Seperti ditimpah batu bertubi tubi, Hari ini Alvaro benar benar merasa kesal sebab pasal pertama dia mencoba untuk tidak menyapa Adira, pasal kedua Dia harus menjauh dari Adira dan pasal ke tiga Siang ini ada tugas Ekonomi yang menggila dari salah satu guru killer sekolah ini.Ingin dia kabur tapi sayang ia ingat ancaman dari papanya kalau dia tidak boleh bolos lagi, kalau ketahuan dia akan dipindah ke newyork untuk tinggal bersama oppa dan omanya.
Setelah Alvaro ngedumel dengan hatinya sendiri, tak lama suara yang ditunggu tunggu datang.
Kringggggg
Bel tanda jam terakhir berakhirAlvaro, Sebastian, dan Maikal bersorak riu dan itu membuat teman temannya menoleh kearah mereka.
"Kalian kenapa?"Tanya Pak Abduh heran
"Enggak pak, maaf pak"Jawab Alvaro sopan
"Yasudah tugasnya dibuat PR jangan lupa dikerjain ya anak anak terutama Sebastian"Tegas Pak Abduh sambil melihat kearah Sebastian karena Pak Abduh sangat hafal jika muridnya yang satu ini sering melupakan tugas sekolahnya.
"Astagfirullah gue terus yang kena"batin Sebastian sambil mengelus dadanya.
"Iya pak"jawab satu kelas serempak
Pak Abduh membereskan bukunya dan tak lupa memakai kaca mata yang tadi ia lepas.
"Selamat siang Anak anak"Pamit Pak Abduh
"Siang pak"jawab satu kelas kompak setelah itu Pak Abduh keluar kelas.
Alvaro dan teman temannya membereskan buku bukunya dan berjalan keluar kelas.
"Nongkrong yuk"ajak Maikal ke teman temannya.
"Gue lagi males"Jawab Alvaro cuek
"Udah kali Al, belom saatnya dia jadih milik lo tunggu waktu yang pas"Stevan mencoba menenangkan Alvaro.
"kata kata gue itu Nyet, Cari kata lain sono"Ucap Alvaro terkekeh sambil merangkul Bahu Stevan ala cowok
"Gitu dong bro, gak usah diribetin kalau jodoh pasti ketangkep deh"Tambah Sebastian.
"Tumben otak loh normal"cibir Stevan
"gini gini gue masih punya hati tulus bre tpi sayang cewek cewek gak da yang tertarik sama gue,"sedih Sebastian
"Elo jelek soalnya bre"ejek Maikal
"Orang sabar disayang Tuhan"Sebastian meratapi nasib. "Oh ya gays gimana kalau ke rumah gue aja?"Tawar Sebastian tiba tiba.
"Gass lah bre makan gratis di rumah bunda"kekeh Stevan dan diikuti teman teman yang lain.
"Setuju"heboh Maikal
"Giliran gratisan aja pada mao lu pada,"cibir Sebastian.
"Bunda lo baik nyet, elo nya yang kagak,"Kata Alvaro yang membuat Maikal dan Stevan tertawa seakan bahagia jika meledek sahabatnya satu ini.
"Nasib orang ganteng"Sebastian semakin membuat mbuat mimik mukanya dan itu membuat para sabahatnya semakin tertawa.
Tetapi tiba tiba Alvaro berhenti tertawa dan itu membuat yang lain pun ikut berhenti sekaligus heran karena Alvaro yang tadi tertawa paling keras.
mereka mengikuti arah pandang Alvaro yang menatap lurus kearah parkiran.
Mereka menatap sosok Laki laki dan perempuan yang sedang menaiki motor, ya mereka berdua adalah Adira dan tentunya dengan Aska.
"Mereka jadian?"tanya Alvaro dalam hatinya.
Dia kecewa jika benar Adira berpacaran dengan Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira(ON GOING)
Fiksi RemajaPergi bukan karena menyerah hanya saja Aku sadar kamu milikku tapi tidak untuk sekarang. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Cerita ini ditulis untuk membuktikan seberapa hebatnya kepercayaan dalam suatu hubungan, bukan hanya soal perjuangan melain...