dari menceritakan cerita-cerita horor, gosip-gosip tentang most wanted sekolah, sampai menjadi topeng monyet... eh, topeng Amaneth, namun sendiri untuk sementara waktu mungkin adalah hal yang terbaik bagi Tasya saat ini.
Di tengah kepiluannya itu, dia tidak sadar kalau dia sudah terlalu lama duduk menyendiri di sekitar tempat parkir kelas XII itu. Cahaya jingga dari matahari senja menyapa matanya yang sayu itu.
" Jadi seperti ini yang disebut penghamburan cahaya di kelas fisika kemaren "
Gumam Tasya yang bersandar pada sebuah tiang di tempat itu" Begitu ya? Tadinya aku berpikir ini adalah Efek Tyndall seperti yang teman baikku bilang "
Balas Hisuna yang berdiri sejarak 3 meter dari TasyaTasya terkejut dan langsung berdiri
Dia ingin berlari sekencang-kencangnya, tapi kakinya tidakHisuna yang bersandar pada pohon di sekitar sana dengan berlagak keren mengalihkan pandangannya ke arah Tasya yang terlihat kaku itu
Angin sepoi-sepoi datang membuat rumput bergoyang
Hisuna berjalan mendekati Tasya yang kaku itu
Hentakan kaki Hisuna yang tenang membuat Tasya semakin kaku
Jarak mereka sekarang hanya 1 meter, dan mereka belum pernah sedekat ini sebelumnya
" Aku minta maaf "
Kata HisunaTatapan tajam Hisuna yang tepat menembak mata Tasya itu membuat gadis setinggi dadanya itu terpaku dan bahkan tidak dapat menggerakkan bibirnya
'Kenapa harus seperti ini? Gawat.. aku gugup.. malah di sini hanya ada kami berdua..'
Batin Tasya" Kenapa? Kau sekarang sudah tidak bisa lari lagi "
Perkataan Hisuna itu membuat Tasya semakin panik" Aku minta maaf atas kejadian yang lalu, apa kau dengar? "
Hisuna semakin membuat Tasya kehilangan kendali atas dirinya sendiri" Atau... "
Hisuna mendekat dan membuat Tasya tidak merasakan kakinya lagi" Aku benar-benar minta maaf atas hal itu "
Bisik Hisuna tepat di telinga kiri Tasya" Aku telah mendengar semuanya dari Amaneth, Liza yang aku ajak pulang bareng itu cowok, teman baikku, lho! "
Hisuna masih dalam posisi berbisiknya" Dia sekarang sudah pulang duluan, besok aku akan mengenalkannya padamu "
Bisik Hisuna dengan nada yang ramahTasya semakin hilang kendali, wajahnya benar-benar merah sekarang
'Aduh.. entah mengapa kepalaku terasa berputar-putar.. aku gugup.. aku belum siap untuk diperlakukan seperti ini..'
Wajah Tasya memerahHisuna pun melepas posisi berbisiknya itu dan menatap mata Tasya lurus
" Wajahmu terlihat memerah, apa kau demam? "
Tanya Hisuna sambil tersenyumTasya masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi
" Kau menunggu jemputan mu ya? "
Hisuna mengenakan helm hitamnya" Anu.. "
Akhirnya Tasya bicara, walaupun masih canggung dan malu" Ini sudah hampir jam lima, lho! Apa orang tua mu tidak khawatir kau pulang selambat ini? "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Classmates Are Stealths
Teen Fiction[ Aku 100% cowok, woi! Mai, sabar ] Lizara [ Ayo main sama om! ] Rio [ Kok kesal ya? ] Cecep Katanya kalau mau buat cerita romantis lebih baik jika tokoh utamanya itu cewek.. jadi mungkin cerita ini gak akan romantis. Lanjut, Lizara hanya bisa berp...