Judika(putus atau terus)Gak semua yang ada pada Kita saat ini akan bertahan selamanya, sama halnya kekasihnya.
Pagi ini Adira berangkat sekolah menggunakan motor kesayangannya. Diperjalanan dia fokus kedepan Bukan fokus berkendara tapi is sedang asik ngelamun. Dan ketika melamun is hampir saja tabrakan dengan sipemilik motor besar berwarna merah yang sekarang berhenti tepat didepan motornya.
Adira menatap Takut, Ya jelas Takutlah. ini karena keteledorannya ketika berkendara. Sipemilik motor turun dan berjalan kearahnya.
Adira lantas memakirkan motornya dan melepas halmnya.
"Maaf. "Satu kata yang berhasil keluar dari Mulut cewek berkuncir kuda dengan poni yang menjadi Ciri khasnya sekarang.
Laki-laki itu membuka halmnya dan tersenyum tipis kearah Adira.
"Santai aja, lo gak papà?" tanya Laki-laki itu.
Adira Sedikit kikuk ketika mendengarkannya, dia masih menatap cengo kearah laki-laki tampan berkulit putih, dan lesung pipit yang menambah ketampanan wajahnya.
"Hay, kok lo ngelamun." lelaki itu melambaikan tangan tepat didepan wajah Adira.
"Ehe, gak..., gue Gak kenapa-kenapa,"balasan Adira Sedikit gugup.
"Gue Mars."
Laki-laki itu menyodorkan tangannya. Adira menjabanya dengan diiringi senyum tipis dibibirnya.
"Gue Adira. "
"Lo anak merah putih?"
"Ya, lo kok tau?"
"Nebak doang. Hmm gue duluan Ya Ara, Bye."
Adira termenung, Mars memanggilnya Ara, seketika ia teringat seseorang.
"Oh Ya, gue ramal kita bakal Ketemu Lagi. Dan Kalau Kita Ketemu lo harus jadi pacar gue,"ucap Mars lantas langsung pergi meninggalkan Adira yang masih menatap lurus kedepan.
"Gue gak Paham,"ujar Adira bingung sendiri.
Adira langsung menaiki motornya dan melaju cepat karena 10 menit lagi bel masuk sekolahnya.
Sesampai diparkiran sekolah, adegan yang selaluh ia hindari akhir-akhir ini. Melihat kekasihnya bermesraan bersama gadis lain. Dengan rasa dongkol dia turun dan berjalan cepat menerobos siswa siswi dan dengan sengaja lewat diantara Alvaro dan Ashila yang sedang bergandengan.
"UPS, sorry." Adira menatap dingin kearah Ashila, meskipun dia sahabatnya waktu SMP siapa dulu yang mulai peperangan dan dia juga yang harus siap-siap menerimah balasannya.
"Sengaja lo."Ashila menatap tak suka kearah Adira.
"Jelas dong, kenapa gak terimah?"tanya Adira mulai galaknya.
"Ra, udah Ya. Gak enak di lihatin Banyak orang. "Alvaro mencoba menenangkan Adira Sebelum dia berubah jadi Singa.
"Bodoamat."Adira tak memperdulikan sekelilingnya.
"Iisshh..., Varo gak usah pegang-pegang sikuman ini."Ashila menarik tangan Alvaro yang mengelus lembut lengan Adira.
"Dasar lambe tura Lo."
Adira meninggalkan Dua manusia yang sudah membuat moodnya pagi ini rusak.
Sesampai dikelas Adira tak Banyak bicara, ia langsung memakai earpond sampai bel masuk berbunyi.
"Woy bell."Amanda menggebrak meja Adira spontan pemiliknya langsung menatap tajam manusia dihadapannya saat ini.
"Dugong, Dasar lo Ya gak Ngotak Kalau ngasih tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira(ON GOING)
Ficção AdolescentePergi bukan karena menyerah hanya saja Aku sadar kamu milikku tapi tidak untuk sekarang. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Cerita ini ditulis untuk membuktikan seberapa hebatnya kepercayaan dalam suatu hubungan, bukan hanya soal perjuangan melain...