#31

10 3 4
                                    

Hujan

******

Pulang sekolah
XI MIA 1

"Jadi kau sudah putus dengan Albert dan Kak Casimo?"
Hisuna

"Lalu apa? Kalian mau meledekku?"
Mathilda kesal

"Tidak.. tidak.. kami semua belum pernah pacaran, tentu kami tidak akan meledek yang lebih senior"
Hisuna

"Lalu untuk apa kalian ke si.."
Mathilda

"Ssst.. jangan sedih ya, Mathilda.. ada oom di sini"
Rio berlutut di hadapan Mathilda

Lizara, Hisuna, Abadal, dan Yuni hanya menyaksikannya dengan kesal.

"Dia selalu memanfaatkan situasi ya?"
Hisuna

"Ya, saya setuju"
Yuni

"Mai.. dasar buaya!"
Lizara

Abadal menyipitkan matanya kesal.

"Nama oom, adalah Rio.. jadi kamu tenang saja.. mari main sama om!"
Rio tersenyum ramah

"A.. aku tersipu, om"
Mathilda

"Apa?"
Mereka terkejut

"Mathilda, apa yang baru saja kamu katakan? Pikirkan masa depanmu, Mathilda!"
Yuni menggoncangkan tubuh Mathilda

"Masa depanmu masih cerah, Mathilda!"
Hisuna

'Segitu buruknya kah aku?'
Rio terasa suram

Mathilda tampak berpikir

"Ya, masa depanku akan bersama Om Rio!"
Mathilda bahagia

"Apa yang kau lakukan, Rio! Pertimbangkan masa depannya!"
Hisuna

"Mai.. aku tidak menduga hal itu"
Lizara

Dan.. bruk!
Tubuh Rio tersungkur setelah terkena sepatu

"Rio mesuuuuuuuuuuuuuuum!"
Yura dikejauhan

"Lari, woi!"
Hisuna

"Mathilda, kamu juga!"
Yuni menarik tangan Mathilda

Mereka pun meninggalkan Rio di sana. Sedangkan Yura semakin mendekati Rio.

"Jadi ini yang kau lakukan?"
Yura berdiri di depan Rio

Rio masih tersungkur

"Apa yang kau lakukan di sini?"
Rio mencoba berdiri

Tak! Krek!

Punggung telapak tangan kanan Rio diinjak Yura.

"Aku sedang memergoki pacarku!"
Yura semakin menekan kakinya

"Siapa? Kau tidak pernah cerita soal pacarmu"

Yura tersenyum..

"Entah eeeeeeeeeee!"

..dan menendang Rio

Rio berdiri, nampak hidung Rio mengeluarkan darah, Yura cemas dan mengajaknya duduk di bangku terdekat.

"Rio, hidungmu berdarah.."

"Maafkan aku! Aku tidak bermaksud"
Yura mengeluarkan tisu

"Tidak.. ini bukan karena tendanganmu, hanya saja saat kau menendangku rokmu itu terangkat dan.."
Rio berhenti saat melihat ekspresi kesal Yura

"Maksudku.. ya aku sudah ditakdirkan untuk ditend.."

Yura mengeluarkan buku tebal dan memukul punggung Rio kuat dan bertubi-tubi.

My Classmates Are StealthsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang