EMPATPULUH TIGA√

172 15 8
                                    


🎶(Geisha-cinta dan benci)🎶



Semakin hari terasah semakin berat, seseorang yang ditunggu tak kunjung hadir. Apa dia bosan atau apa dia sedang marah, seperti sedang bermain teka-teki. Ingin rasanya Alvaro memecahkan semuanya. Kecewa, gelisah bercampur jadi satu. Jika memang sedang ada masalah, seenggaknya diselesaikan baik-baik. Itulah harapan dari lelaki yang sedang termenung didalam kelasnya.

Para sahabatnya tak tega melihat perubahan Alvaro. Wajah ceriah, senyum manis, dan kegilaan dia betubah semuanya. Dingin, iya itu yang sekarang Alvaro pancarkan. Para fans, adek kelasnya sedih melihat perubahan Alvaro sekarang, bahkan Shaila sudah mencoba meyakinkan Alvaro bahwa Adira pasti kembali tanpa harus Alvaro mengurung diri seperti saat ini.

"Al, udah kali jangan nyakitin diri sendiri. Adira pasti balik bro."Sebastian menepuk pundak Alvaro mencoba menenangkan.

"Lo cowok, Al. Harus tegas, masa karena cewek lo gini."

"Bukan masalah cowok, Step. Perasaan lo ditinggal tanpa kepastian tu bimbang semua. Menghilang begitu saja, gue udah cari bahkan tiap hari gue kerumahnya tapi sepi gak ada orang bahkan asistennya juga gak ada. Gue bingung harus gimana lagi, Bro."curhat Alvaro penat dengan semua masalah ini.

"Gue tau, kita semua tau, Al. Ini gak gampang tapi apa lo bakal akhiri hubungan lo secara sepihak? Tanpa menunggu Adira kembali tuk menjelaskan, inget perjuangan lo dulu bro, itu gak gampang. Lo ditolak berapa kali, sampai akhirnya lo dapeti sesrorang yang lo sayang. Apa lo berhenti begitu saja? Gue yakin elo sayang banget sama Adira, jadi tolong perjuangan dia, tunggu dia kembali, Al."ujar Sebastian ingin memberi dukungan agar Alvaro tidak menyerah begitu saja.

"Gue setuju sama Sebastian, Al. Gak mudah kita mempertahankan hubungan yang sudah lama, meskipun gue playboy tapi sayang gue cuman tulus ke satu cewek."

"Tumben bijak lo, Kal."

"Bangsat lo, Step "

"Thanks Bro. Gue sedikit bahagia punya sahabat kek elo pada,"

Sebastian menonyor kepala Alvaro.
"Pala lo peang, sedikit bahagia kata lo. Emang lo dulu-dulu gak bahagia punya sahabat kek gue yang ganteng nya kebangetan."

"Kagak, twmenan ma lo pada bikin gila."

"Wah, ini anak minta di beri pelajaran."

"Yaudah, Kal. Gue yang bikin aja."

"Sok mangga atu, Step."

"Lo bertiga kerjain Matematika hal 50-100, oke"

Mereka bertiga saling menukar pandang dan setelah itu menatap tajam kearah Stevan.
"Gila lo, ngapain ngasih soal ke kita."

"Loh yang bilang ngasih pelajaran, gimana sih lo,"sungut Stevan tak terimah.

"Maksud Maikal pelajaran tu adu kekuatan bukannya pelajaran sekolah, odong-odong,"geram Sebastian.

"Oh"

"Muka lo pengen ditabok ya, Step."

"Gila lo semua, minggir gue mau ke toilet"

Stevan berdiri dan melangkah meninggalkan mereka bertiga yang masih diam ditempat.

"Woy, ngikut gua."teriak Sebastian tanpa malu, kelas berubah seketika menjadi dihutan, dasar orang utan nyasar.

••• ••• •••

Bel pertanda istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Kini keempat cowok somplak memenuhi area pojok kanan kantin, tak lupa dengan kegilaan yang mereka timbulkan. Berbanyi bak orang gila dan tak lupa gombalan yang dilontarkan oleh playboy cap kingkong, mampu membius para fans mereka.

Adira(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang