25. Official?

1.1K 165 42
                                    

"Halo pak Oh?"

Tut tut tut

Ponselnya berbunyi. Luhan pun menurunkan ponselnya dan menatap layar ponselnya yang memunculkan notifikasi bahwa pulsanya telah habis. Jadi panggilannya terputus otomatis.

"Yahh habis"

Luhan mengerucutkan bibirnya dan menaruh ponselnya di atas meja.

"Ck, gimana ini? pak Oh pasti akan marah padaku karena aku mematikan panggilannya tiba-tiba" sendunya.

Matanya melirik pintu kamar anak-anak dan pintu apartemen bergantian. Bibir bawahnya di gigit pelan.

"Anak-anak marah gak ya kalau aku tinggal keluar sebentar?" gumamnya bimbang.

"Tapi kayaknya nggak deh" lanjutnya.

Akhirnya Luhan pun memilih untuk langsung keluar dari apartemen agar bisa kembali secepatnya.

-

"Pulsanya sudah masuk. Terima kasih"

"Sama-sama"

Luhan langsung melangkah keluar minimarket sambil menekan nomor Sehun yang ada di riwayat panggilannya.

Panggilan pertama, tak ada jawaban. Panggilan kedua, sama, tak ada jawaban. Dan panggilan ketiga, speaker ponselnya malah mengeluarkan suara operator yang memberitahunya bahwa Sehun sedang berada di luar jangkauan.

"Ihh kok di luar jangkauan sih?"

Meskipun di landa kekesalan. Luhan tetap pergi dari minimarket dan kembali ke apartemen secepatnya.

---

Pukul 8 malam.

Luhan sudah menyiapkan hidangan makan malam untuk Haowen dan Ziyu. Kedua bocah itu sedaritadi belum keluar dari kamar lagi dan pasti belum makan juga.

"Haowen, Ziyu" panggilnya beberapa kali.

Nihil.

Tak ada satu pun dari mereka yang keluar menemuinya untuk makan malam.

"Ya ampun. Semarah itukah mereka?"

Ceklek

Pintu apartemen terbuka. Muncul Sehun di balik pintu, lalu menghampirinya di pantry.

"Eh pak Oh" bungkuknya. "Syukurlah bapak pulang cepat"

"Hm"

Sehun melirik jejeran kursi pantry yang kosong melonngpong tanpa ada kehadiran kedua putranya.

"Haowen dan Ziyu mana?"

"Maaf pak. Tapi mereka tidak mau keluar ka-"

Ceklek

Pintu kamar biru itu pun terbuka. Ziyu melangkah keluar dari kamar dan menghampiri Sehun yang berada di pantry. Kedua tangannya memeluk erat sang ayah sangat manja.

"Mana Haowen?"

"Hyung tidak mau keluar kamar kalau masih ada tante Luhan disini"

Deg

Luhan tertohok mendengar suara Ziyu yang sudah tidak memanggilnya bunda lagi, dan kembali memanggilnya tante Luhan.

Seakan tahu, apa yang sedang Luhan pikirkan. Sehun pun menggenggam sebelah tangannya dan mengusapnya pelan.

"Tidak usah di pikirkan" ucapnya sangat pelan pada Luhan.

"Eum"

---

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang