TIGAPULUH ENAM√

123 16 9
                                    


Seorang hadis tengah mengusap air matanya yang sejak tadi terus menetes tanpa permisi dulu. Setelah kejadian di mall tadi membuat hati Adira sesak, bisa-bisanya kekasihnya benaran nenginggalkannya tanpa mengucap kata terakhirnya, Adira masih tidak paham semua ini.

Ia membaringkan tubuhnya menatap kearah jam yang sudah menunjukan pukul 23.00 tapi Adira masih belum memiliki niat untuk tidur, ia masih menunggu kabar sang kekasih. Mungkin ini semua hanya prank semata, yakin Adira meskipun 80% ia tidak yakin. Melihat Alvaro dengan yang lain membuat hatinya tergores, ingin sekalih rasanya Adira menonjok tu muka sok kecakepan milik Sandra.

"Al, pliss dong chat Gua,"rengek Adira menatap nanar layar ponselnya.

"Gue kangen Elo, gue berharap Elo yang pertama chat dan bilang sesuatu ke gua. Dan ngaku kalau ini semua prank hiks hiks"

Adira mengusap air matanya yang entah keberapa kali, kenapa dirinya jadi cengeng gini? Padahal tidak pernah Adira seperti ini biasanya, apa karena rasa cinta yang membutakan perasaan hatinya?

Drit.

Getaran yang berasal dari ponsel Adira membuat sipemilik penasaran dan langsung membukanya.

Adira mengumpat setelah membaca pesan itu,Dasar operator sialan, gue kira Alva. Umpat Adira sangar kesal.

Perlahan Ia memilih memejamkan mata. Mengistirahatkan hatinya sejenak, berharap semoga besok adalah hari yang sangat indah didalam hidupnya.

Rasa kantuk menyelimuti kedua mata Adira, perlahan Adira tertidup dan terlelap dialam bawah sadarnya.

••• ••• •••

Seperti biasa seorang gadis tengah berjalan sendirian dikoridor sekolah dengan keadaan sangat marah, pasalnya pagi tadi tidak ada pesan yang masuk dari, apa semua orang lupa hari spesialnya.

Dengan langka tak biasa lagi-lagi Adira harus mengumpat ketika melihat kekasihnya berjalan bareng selingkuhan dadakannya, dengan ketawa-ketiwi seperti orang tak berdosa. Kali ini Adira tidak menggubris, ia bersikap biasa saja dan langsung melengos, seakan dua orang yang tengah berjalan berlawanan dengannya ini makhluk tak kasap mata.

"Aaa sayang, makasih ya boneka beruang kemari bagus banget. Makin cinta deh."kata Sandra sengaja mengompori Adira.

"Aduh, kok tiba-tiba merinding gue. Pasti ada setan yang lagi ngomongin gue ni."balas Adira tak kalah tajamnya. Dan berlaluh meninggalkan mereka, meladeni kegilaan Sandra membuat darahnya mendidih.

Baru saja ingin melangkah masuk kedalam kelasnya, suara balon meletus terdengar nyaring bersautan ketika Adira baru membuka pintu kelasnya. Matanya mengerjap tak yakin atas apa yang tengah dirinya lihat.

"HAPPY BROJOL ADIRA RATU ES CREAM"teriak semua teman sekelas Adira nyaring.

Adira tersenyum dan butiran kecil jatuh, ia terhura, ee. Terharu atas kejutan dadakan teman sekelasnya yang ternyata perhatian ke dirinya.

"Siapa yang ulang tahun?"tanya Adira sok lupa hari.

"Jubaedah, yaelu la, masak sik udin"balas Amanda gemas.

"Tau tu, otak pinter tapi sok macak goblok lu. Gak pantes banget lo jadi goblok"timpal Udin cepat.

"Iya Adira gak pantes, Elo yang pantes"balas June bercanda, sontak membuat teman sekelasnya tertawa.

"Tiup ni lilin, capek tau meganginnya"gerutu Amanda yang ingin nabok muka sok syoknya sahabatnya itu.

"Sapa suru megangin"

Adira(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang