TIGAPULUH LIMA√

130 15 6
                                    

Rasa ane menyelimuti fikiran Adira, pasalnya sejak kemarin kekasihnya tidak membalas pesannya, mengangkat telvondnya padahal  nomornya aktif, atau emang sengaja menjauh. Tapi dengan dasar apa Alvaro menjauhinya, perasaan dia tidak berbuat sesuatu yang bikin kekasihnya itu marah. Atau jangan-jangan, aaaa. Adira menempis pikiran negatifnya, Ia slaluh ingin berfikiran positif, mungkin Alvaro kecapekan atau sibuk.

Adira memakirkan mobilnya diarea sekolah, tadi Ia mengunggu Alvaro seperti biasanya, Tapi teenyata, Alvaro tidak datang untuk menjebutnya, alhasil dirinya harus membawa mobil sendiri.

Langkah semangat dan senyum manis seperti biasa, meskipun ada sedikit masalah tak ingin rasanya dia melihatkan kepada orang lain. Senyum sapa dari teman-temannya dibalas ramah oleh gadis bermata coklat ini.

"Pagi, Ra."sapa usil dari Dodit dan kawan se genknya.

Adira membalas dengan tersenyum tipis, ketika tak jauh dari hadapannya, ada sosok manusia yang sangat familiar dimatanya. What, siapa perempuan itu?

Adira dengan geramnya berjalan cepat dan menghadang Alvaro bersama perempuan ganjen disebelahnya.

"Woy, maksudnya apa ini?"tanya Adira ngegas.

"Apaansih lo, gak usah sok kenal"balas perempuan yang sedang bergulat manja dilengan kekasihnya, Adira menatap name tag yang bertulis Sandra Akhila.

"He lo perempuan dari pluto, muka mirip tikus dirumah Alvaro, maksud lo apa deketin cowok gue. Lepasin gak"paksa Adira keras melepas genggaman Sandra di lengan kekasihnya, dia milik gue dan gak ada satupun yang boleh bermanja selain gue, Camkan.

"Apaansih lo cewek setengah cowok,"balas Sandra sinis.

"Apa lo bilang, cewek setengah cowok. Wah ngajak berantem lo, maju"kata Adira tersenyun licik.

"Gue gak takut"

"Lo yakin mau adu sama gue?"tantang Adira meremehkan, Sabrina langsung meneguk ludahnya susah paya. Mana mungkin cewek sepertinya melawan juara Nasional, sudah tertera jelas siapa yang kalah.

"Apaan sih, Lo. Jangan gangguin Dia. Inget Dia pacar baru Gue."kata Alvaro penu penekanan.

Adira tercengah dan satu detik, dua detik, tiga detik. Tawanya pecah mengisi koridor pagi ini.

"What pacar kamu? Haha, PRANK huwa,"tawa Adira semakin keras.

"Gak ada yang ngeprank, Lo. terimah aja lo gue duain. Kita gak putus karena perjanjian konyol lo, tapi jangan larang gue berhubungan sama cewek lain."sinis Alvaro dan menggenggam jemari Sabrina membawanya pergi meninggalkan Adira yang masih terdiam seribuh bahasa.

"Ini mimpi kan?"tanya Adira pada dirinya sendiri.

"Gua sumpain lu nanti kecemplung, Empang. Cewek Pluto."teriak Adira keras yang bisa didengar Alvaro dan Sandra.

••• ••• •••

Jam istirahat sudah berbunyi dari beberapa menit lalu. Adira dan Amanda sudah berada di kantin sekolah, mood Adira buruk, andai Amanda tidak memaksa tidak mungkin dia berada disini.

"Kampret, lo kenapa? Diem mulu."tanya Amanda menatap heran sahabatnya yang hanya terdiam sambil mengaduk bakso kesukaannya, seperti orang tak minat makan.

"Ra."Amanda megebrak meja dan hal itu membuat Adira langsung terlonjak kanget.

"Astagfirullah."Adira mengelus dadanya, menatap dongkol kearah gadis dihadapannya.

"Lo ngajak war, Nda."sinis Adira.

"Eee, Enggak lah. lo si diajakin ngobrol diem mulu, punya mulut digunain dong."

Adira(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang