12. Shy / [수줍은]

1.4K 181 32
                                    

Luhan berbaring di samping Ziyu di atas kasur. Tangannya mengusap rambut hitam itu, sambil sesekali mengecup kening Ziyu yang sudah mulai mengantuk.

"Bunda.."

"Ya sayang?"

Peluknya erat pada tubuh Luhan. "Bunda jangan tinggali Ziyu ya"

"Iya. Itu tidak mungkin terjadi"

"..."

Tanpa Luhan sadari, Ziyu sudah mengeluarkan air matanya dengan mata yang terpejam. Dia menangis di pelukan Luhan dalam diam.

"Sekarang Ziyu tidur ya. Besok kan Ziyu harus sekolah"

"Iya bunda.."

Keduanya saling menyalurkan kehangatan dengan pelukan mereka. Luhan menarik selimut bergambar robot itu dan memakaikannya pada tubuh Ziyu.

-

Usai menidurkan Ziyu di kamar. Luhan kembali ke pantry dan berniat untuk menemani Haowen yang sedang mengerjakan pr disana. Tapi ternyata disana sudah ada Sehun yang mungkin baru pulang dari kantor.

"Pak oh sudah pulang" sapanya.

"Hm"

Luhan berdiri di samping Haowen sambil melirik soal di dalam buku.

"Oh iya ayah. Aku dapat nilai 100 hari ini"

"Oh ya? mana coba ayah lihat"

Haowen membuka buku matematika yang ada di sampingnya, lalu memberikannya pada Sehun. Bibirnya tersenyum ketika ia mendapatkan elusan lembut pada rambutnya dari sang ayah.

"Kamu memang pintar"

"Iya dong"

"Haowen pintar" puji Luhan di sampingnya.

"..."

Senyumannya pun luntur. Haowen sempat melirik Luhan sekilas, tapi tak berniat untuk mengatakan, apa yang ada di hatinya.

"Kalau gitu saya pamit pulang ya pak"

Buku di tangannya di tutup dengan cepat. "Mau saya antar?"

"Oh tidak usah pak, terima kasih. Saya sudah di jemput teman saya di depan apartemen"

"Yasudah"

Luhan meraih tas kecilnya, lalu menjauh dari pantry dan keluar dari kamar apartemen.

Pintu pun di tutup dengan rapat. Haowen langsung menundukan kepalanya dengan suasana hati yang tidak enak.

"Ayah ke kamar dulu ya"

"Eh ayah"

"Ya?"

"..."

Sebelah tangannya terkepal, menahan rasa gengsi dan malu untuk mengatakan tentang nilai 100 nya yang di dapat dari rumus yang di berikan Luhan kemarin malam.

"Tolong.. sampaikan terima kasihku pada pengasuh Luhan"

Keningnya berkerut. "Terima kasih? untuk apa?"

"Sebenarnya nilai 100 itu aku dapatkan dari rumus yang di berikan pengasuh Luhan kemarin malam" jelasnya dengan suara pelan.

"Ohh. Kirain terima kasih untuk apa" usapnya pada kepala Haowen. "Iya, nanti ayah sampaikan"

"Terima kasih ayah"

---

Sekarang Yuna dan Luhan sudah sampai di sebuah rumah makan seafood. Katanya ini adalah rumah makan kepunyaan orang tua temannya.

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang