Pagi ini, Luhan sudah duduk berjejer dengan calon pelamar kerja lain yang sedang menunggu gilirannya untuk di interview. Katanya khusus hari ini, Oh Sehun, atau direktur sekaligus pemilik perusahaan ini akan men-interview langsung para calon pelamar yang datang hari ini untuk melamar kerja.
"Pelamar selanjutnya" panggil seseorang di dalam.
Dan pelamar selanjutnya adalah dirinya. Luhan berdiri tegap dan langsung masuk ke dalam ruangan untuk di interview.
"Silahkan duduk"
"Terima kasih pak"
Luhan menaruh map biru yang di bawanya ke atas meja. Pria yang duduk di depannya pun langsung mengambilnya dan memeriksa surat lamaran kerja dan juga portofolio, dan lain-lain.
"Nama lengkap kamu.. Xi Luhan?"
"Iya, benar pak"
Lembaran-demi lembaran sudah di baca dengan teliti oleh pria yang ada di depannya.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka tanpa pengetukan. Luhan dan pria itu menolehkan kepalanya pada seorang pria jangkung yang muncul di balik pintu. Pakaiannya formal, dan Luhan mengira bahwa dia adalah calon pelamar kerja yang tidak sabar dan masuk seenaknya ke dalam ruangan.
"Maaf saya-"
"Hei, maaf ya pak. Saya sedang melakukan interview. Jadi saya harap, bapak harus tertib menunggu di luar ruangan" protesnya pada pria jangkung itu.
Pria yang duduk di hadapan Luhan pun beranjak dari kursi dan menghampiri sang direktur besar untuk mempersilahkannya duduk di kursinya.
"Saya permisi keluar pak" bungkuknya pada Sehun.
"Silahkan"
Beberapa detik kemudian, pintu pun tertutup kembali. Sehun langsung mendudukan tubuhnya di kursi kerjanya dan meraih map biru yang sebelumnya sudah di periksa oleh pria tadi.
"Maaf ya saya terlambat datang"
"Ya?"
"Tadi itu adalah bawahan saya yang menggantikan saya sebentar"
"Bawahan?"
Luhan mengerjapkan matanya beberapa saat. Pria yang ada di depannya ini meraih name tag besar yang ada di atas meja, lalu membenarkannya dan menghadapkannya padanya. Seakan dia menyuruhnya untuk membaca name tag itu dengan jelas.
Mata rusanya memicing sembari membaca tulisan name tag itu dalam hati.
'Oh Sehun. Director of-'
Pembacaannya dalam hati pun terpotong. Luhan membungkam mulutnya dan melirikan matanya pada Sehun yang sedang membaca isi map birunya.
"Ja-jadi anda direktur disini?"
"Hm. Dan nasibmu ada pada tangan saya"
'Ya tuhann'
Batinnya menjerit tertahan. Luhan langsung berdiri dari kursi dan membungkukan tubuhnya tanda hormat.
"Ma-maafkan perilaku saya yang tidak sopan kepada anda"
"Tidak apa-apa. Saya orangnya pemaaf kok. Silahkan duduk kembali"
"Terima kasih pak Oh"
"..." tak ada reaksi apapun dari Sehun. Pria itu hanya membolak-balikan kertas yang ada di dalam map biru dalam diam.
Sehun melihat ulang portofolio Luhan dengan teliti. Terutama pada fotonya. Ia melirik foto dan wajah asli Luhan bergantian. Tidak ada yang beda. Berarti Luhan memang tidak memakai filter dan kulitnya putih murni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
FanfictionBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian