Pagi ini Adira buru buru datang kesekolah, dia hanya ingin bertemu Alvaro dan menyampaikan sesuatu untuknya.
Dia berjalan lurus, senyum cantik yang terukir dibibirnya tidak luntur sama sekali saking semangatnya.
Banyak yang melihat kearahnya karena jarang selalih melihat Adira berjalan dikoridor kelas ips, dan dengan keadaan sendirian, biasanya Alvaro yang membawanya kesini.
Adira menghiraukan tatapan orang sekelilingnya dan tetap fokus berjalan, sampai dia harus terhenti didepan kelas XI-IPS 3
Kedua matanya mengerjap mengikuti alunan detikan jarum jam. Adira berusaha mengontrol nafasnya yang sudah tidak karuan, menghentikan desiran aneh yang sedang menjalar di dadanya.
Dia menatap kelas Alvaro, dia fokus menatap dua makhluk didalamnya meskipun banyak makhluk lain tapi Adira hanya fokus ke dua makhluk itu.
Dia adalah Alvaro dan Adira tidak tahu jelas siapa cewek yang dihadapan Alvaro, mungkin teman sekelasnya atau pacar baru Alvaro.
Adira berusaha biasa saja tidak ingin ketara kalau dia merasakan sesak ketika melihat mereka sedang tertawa bersama. Alvaro masih belum menyadari jika Adira di depan kelasnya.
Adira melangkah masuk dan berjalan kearah bangku Alvaro, barulah Alvaro menyadari jika ada Adira dikelasnya.
"hmm"deham Adira
Alvaro menatapnya terkejut dan heran ini kali pertama Adira datang kekelasnya.
"Hay Ra, loh ini bener elo, tumben kesini ada apa?"tanya Alvaro sambil berdiri dan tersenyum manis kearahnya.
"Gue mau ngomong sama lo boleh?"tanya Adira balik
"Boleh"jawab Alvaro santai
"Pacar lo gak marah?"tanya Adira lagi.
Alvaro kebingungan untuk sekarang dalam mode peka jadi dia tahu siapa yang dimaksud Adira tadi.
"Ini Kayrin, Bendahara kelas ini ni dia lagi nagi iuran tapi gue gombalin bentar buat pemanasan sebelum ketemu elo"Terang Alvaro cengegesan.
Jujur hati Adira menghangat ketika mendengar ucapan Alvaro barusaha, ane tapi nyata.
"Gue permisi dulu, duduk Ra"ujar Kayrin ramah dan setelah itu pergi kembali je bangkunya.
Adira duduk dan menatap Alvaro tajam, yang ditatap hanya cengengesan seperti tak punya urat malu.
"Gue terimah ajakan lo"kata Adira tho the point.
"Yang mana?"Tanya Alvaro sambil mengingat ucapan nya kemarin kemarin
"Surat"jutek Adira
"Oh, yang itu... Tumben gak chat?"tanya Alvaro.
"Males aja, enakan ngomong langsung gue balik dulu ya bye"pamit Adira berjalan keluar kelas Alvaro.
Alvaro berlari mengejar Adira, dan menggapai pergelangan Adira ketika di lorong koridor ips.
"Gue anterin"ujar Alvaro menggenggam tangan Adira dan membawanya berjalan lurus. Itu tadi bukan tawaran tapi pernyataan yang harus Adira turutin.
"Lepasin"tegas Adira
"-_-"
Tidak ada jawaban dari Alvaro. Adira mendengus kesal ni cowok bikin greget banget sih.
Sampai mereka tiba didepan kelas Adira, Alvaro tersenyum manis dia mengelus puncak kepala Adira dengan sangat lembut, dan Adira suka itu.
Bertatap muka cukup lama, Alvaro seakan mengunci pandangan mata Adira untuk terfokus hanya kedia. Mereka berdua tersadar ketika suara cempreng masuk ke indra pendengaran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira(ON GOING)
Roman pour AdolescentsPergi bukan karena menyerah hanya saja Aku sadar kamu milikku tapi tidak untuk sekarang. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Cerita ini ditulis untuk membuktikan seberapa hebatnya kepercayaan dalam suatu hubungan, bukan hanya soal perjuangan melain...