EMPATPULUH ENAM

114 17 3
                                    

(Andmesh) Ku mau Dia

Seperti hari sebelumnya. Kebiasaan Alvaro dari dua bulan yang lalu,  menjemput dan mengantar pulang sahabat kecilnya, Ashila. Kalau difikir kayak ojek online dadakan.

"Hay,  Varo,"sapa Ashila manis dari belakang punggung Alvaro sambil memeluknya dari belakang.

"Hay,  prisces.  Cantik banget pagi ini,"balas Alvaro sambil mengacak rambut Ashila gemas.

"Kamu ma gombal mulu,Va."

"Orang jujur dibilang gombal."

"Iissh..., udah yuk berangkat."

"Cie salting."

"Varo,udah ngapa"

"Haha....,  iya cantik. Naik gi."

Motor besar milik Alvaro membelai padatnya kota hari senin ini, mereka berdua tertawa bersama tak peduli tatap pengendara lain.

°°° °°° °°°

Seorang gadis cantik tengah melangkah kan kakinya ditempat yang sudah lama tak ia kunjungi. Tempat dimana dirinya merasakan kebahagiaan, bercanda tawa bersama orang-orang terdekatnya,  dan yang terpenting disinilah mulah kisah antara dirinya dan kekasihnya yang gesrek itu

Banyak yang menatapnya dengan tanda tanya yang ketara diraut wajahnya. Perasaannya baru sebentar dia pergi tapi semua terasah sangat berbedah. Semoga saja kekasihnya tak berubah. Harapnya dalam hati.

"Loh,  itu bukannya...., "

"Iya,  makin cantik aja tu manusia. "

"Kapan body gue kek gitu,"

"Doi gua kembali,"

"Bebebku sayang....,"

Sekilas itulah omongan para siswa dan siswi yang melihat kearah gadis dengan paras cantik terlebih mata coklat yang indah.

Mungkin ketika Tuhan menciptakannya dengan perasaan bahagia yang teramat dalam,  dilihat dari bentuk yang ia ciptakan.  Tak ada cacat sama sekali.

Langka gadis itu berhenti tepat didepan ruangan yang sangat ia rinduhkan, disinilah dia bertemu manusia dengan berbagai macam jenis. Dan karakter yang ane-ane.

"Amanda...., "teriaknya melengking dan langsung berlarih ke arah cewek yang tengah membaca novel favoritnya.

"Tuhan....  Sumpah demi apa ini Elo?"

Amanda langsung memeluk sahabatnya yang sudah lama pergi meninggalkannya.

" Gue kangen lo tau,  hiks hiks lo jahat sumpah.  Pergi dan setelah itu gak ngabarin gue sama sekali,  gue khawatir, Ra.  Terakhir ketemu keadaan lo sumpah par—"omongan Amanda terputus ketika Adira membengkap mulut lemes sahabtanya satu itu.

"I am fine,  sayang.  Udah gak usah nangis,  udah jelek manik jelek tau."

"Apaansih lo, gue tu primadona sekolah.  Ingat ya ingat,"balas Amanda tak terimah sambil menghapus jejak yang ada dimanatanya.

"Iya,  deh.  Terserah lo. "

Amanda tertawa receh ketika ia menyadari sikap Adira yang slaluh mengalah ketika berdebat dengannya.

" Btw,  Alvaro kabarnya gimana?"

Mata Amanda membulat sempurna ketika Adira menyebut nama sahabat kekasihnya.

Adira(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang