🎶(Judika-Tak mungkin bersama)🎶
Adira tersenyum membaca surat dari kekasinya, yang ingin mengajak dia dinner dan tentu saja diterimah. Jadi hari ini dia akan berdandan dan memakai pakaian seperti layaknya perempuan, bukan seperti biasanya yang lebih bergaya laki-laki.
Memilih pakaian heboh sendiri, ni kelamaan tomboy berubah jadi cewek seutuhnya ribet harus milih pakaian yang pas, akhirnya Adira memilih baju sederhana atasan putih dan rok berwarna biru, sederhana tapi kelihatan sweet pas dipakai.
"Assalamualaikum,"salam Amanda dan langsung masuk kedalam kamar Adira.
"Waalaikumsalam, paa banget lo datang"jawab Adira dan mengajak Amanda duduk diranjangnya.
"Wah, gua nyium bau-bau tak enak ini,"curiga Amanda,
"Aaa, Elu ma curingai mulu sama sahabat sendiri."
"Pinter macak o'on kok gak pantes ya, curiga Adira cantik."Amanda mencubit pipi gadis dihapannya dengan gemas.
"Ehe, emm Nda,"panggil Adira dibuat semanis mungkin.
"Apa?"
"Lo bantuin gue buat make up in gue, karena malam ini gue akan jalan sama dambaan hati gue, yayayaya."bujuk Adira sambil menyatuhkan tangannya.
Amanda memutar bolanya, hiberbola. Sudah diduga pasti ada udang dibalik tepung, ee. Batu maksudnya. Dengan senang hati dia menerimah, lagi pula dia suka yang berbauh make up. Apalagi make up in sahabatnya satu ini.
"Lo gak salah orang, pilihan lo sangat tepat. Nanti gua akan rubah lo, sampai Alvaro terkejod,"ujar Amanda menggebu-gebu.
"Makasih, Sahabat terbaik gua."Adira memeluk Amanda dan dibalas Amanda berlagak sok gak suka.
"Baru lo gini ngakuin gue sahabat,"canda Amanda.
"Ehe, gue kan slaluh ngakuin lo, tapi kalau lagi sadar."
Amanda menjitak kening Adira, dasar sahabat laknat.
"Nda,"panggil Adira serius.
"Kenapa?"
"Kalau gua pergi, jangan kangen ya,"kata Adira serius.
"Maksud lo?"tanya Amanda serius.
"Hahaha, muka lo kalau serius jelek ternyata."Adira tertawa lepas berhasil mengerjaih sahabatnya satu ini.
"Ck!!Gue udah serius, malah lo bercandain"
"Uluh-uluh."Adira mencubit gemas pipi Amanda yang sedang merajuk sangatlah lucu.
"Udah, Cream. Yuk gua sulap lo"
Amanda menggeret Adira tanpa aba-aba, alhasil membuat Adira terjatuh dari ranjangnya, dan menatap elang kearah mangsa dihadapannya.
"Eee, Gue gak sengaja."Amanda sudah berlarih duluan dengan emosi Adira ikutan berlari, sampai kejar-kejar dilantai bawah. Adira sudah melempar bantal yang ada di sofa ruang tamu kearah Amanda tapi sayangnya Amanda bisa mengeles, kejadian itu dipantau sang mama muda yang sudah berkacak pinggang dibelakang Adira.
"Ekhem,"deham Vanesa.
"Diem bi, sini lo, Nda."Adira tidak menggubris, ia semakin melempar kearah Amanda yang awalnya menghindar tetapi ketika melihat Vanesa dari belakang langsung diam.
Bugh
"Yeess,"pekik Adira bahagia ketika melihat mangsanya kena umpannya, didalam hati Amanda sudah menahan rasa kesal, untung ada Mama muda. Dengan ketidak sadarannya Adira meloncat kesana kemari, sampai membuat kakinya menginjak kaki seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira(ON GOING)
Fiksi RemajaPergi bukan karena menyerah hanya saja Aku sadar kamu milikku tapi tidak untuk sekarang. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Cerita ini ditulis untuk membuktikan seberapa hebatnya kepercayaan dalam suatu hubungan, bukan hanya soal perjuangan melain...