EMPATPULUH SATU√

145 15 7
                                    


(Fiersa besari-waktu yang salah)
🎶Hanin Diya🎶

Hari ini seola semangat Alvaro hilang. Sejak kemarin orang yang dia sayangi hilang tanpa kabar, bahkan acara dinne yang Ia persiapkan hancur, karena sosok perempuan yang ia tunggu tidak datang juga.

Kesal? Sangat kesal, tapi ia juga ingin tahu apa penyebab kekasihnya tak datang dan hilang tanpa kabar. Kalau memang dia menghindar, lantas apa salah Alvaro kepadanya, sampai dia seperti ini.

Jujur, Alvaro sangat merasah kelihalangan, tapi rasa marahnya juga sama besarnya. Dia berharap hari ini kekasihnya bersekolah dan menjelaskan perihal hilangnya dia beberapa hari lalu.

Sedari tadi ketiga sahabatnya melihat kearah Alvaro, tak biasanya lekaki satu ini diam. Tingka laku sbelas-dua belas sama sebastian, tiba-tiba diam, jelas mencurigakan.

"Woy ... Lo kenapa?"tanya Maikal sambil menggebrak bangku.

Alvaro hanya melihat tanpa ada niat untuk membalas ucapan makhluk dihadapannya sekarang.

"Ada masalah ngomong, gak usah diem. Gak pantes lo jadi pendiam, Al."tegur Sebastian menatap Alvaro tajam.

"Gue bingung"

"Bingung kenapa?"

"Adira hilang, gak ada kabar."

"Oh... Hilang"jawab Sebastian dan Maikal santai.

"Ha, hilang,"ujar mereka berdua ngegas langsung.

"Njing, air ludah lu muncrat, Bro."sinis Stevan menatap tajam kedua orang gila dihadapannya.

"Ee, sorry"

"Iya, dia ngilang sejak acara dinner. Gak ada kabar sampai sekarang, dinner pun gagal total,"curhat Alvaro.

"Kok bisa? Tumben Adira gitu, biasanya kan dia paling heboh kalau acara makan."

"Bener tu, Bas. Apa lagi kalau ada es cream,"timpal Maikal sama herannya.

"Mungkin sakit, lo udah kerumahnya?"tanya Stevan, mencoba mencari jalan keluarnya.

Alvaro menggeleng, tanda jawabannya.

"Yaudah, Lo nanti kerumahnya, bener tu mungkin dia sakit,"usul Sebastian.

"Oke, makasih, Bro."

"Yo'i,"jawab mereka bertiga kompak.

Alvaro mencoba biasa saja, ia tidak ingin terlaluh mikir negativ ke pacarnya sendiri. Jika Adira menghilang karena kesalahannya, ia siap menebusnya, ia tidak ingin Adira menghilang seperti saat ini.

••• ••• •••

"Amanda."teriak Alvaro ketika melihat sahabat kekasihnya berjalan seorang diri, tidak seperti biasanya yang selaluh berjalan berdua dengan Adira.

Merasah dipanggil, ia pun mencari ke sumber suara, dan mendapatkan sosok lelaki lari kearahnya.

"Kenapa?"tanya Amanda heran, ketika Alvaro berdiri di hadapannya.

"Adira kemana?"tanya Alvaro langsung ke tujuan.

"Adira... Tadi gak kesekelohan, Al."jawab Amanda sedikit kikuk.

"Kok bisa? Dia sakit? Atau dia kenapa? Gue kemarin lalu juga gak jadi dinner sama, Dia."

"Udah gak usah khawatir, Adira pasti baik-baik saja."

"Yaudah, makasih infonya. Gue duluan ya,"pamit Alvaro.

"Iya, Al. Hati-hari."

Alvaro mengangguk dan berjalan pergi meninggalkan Amanda. Jujur dia tak ingin berbohong, tapi Amanda bisa apa. Dia pun bingung ngomongnya gimana.

Adira(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang