37. Demeaning

862 139 28
                                    

Sehun menggigit roti isinya di pagi hari. Tanpa di temani kedua putranya yang masih ia titipkan pada Shinhye. Sepi memang. Tapi mau bagaimana lagi. Luhan tidak ada disini dan ia tidak bisa meninggalkan kedua putranya berdua di apartemen tanpa pengawasan pengasuh ataupun dirinya.

Tok tok tok

Giginya berhenti mengunyah, mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu kamar apartemennya.

"Ayahh" teriak Ziyu di luar pintu.

"Ziyu?"

Untuk membuktikan bahwa telinganya tidak salah. Sehun pun beranjak dari kursi dan membuka pintu apartemennya.

"Ayahh"

Ziyu yang berdiri di depan pintunya berhambur memeluknya. Tapi tidak dengan Haowen. Dia langsung masuk ke dalam apartemen dan melewatinya tanpa menyapanya.

"Hai Sehunie" sapa Janice yang terabaikan di depan pintu.

"Oh, hai"

"Boleh aku masuk?"

"Boleh tante"

Sehun hanya bisa diam melihat Ziyu menarik tangan Janice ke dalam rumah dan membawanya masuk ke dalam kamarnya.

"Apalagi ini?" gumamnya.

-

Setelah menghabiskan sarapannya. Sehun berniat menyempatkan masuk ke kamar putranya, tapi niatannya itu terbatalkan ketika melihat Janice keluar dari kamar putranya dan berpapasan dengan di luar kamar.

"Eh Sehunie. Kamu mau berangkat kerja?"

"Hm"

"Udah sarapan?"

"Hm"

Janice melangkahkan kakinya untuk mendekat. "Kalau gitu, pergilah. Dan hati-hati" usapnya pada jas yang di kenakan Sehun. "Biarkan aku yang menjaga kedua anakmu"

"Oke"

Tak ingin berlama-lama di dekatnya. Sehun pun memundurkan kakinya dan memutar kakinya ke arah pintu.

Begitu Sehun sudah pergi. Janice mengeluarkan ponselnya. Dia langsung menghubungi Shinhye untuk melapor.

"Halo bu Oh"

"Halo sayang. Bagaimana? kamu sudah sampai di apartemennya Sehun?"

"Hm, Sudah. Dan tampaknya pengasuh itu tidak datang hari ini" seringainya.

---

At office

"Selamat pagi pak Oh" sapa salah seorang karyawannya yang berpapasan di lorong kantor.

"Pagi"

Dia menyodorkan beberapa lembar kertas padanya, beserta map merah yang membungkusnya.

"Ini ada beberapa lembar file yang harus bapak tanda tangani"

"Oh oke"

Sehun menerimanya sambil berjalan.

Karyawan wanita yang berjalan di sampingnya tampak salah tingkah ketika Sehun mengajaknya untuk naik lift bersama dan menuju lantai yang sama.

-

"Disini juga tolong di tanda tangani, pak"

"Oke"

Tinta bolpoint di tangannya menggurat inisial namanya untuk menanda tangani kertas yang berisikan perjanjian untuk di berikan pada ke perusahaan lain.

"Terima kasih, pak" bungkuknya.

"Oh iya. Nanti tolong beritahu OB untuk antarkan teh hangat ke ruangan saya"

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang