Setelah mengambil uang di tengah jalan, Kris langsung kembali ke tepi jalan dan memberikan uangnya pada Luhan.
"Terima kasih" Luhan langsung memberikan uangnya pada supir taxi. "Ini pak, uangnya"
"Terima kasih, bu. Kalau gitu, saya permisi" pamitnya.
Luhan hanya menganggukan kepalanya, lalu memutar kakinya ke arah supermarket untuk langsung berbelanja buah-buahan.
Sret
Tapi lagi-lagi lengannya di tarik oleh Kris dan di tahan sampai membuatnya berhadap-hadapan dengannya.
"Ada apa sih?"
"Kau ini tidak tahu terima kasih ya"
Matanya mendelik. "Aku sudah berterima kasih padamu. Jadi kaulah yang tidak tahu sama-sama padaku"
Kris mendengus, tersenyum kecut. "Kau hanya berterima kasih pada uang yang ku ambil. Tapi kau tidak berterima kasih padaku yang sudah menyelamatkanmu dari mobil yang akan menabrakmu" mencoba mengingatkan.
"Ck" genggaman tangan Kris langsung di tepi dari lengannya. "Kau ini ribet banget ya. Cuma karena ingin ucapan terima kasih, kau jadi membesarkannya seperti ini"
"Ya iyalah. Karena jika kau tidak mengucapkan terima kasih, berarti kau tidak menghargai usahaku yang sudah menolongmu"
"..." Luhan menghela nafas panjang. Toh, mengucapkan terima kasih pada orang seperti dia tidak akan merugikan. Pikirnya.
"Terima kasih" ucapnya. Dan setelah berucap seperti itu, Luhan pun langsung pergi ke dalam supermarket dan meninggalkan Kris di tepi jalan sendirian.
-
Luhan meraih keranjang merah di dekat pintu masuk, dan membawanya pergi ke arah tempat buah-buahan yang berada di tengah-tengah supermarket.
'₩ 30.000'. Itulah harga yang tercantum di papan kecil yang di pasang di tengah-tengah buah strawberry yang sudah di bungkus.
"Mahal sekali" gumamnya. Tapi meski begitu, Luhan tetap mengambil strawberrynya yang paling atas.
Srak
Tiba-tiba muncul sebuah tangan di sampingnya, yang sama memegang bungkus strawberry di tangannya. Otomatis kepalanya pun menoleh pada orang di sampingnya. "Anda tidak bol-" ucapannya terhenti saat tahu bahwa orang di sampingnya itu adalah Kris. Pria yang menyebalkan di luar supermarket tadi.
"Ck, kau ini. Ngapain ngikutin aku sih?"
Sebelah alis Kris menaik. "Mengikutimu? Geer banget"
Srak
"Ehh" bungkusan strawberry yang ukurannya sangat besar itu langsung di ambil oleh Kris dan di masukannya ke dalam keranjangnya. "Hei, balikan strawberry ku!"
"Siapa cepat, dia dapat" Kris langsung pergi dari sana.
"Hei!"
Luhan langsung berlari mengejar Kris untuk mengambil strawberry pilihannya yang berada di keranjang Kris. Beberapa pengunjung dan pegawai supermarket yang berada di lorong pun tampak memperhatikannya kebingungan.
"Ck, kembalikan!"
"Méimén" (tidak mau).
"..." kedua alisnya pun bertaut tanda kesal saat melihat Kris menjulurkan lidahnya padanya. "Awas kau y-"
"Mbak, awas!" teriak seorang pegawai yang sedang berdiri di tangga.
Kepalanya pun mendongak ke atas dan membuat matanya seketika membulat saat mendapati beberapa kotak mentega yang akan jatuh ke atas kepalanya.
Bruk
Luhan langsung menutup matanya saat beberapa kotak mentega itu sudah terjatuh ke atas kepalanya.
"Shh" ringis seseorang.
"?" matanya langsung terbuka saat tak sengaja mendengar ringisan seseorang. Kepalanya pun mendongak dan langsung bertatapan dengan Kris yang sedang melindunginya dari jatuhan kotak mentega itu.
"Lo-loh kok-"
"Kau tidak apa-apa?" potong Kris.
"A-aku..." ucapannya di jeda. Luhan melirikan matanya pada rambut Kris yang terkena oleh mentega, sampai ceceran menteganya terjatuh ke atas lantai.
"Ya ampun. Mas dan mbaknya tidak apa-apa?" tanya sang pegawai supermarket yang langsung turun dari tangga.
"O-oh saya tidak apa-apa" jawab Luhan sambil menjauhkan tubuhnya dari Kris.
"Aduhh maaf ya mas. Rambutnya jadi di penuhi mentega kaya gitu"
"..." Kris hanya diam.
"Di-dia tidak apa-apa. Dia hanya perlu dibersihkan saja"
"Oh syukurlah"
Luhan langsung menarik tangan Kris dari sana, lalu membawanya keluar dari supermarket.
-
Di luar supermarket. Luhan langsung membawa tisu basah yang baru saja di belinya pada Kris yang terduduk di motornya. Jarinya pun langsung membuka tisu basahnya dan mengambil tisunya dua lembar.
"Sini biar aku bersihkan"
"..." Kris hanya menurut. Ia membiarkan Luhan menyentuh rambutnya dan beberapa bagian lainnya yang terkena mentega.
"Kau kok bisa ada disana?"
"Seharusnya yang kau lontarkan itu bukan sebuah pertanyaan. Tapi sebuah ucapan terima kasih"
Luhan mendelik. "Ya ya, terima kasih"
Kris langsung mengalihkan pandangannya pada Luhan yang berdiri di depannya. Pandangan Luhan tampak sangat fokus pada rambutnya sambil mengusapnya pakai tisu basah.
"Hidungmu pesek sekali" guraunya.
Kegiatan Luhan pun berhenti. "Enak saja. Hidungku mancung tahu"
"Pesek"
"Mancungg!"
"..." Kris langsung mengangkat sebelah tangannya, lalu mencapitkan kedua jarinya pada hidung Luhan.
"Aww!"
"Biar mancung" kekehnya.
"Sakit tahu!" tepisnya pada tangan Kris.
Kris tersenyum penuh rasa senang sambil melepaskan jarinya dari hidung Luhan.
'Lucu'
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
FanficBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian