SEMBILAN√

310 94 10
                                    

Alvaro menggenggam tangan Adira menatap lekat manik mata coklat Adira perlahan wajah Alvaro mendekat,  semakin mendekat, lebih dekat dan mengelus pipi Adira.

"Maaf Ra, gue gak bisa ngelepasin Elo, gue gak bisa jauh dari Elo, gue bener bener sayang Elo" kata Alvaro tenang dan tetap menatap mata Adira semakin lekat.

"Terserah Elo Al, gue gak mau Lo menyesal"

"Gue gak akan menyesal, karena dari awal Gue Udah nepatin hati gue untuk Elo dan Gue menerima semua resikonya meskipun Elo bersama yang lain yang penting Gue udah berjuang" Alvaro tersenyum palsu Adira tau itu dan Adira tau Alvaro bener bener serius mengucapkannya.

Adira lari meninggalkan Alvaro berlari secepat mungkin dia tidak ingin Alvaro lebih berharap sama dia yang gak mungkin bisa bersatu dengan Alvaro.

"Lebih baik kita jauh dari pada dekat yang nantinya gue bakal ninggalin Elo Al"batin Adira.

••• ••• •••

Kringgggg
Bel tanda jam terakhir berakhir

Semua siswa siswi berbondong bondong ingin pulang entah pulang kerumah atau nongkrong terlebih dahulu.

"Nda Gue duluan ya"pamit Adira sambil bergegas menyelempang tas nya.
"Iya Ra hati hati"balas Amanda

Adira melangkah keluar kelas tetapi tiba tiba ada yang menggenggam tangannya, tangan besar itu menggenggam kuat pergelangan tangan Adira.

Adira melihat keseseorang tersebut matanya beradu pandang dengan mata Tajam berwarna coklat itu.

"Lepasin"Kata Adira sambil berusaha melepaskan genggaman Alvaro.

"Pulang bareng yuk"Tawar Alvaro
"Gak usah, gue bisa pulang sendiri"Tolak Adira yang tidak ingin menatap Alvaro.

Bukan Alvaro namanya kalau tidak bisa pulang bareng Adira.

Alvaro menggenggam tangan Adira berjalan bersama membawanya menuju area parkir sekolah.

Rencana Adira untuk jauh dari Alvaro selaluh gagal, entah cowok ini bagaimana bisa banyak sekali akal untuk mendekatinya.

"Ayuk naik" ujar Alvaro sambil menepuk jok belakang motor besarnya yang cantik berwarna merah.

"kan udah gue bilang, gue bisa pulang sendiri"
"Yaudah gue gak akan lepasin tangan lo sampek besok juga gue gak akan lepasin"Tantang Alvaro.

"Issshh nyebelin banget si lo jadi cowok" Adira benar benar emosi bagaimana caranya untuk menjauh dari sih cowok berbulu mata lentik ini.

"Mangkanya nurut"Ujar Alvaro tersenyum jail
"Apaansih senyum senyum, senyum lo itu basih"
"Makasih cantik"
"Gila lo"

Adira jengah dengan perbuatan Alvaro yang tidak ada capeknya mengganggu hidupnya.

"Naik gak?"Tanya Alvaro

Adira langsung menaiki motor Alvaro dengan tidak biasa, Alvaro tersenyum dia sangat suka melihat Adiranya marah seperti ini.

"Pegangan nanti Jatoh"Ucap Alvaro
"Bodo"
"Lo jatoh jalannya yang gue marahin"
"Apaansih"

"Gue sayang sama Elo Ra, sampai kapanpun"Kata Alvaro serius.

Adira bingung untuk menjawabnya dia harus menolak dengan kata apalagi biar Alvaro menjauh darinya.

"Apaansih, katanya pulang kok gombal mulu"Ucap Adira

"Yaudah pegangan"ujar Alvaro
"Ogah"balas Adira sengit

Motor Alvaro meinggalkan area sekolah
Alvaro menaikan kecepatan motornya yang mampu membuat Adira teriak histeris

"Gue masih mau hidup nyet"Teriak Adira pas disamping telingah Alvaro.

Adira(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang