Pergi hilang dan lupakan
Disinilah Adira berada. Sendirian meratapi semua kesalahan yang telah dia perbuat. Andai waktu bisa diulang dia tidak akan meninggalkan sosok laki-laki yang menjadi tujuannya bertahan sampai saat ini.
"Gak usah nangis, gue sama Ashila cuman Temen."
Suara itu, Adorable tahu betul siapa pemilik Suara itu. Benar,ketika Adira membalikan badan sosok laki-laki tampan sedang menatapnya penuh rinduh.
"Alva."Adira langsung memeluk tubuh kekasihnya yang amat ia sayangi.
"udah gak usah nangis."
"Maaf"
Hanya itu yang bisa Adira ucapkan saat ini, Dia Sangat rinduh pelukan hangar Alvaro.
"Hm"
"Aku mau jelasin"
"Gak perluh,Ra. Semuanya udah terlanjur."Alvaro melepas pelukan Adira Dan menatapnya lekat penuh rasa rinduh.
"Gak, Al. Aku mau hubungan Kita baik-baik."Adira terus menangis ketika menatap Mata penuh kecewa dari Alvaro.
"terlambat"
"Gak.. Belinda terlambat, tolong dengerin Aku."
"Gue gak butuh penjelasan lo, Ra. Biarain Semuanya ngalir Dan ingat ini balasan buat cewek yang main ninggalin gitu aja."
"Maaf, Al."
"Shit. Gak usah Minta Maaf, gue udah terlanjur kecewa. Gue mau putus."
Adira menatap Alvaro tidak percaya, apa dia sudah benar melukai perasaan kekasihnya teramat dalam?
"GAK. Gak ada kata putus. INGAT! "
"Egois, gak punya otak."
"Terserah kamu mau ngatain Aku apa,Aku gak peduli. Ingat Al janji Kita Dulu, Gak ada Kata puts diantara Kita."
Adira mengingatkan Alvaro akan syarat konyol yang telah Adira berhijab ketika dirinya menembak Adira dibukit Bandung.
"Oke Kita Gak putus, tapi Maaf gue Gak bisa terus-terusan sama elo. Ada Ashila yang harus gue jaga, Dia sakit Ra."
Sakit? sejak kapan Ashila sakit. Pernyataan itu terngiang difikitan Adira saat ini. Adira tahu betul tentang Ashila mereka sahabatan Selama Tiga tahun tentu ia hafal tindakan yang Ashila lakukan.
"Dan Dia juga orang yang Selama gue cari, Ya. Ashila sahabatan kecil gue?"
Adira terkejut mendengarkannya, apa Alvaro tidak salah bicara?
"Gak,"pekik Adira keras.
"Maksud lo apa?"Alvaro menatap Adira heran.
"Ee, Gak jadi."
"Gue Kira lo berubah, ternyata sama aja. Gak jelas."
Adira melotot Dan langsung menonyor kepala Alvaro.
"Wah, ngajak berantem ni."
Alvaro tersenyum melihat tingka gadisnya yang masih saja sama seperti Dulu. Kalau dibilang Alvaro marah dan kecewa tentu iya.Tapi, mata coklat terang yang Adira punya selaluh melulukan hati Alvaro.
"Varo."merasah dipanggil Alvaro langsung melihat kebelakang, ternyata Ashila sedang berjalan kearahnya.
"Aku tadi nyariin kamu, ternyata kamu Disini,"curhatnya.
"Maaf Ya, tadi Aku kebelakang sekolah Gak ngabari kamu Dulu. Yaudah yuk pulang."Alvaro menggenggam Tanganyika Ashila lembure dan berjalan beriringan. Sebelum melangka sempat Alvaro melirik Adira meskipun hangar sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira(ON GOING)
Novela JuvenilPergi bukan karena menyerah hanya saja Aku sadar kamu milikku tapi tidak untuk sekarang. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Cerita ini ditulis untuk membuktikan seberapa hebatnya kepercayaan dalam suatu hubungan, bukan hanya soal perjuangan melain...