SEMBILAN BELAS√

202 36 26
                                    

Adira berjalan menyusuri koridor sendirian, semakin hari yang ia rasakan hanyalah kesakitan tapi dia tidak ingin membuat sesekililingnya merasa ane akan sikapnya ini, dan untung saja dia gadis yang mampu menyembunyikan semua rasa sakitnya sendiri. Melangkah kaki sambil bersenandung kecil itulah yang Adira lakukan saat ini, untuk menghibur dirinya sendiri.

"Hay"sapa suara berat dengan tiba tiba berada disamping Adira.

"Hay kak"balas Adira ramah sesudah melihat kesamping.

"Tumben sendiri, Amanda kemana?"tanya Aska heran.

"Mungkin udah dikelas duluan kak, soalnya kita gak bareng berangkatnya."jelas Adira

"Oh Ya, Maaf ya gue jarang ngechat kamu akhir akhir ini"

"Iyh kak, Aku tahu ni kakak pasti sibuk belajar"

"Iya Ra, udah kelas dua belas jadi harus lebih fokus"

"Semangat"ujar Adira sambil mengepal tangannya keatas.

Aska tersenyum dan mengacak gemas rambut Adira.

"Aku pasti semangat kalau kamu yang nyemangatin"

"Kakak bisa aja"

Ketika asik mengobrol, tiba tiba ada yang menghadang jalan mereka. Adira sedikit terkejut karena laki laki yang menghadangnya menariknya dan membawanya berjalan dulu meninggalkan Kak Aska disana. Adira menepis tangan Alvaro, ya laki laki yang menghadangnya adalah Alvaro.

"Apa apaan sih lo Al"sentak Adira.

"Aku gak suka lihat Kamu jalan sama cowok lain"tegas Alvaro.

"Dan apa hak lo ngelarang gue buat jalan sama cowok lain, kita disini cuman sebatas teman satu angkatan doang GAK LEBIH"sinis Adira.

Jleb

Perkataan Adira barusan itu sangat benar, dia dan Adira hanyalah sebuah teman tak lebih. Dia yang banyak berharap selama ini dia yang maksa kehendak seharusnya dia sadar Adira tidak mencintainya, dia hanya mengganggu hidup Adira selama ini.

"Dan satu lagi, Lo gak usah sok jadi pelindung gue Al, Gue muak sama lo"ucap Adira pedas, pedas banget neng kek sambel.

"Kalau itu yang kamu mau, Aku bakal jauhin kamu Ra, semoga kamu bahagia sama cowok yang lo sayang dan maaf gue cuman parasit dihidup lo"Alvaro berjalan meninggalkan Adira, sedangkan Adira menatap kepergian Alvaro dengan rasa bersalahnya.

Sejujurnya dia tidak ingin mengatakan hal itu, tapi dia bisa apa dia takut menyakiti Alvaro nantinya, dia sangat menyayangi Alvaro tapi dia tidak bisa merubah takdir.

Adira berjalan lemas menuju kelasnya, moodnya pagi ini sangat buruk kenapa dia harus berjauhan lagi dengan Alvaro? Kenapa. Ia tahu ini salahnya tapi ketakutannya yang membuatnya takut melangkah lebih dalam lagi.

Amanda memperhatikan wajah Adira ketika sahabatnya itu masuk kedalam kelas, tak seperti biasanya. Ia heran apa Adira sedang kerasukan secara kalian tahu Adira tipikal cewek yang aktif bergerak lah ini yang Amanda lihat berbedah dengan biasanya.

"Lo kenapa?"tanya Amanda kepo.

"_"

"Iishh Ra, Elo kenapa?"

"Gue gak bisa bersatu sama Alvaro Nda, Dia sekarang jauhin gue. Ini semua salah gue nda"sendu Adira.

"Maksud lo?"

"Gue tadi maki maki Alvaro, biar dia ngejauh"

"Ra, ketakutan elo yang membuat diri lo dan Alvaro terluka, kalian sama sama sayang jadi tolong jangan gini"

Adira(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang