60. Camp (1) / [캠프]

772 102 12
                                    

Next Week

Sehun memarkirkan mobilnya di halaman sekolah. Kedua putranya yang sudah tak sabar ingin bertemu teman sekolahnya pun langsung turun dari mobil dan berlarian ke dekat bis, dimana teman-temannya berkumpul.

"Mereka lucu sekali" Luhan tersenyum melihat Haowen dan Ziyu yang sangat bersemangat menghadiri perkemahan ini.

"Hm. Dan ini adalah pengalaman pertama Ziyu untuk berkemah" usapnya pada rambut Luhan. "Kalau gitu, ayo kita turun"

"Eum"

-

Sehun memasukan kedua tas putranya yang berisi pakaiannya ke dalam tempat penyimpanan barang di dalam bis. Kebetulan kursi yang akan di tempati Luhan dan kedua putranya ada di tengah-tengah. Jadi ia tidak akan khawatir, karena putranya tidak akan mabuk jika duduk di tengah-tengah.

"Bundaa. Ayo duduk disini" panggil Ziyu sembari menepuk-nepuk kursi tengah di sampingnya.

"Iya sa-"

"Tidak. Kursi itu milikku" potong Haowen yang muncul di belakang Luhan, lalu menduduki kursi di samping Ziyu yang di beri untuk Luhan.

"Ih Hyung, awass" dorongnya pada sang kakak yang duduk di sampingnya.

Bahunya bergidik acuh. "Sirheo"

"Ihh Hyu-"

"Sudah, sudah. Tidak apa-apa. Bunda bisa duduk di samping Haowen"

Bibir Ziyu langsung mengerucut. Kedua tangannya pun dilipat di dada, menandakan bahwa ia sangat kesal dan tidak terima.

"Perhatian semuanya" interupsi seorang guru di depan bis. "Apa kalian sudah siap? Kita sebentar lagi akan berangkat"

"Sudah!" jawab murid dan orang tua lainnya serentak.

Luhan yang masih berdiri pun langsung menatap Sehun. "Kamu yakin tidak akan ikut?"

Sebelah tangannya terangkat, menyentuh pipi Luhan. "Jika kamu merindukanku. Panggil saja namaku dalam hati, dan aku akan ada disana untuk menemanimu"

"Mwoya.. aku serius"

"Aku juga serius"

Clop. Pintu bis yang berada di depan sudah tertutup rapat.

"Sepertinya aku harus keluar sekarang"

Sehun langsung mengecup kedua kening putranya untuk berpamitan. "Kalian jangan nakal ya selama di perkemahan"

"Iya ayah" jawab Haowen seorang.

"Ziyu?"

"Hm" gumamnya tanpa membalikan tubuhnya.

Kepalanya pun hanya bisa menggeleng, lalu beralih pada Luhan. Kekasihnya itu tampak terlihat sendu karena dirinya tidak ikut ke perkemahan.

"Hati-hati ya sayang" kecupnya pada kening Luhan. "Kalau kamu sudah sampai, kamu harus langsung menghubungiku, ya?"

"Eum"

"Kalau gitu, aku pergi ya. Jaga anak-anak"

"Iya Sehun"

Setelah berpamitan. Sehun pun langsung berlari kecil ke ara pintu belakang bis, lalu keluar dari bis dan melambaikan tangannya pada Luhan yang ada di dalam bis.

---

13:25 PM

Menempuh berjam-jam di perjalanan. Akhirnya bis yang di tumpangi Luhan dan anak-anak pun sampai di kawasan perkemahan yang terlihat sejuk, walaupun sudah memasuki waktu sore.

"Oke, anak-anak. Sekarang kita sudah memasuki kawasan perkemahan. Ibu harap, setelah bisnya berhenti. Kalian harus turun dari bis dengan tertib dan berbaris di lapangan dekat tenda ya"

"Iya bu!" jawab semua anak-anak bersamaan.

-

Setelah turun dari bis dan berbaris. Luhan pun diberi nonor tenda oleh panitia perkemahan disana, lalu memboyong Haowen dan Ziyu ke arah tenda yang bernomor sama seperti nomor di kartunya.

"Wahh tenda punya kita besar sekali" puji Ziyu.

Luhan langsung menarik zipper tendanya ke arah atas. Dan pergerakannya pun terhenti saat pintu tendanya terbuka dan menyuguhkan isi tenda yang fasilitasnya sudah seperti rumah sendiri.

"Wahh" mulut Haowen dan Ziyu terbuka bersamaan.

"Apakah benar ini tenda kita?" kedua bocah itu langsung mengangguk yakin menanggapinya.

"Wahh disana ada kulkas mini!" tunjuk Ziyu pada kulkas mini di ujung tenda.

Haowen yang melihat itu pun langsung berlari kesana dan membuka pintu kulkasnya, penasaran. Dan ternyata kulkas mini itu berisi beberapa minuman kaleng yang sering ia temui di apartemennya.

"Wahh, minuman!" celetuk Ziyu di sampingnya.

"Ish Ziyu, berisik!" senggolnya pada lengan sang adik.

"Maaf hehe"

-

Semua tas yang di bawa Luhan di taruh di samping kasur. Seluruh tubuhnya terasa sangat penat dan butuh istirahat.

"Kalian jangan lupa istirahat ya. Karena nanti malam kan kita harus bangun untuk menyaksikan api unggun pembukaan"

"Iya bundaa"

Luhan mengangguk sambil tersenyum. Ujung matanya langsung melirik Haowen yang tak ikut menjawab seperti Ziyu. Dia tampak kelaparan dan melahap makanan yang ada di dalam tasnya bersemangat.

"Haowen jangan lupa istirahat ya"

"..." Haowen hanya menganggukan kepalanya, tanpa menghentikan acara makannya.

"Oke" Luhan langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur, dan meraih ponselnya yang ada di dalam saku. Ia harus menghubungi Sehun kalau ia dan anak-anak sudah sampai di perkemahan dengan selamat.

-tbc

-tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♥~

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang