0.3 Past / [과거]

1.7K 217 28
                                    

"Ini kopinya pak" taruhnya secangkir kopi ke atas meja kerja Sehun.

"Terima kasih"

"Saya permisi pak"

Sehun hanya bergumam menanggapinya. Kedua matanya tak bisa lepas dari layar monitor yang menampilkan email dari kliennya.

Tok tok tok

"Masuk"

"..."

Muncul seorang pria dari balik pintu. Sehun meliriknya sekilas. "Hei" sapanya.

"Hei Sehun"

Pria bernama Seunghwan itu mendudukan tubuhnya di sofa ruangan. Dia memperhatikan Sehun yang sedang fokus bekerja di depan monitor.

"Aku masih tidak percaya kalau kau sudah punya dua anak, Hun"

"Kenapa? apa wajahku boros?"

"Tidak. Tapi umurmu itu baru 29 tahun. Dan kau sudah menghasilkan dua anak dengan istrimu yang dulu"

"..."

"Apa kau ingat tentang peramal yang kita datangi dulu?"

"Ingat"

Seunghwan mengeluarkan fotonya dan foto Sehun yang berukuran kecil dari dalam saku celanannya. Ia mengangkatnya pada Sehun yang masih fokus pada layar monitornya.

"Ramalan dari wanita itu tentangku ini benar-benar terjadi. Peramal itu mengatakan bahwa aku akan menikah tahun ini. Dan benar saja, aku jadi menikah tahun ini dengan kekasihku"

"Terus?"

"Terus tentangmu. Peramal itu pernah mengatakan bahwa kau akan punya pengganti untuk istrimu yang sudah tiada"

Jari-jarinya seketika berhenti mengetik. Sehun melirik Seunghwan yang masih mengangkat fotonya di tangan sebelah kanan.

"Tidak semua perkataan peramal itu benar. Mereka juga rela membual demi mendapatkan uang dari orang yang mereka ramal"

"Iya juga sih"

Foto yang sedaritadi ia angkat mulai di turunkan dan di taruh ke atas meja.

"Tapi apa kau senang jika ramalan itu benar-benar terjadi?"

"Sebenarnya aku ingin menjadi single parent. Tapi kalau itu memang terjadi, akan ku syukuri. Haowen dan Ziyu juga pasti butuh sosok ibu di kehidupannya"

"Ya, itu benar"

---

Sepulang dari pekerjaannya. Sehun tak pergi kemana-mana. Ia memilih langsung pulang dan menghabiskan waktunya dengan kedua anaknya yang ada di apartemen.

"Ayah pulang"

"Ayahh!"

Seperti biasa, putra bungsunya itu berlari menyambutnya dengan senyuman yang mengembang.

"Anda sudah pulang pak Oh?" sapa Luhan di arah pantry.

"Hm"

"Ayo kita makan bersama, yah"

Satu tangannya di tarik oleh Ziyu ke arah pantry. Hidungnya tak sengaja mencium aroma harum yang sangat menggugah selera makannya sekarang. Dan ternyata aroma itu berasal dari masakan Luhan yang sedang di tuangkan ke dalam mangkuk.

"Ini makanan terakhirnya"

Luhan menaruhkan mangkuk berisi daging sapi itu di atas meja pantry.

"Silahkan di makan"

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang