69. (Don't) Take it seriously

804 105 17
                                    

Hari semakin siang dan lumayan panas. Para orang tua dan murid yang sudah di persilahkan mendekati kolam di tengah perkemahan pun langsung masuk kesana dan bermain air.

"Hei, Lu" sapa Joohyuk pada Luhan yang berdiri di tepi kolam. "Kamu tidak berenang?"

Kepalanya menggeleng. "Ani"

"Wae? Kolam renangnya tidak dalam kok"

Luhan tersenyum tipis. "Tidak, bukan karena itu. Aku hanya tidak membawa baju ganti sebanyak itu untuk berenang"

"Ohh" kepalanya mengangguk sekilas.

"Hmm kalau gitu, aku masuk ke tenda dulu ya"

"Oke"

-

Masuk ke dalam tenda. Luhan langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur dan memijat pelipisnya pelan. Entahlah, tiba-tiba saja ia terasa pening sampai tak kuat berdiri lama dan ingin cepat di baringkan.

Drrt drrt

Seketika ponselnya bergetar di atas meja. Luhan yang sedang berbaring di atas kasur pun hanya bisa mengulurkan sebelah tangannya ke samping meja, lalu meraih ponselnya dan mengangkat panggilannya sembari berbaring.

"Halo, Yun"

"Halo, Luu" Yuna menaikan nadanya. "Bagaimana kabarmu disana? Aku sangat merindukanmu"

Bibirnya tersenyum tipis. "Kabarku baik. Aku juga merindukanmu"

"Kapan kamu akan pulang? Aku benar-benar sudah tidak tahan tidur sendirian di dalam kamar" sendunya.

"Molla. Mungkin malam ini atau pagi besok"

"Jinjjayo? Yess! Cepatlah pulang ke runah ya. Jangan menginap dulu di apartemennya Sehun"

Kepalanya menggeleng pelan. "Iya, iya. Arasseo"

"Oh iya, Lu. Aku ingin bercerita padamu"

"Mwohae?"

"..."

Srak

"!" Seketika Luhan langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya saat mendengar suara kegiatan Yuna di sebrang panggilan.

"Ehh maaf ya, Lu"

"Suara apa itu?"

"Itu suara plastik. Hari ini banyak sekali barang yang di kirimkan ke toko untuk re-stock"

"Ohh. Kukira kamu tidak sedang bekerja"

"..." Yuna mengabaikan Luhan beberapa detik di sebrang panggilan.

"Oh iya, katanya kamu mau cerita. Cerita apa?"

"Hmm.. aku ingin bercerita bahwa tadi malam itu- Eh tidak, tidak. Tidak hanya tadi malam. Bahkan malam sebelumnya pun aku terus memimpikan kejadian ini"

Mulai penasaran. "Apa itu?"

"Jadi kemarin malam tuh, aku bermimpi menjadi salah satu tamu undangan pernikahan yang misterius"

"Tamu undangan?"

"Eum. Dan awalnya kupikir itu hal biasa saja. Namun, tadi malam. Kejadian menjadi tamu undangan itu pun terjadi lagi pada mimpiku, seakan ingin menghantuiku"

Keningnya berkerut heran. "Kok bisa?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Kupikir mimpi itu ingin memberitahuku tentang temanku yang ada di toko yang mungkin akan menikah. Tapi saat kutanyakan pada mereka, mereka sama sekali tidak punya niatan semacam itu atau menikah"

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang