09. Important meeting for parents / [부모를위한 중요한 만남]

1.3K 187 29
                                    

Tepat di rapat penting hari ini. Luhan memakai pakaian yang special agar memberikan kesan rapi dan sopan, meskipun dia adalah seorang pengasuh. Apalagi orang yang di wakilkannya sekarang adalah seorang Oh Sehun, direktur besar dari perusahaan Oh.

Warna pakaiannya hari ini adalah pink soft, berjenis lace up yang sangat cocok untuk di pakai ke acara penting seperti ini.

Tapi yang menjadi masalah disini adalah, sepatunya. Luhan tidak punya sepatu pink yang senada dengan lace up yang di pakainya sekarang.

"Yunaa"

"Apa?" sahutnya di dalam kamar mandi.

"Apa kamu punya sepatu pink?"

"Coba cari di rak sepatuku"

Luhan berlari ke arah rak dan membuka setiap kardus sepatu Yuna yang ada disana.

"Ck, gak ada"

Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi. Sialnya, ia masih berada di rumah dan belum pergi ke apartemen Sehun untuk menyiapkan sarapan anak-anak.

"Eh Yun, aku pergi dulu ya!"

"Oke"

Karena tak ada sepatu pink, Luhan pun terpaksa harus memakai sepatu hitamnya yang selalu di pakainya sehari-hari. Memang tidak matching. Tapi apa boleh buat. Ia sudah sangat terlambat dan harus segera pergi ke apartemen.

---

"Maaf saya telat"

Ketiga ayah dan anak yang sedang memakan roti di pantry pun menolehkan kepalanya pada Luhan yang muncul di balik pintu.

"Wahh.. bunda cantik sekalii!" puji Ziyu dengan senyuman lebar yang memamerkan seluruh giginya.

"Biasa aja" cicit sang kakak di sampingnya.

"..."

Sehun belum mengungkapkan pendapatnya pada penampilan Luhan hari ini. Tapi sepertinya pendapatnya akan sama seperti Ziyu. Luhan memang sangat cantik dan tidak terlihat seperti pengasuh pada umumnya.

"Maaf saya telat pak Oh" bungkuknya pada Sehun.

"Di maafkan kok bunda"

"Terima kasih" usapnya pada pipi Ziyu.

Berbeda dari Ziyu dan ayahnya yang sangat terpaku pada penampilan Luhan hari ini. Haowen malah asik meminum susunya sambil memainkan game yang ada di layar ipad besarnya, tanpa melirik Luhan sama sekali.

"Apa kalian sudah-"

"Eh tunggu deh" tahannya pada tangan Luhan.

"Ya pak?"

Jika di perhatikan dari atas sampai bawah. Ternyata ada satu hal yang membuat Sehun merasa janggal. Yaitu sepatu hitam Luhan. Sepatu itu sangat tidak cocok dengan lace up yang di pakainya sekarang.

"Kamu tunggu disini"

"...?"

-

Sehun keluar dari kamar, dengan tangannya yang membawa sebuah kardus sepatu dengan merek mahal. Ia menghampiri Luhan dan menyuruhnya untuk duduk di kursi pantry sejenak.

"Bapak mau ap-"

"Ini adalah sepatu high heels peninggalan istri saya yang warnanya senada dengan pakaianmu"

Kotak sepatunya di buka. Sehun mengeluarkan satu sepatu itu dan meniupnya sedikit pada bagian yang terkena debu.

"Ukuran sepatumu berapa?"

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang