"Mhh" Luhan melenguh pelan sambil mencari kehangatan saat merasakan ada yang mengusap rambutnya sangat lembut. 'Pasti Ziyu' batinnya.
"Zi-" namun, belum sempat mengucapkan namanya. Luhan sudah dibuat terdiam saat hidungnya tak sengaja mengendus bau parfum yang baunya berbeda jauh dari parfum anak-anak.
"Kamu sudah bangun, sayang?" tanya Sehun pelan.
"..?" dengan tanpa ragunya, kedua matanya langsung terbuka lebar dan mendongak menatap Sehun yang sedang mengusap rambutnya. "Sehun.."
"Syukurlah kalau kamu sudah bangun" bibirnya tersenyum.
Srak
Luhan yang gugup bertatapan sangat dekat dengan Sehun pun langsung terbangun dari atas kasur, dan meloncat keluar kasur sembari menghela nafas panjang. "Hh.. kemana anak-anak?" tanyanya terengah pelan.
"Mereka sudah berada di lapangan untuk melakukan kegiatan akhir perkemahan"
"Ji-jinjjayo?"
"Hm" kepalanya mengangguk. "Wae? Kenapa kamu kelihatan gelisah gitu?"
"Mw-mwo?" matanya mengerjap-ngerjap. "Ge-gelisah? Aniya. Aku tidak gelisah kok. Aku hanya.. kaget, mengapa anak-anak sudah tidak ada di sampingku saat aku bangun" garuknya pelan pada belakang lehernya.
Sehun yang me-notice jelas kegugupan yang di tunjukan Luhan pun hanya bisa tersenyum sembari turun dari kasur untuk mendekati kekasihnya itu.
"O-oh iya, Sehun"
"Hm?" sebelah tanganya terangkat, menyingkirkan beberapa anak rambut di dahi Luhan.
"A-aku mau minta maaf. Aku selalu telat bangun di pagi hari dan membiarkan anak-anak berseka sendiri untuk kegiatan perkemahan mereka"
"Gwenchanayo. Hitung-hitung, mengajarkan mereka untuk melakukannya secara mandiri agar tidak terus merepotkanmu"
"..."
"Kemari" kedua tangannya langsung membawa tubuh Luhan kedalam dekapannya, lalu memberinya beberapa kecupan manis pada keningnya.
"Oh iya, Lu. Karena kamu sudah bangun. Aku dan Seunghwan sudah harus kembali ke hotel pagi ini"
Kepalanya mendongak. "Harus sekarang?"
"Hm. Dan sebenarnya, aku tidak benar-benar cuti untuk ikut liburan perkemahan disini. Tapi aku masih bekerja, namun tidak harus tiap jam"
"Ohh"
Sehun mulai menundukan kepalanya, dan bertatapan sangat dekat dengan Luhan. "Tapi ada satu alasan yang harus kamu ketahui tentang kedatanganku kesini"
"Mwo?"
"Aku sangat merindukanmu. Dan aku tidak bisa sehari pun tanpa memelukmu atau menciumu. Hatiku juga tidak akan tenang jika tidak bisa menjagamu dari jarak dekat" sebelah tangannya perlahan mulai naik pada tengkuk Luhan.
Luhan tersenyum tipis. "Tolong jangan tersinggung. Tapi aku yakin kalau arti dari ucapanmu itu adalah kamu ingin menciumku sekarang juga"
"Almost.." kekehnya pelan.
"Nah ka-"
"Tapi bukan itu yang tepat"
Seketika senyuman dari bibir Luhan pun meluntur. "Lalu apa?"
"..." Sehun mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Luhan. "Arti dari ucapanku itu adalah, aku harus menjadikanmu miliku secepatnya. Dimana jika kamu harus pergi dengan anak-anak tanpa diriku. Aku tidak akan merasa cemas karena kamu sudah menjadi miliku"
"..."
"Aku akan menikahimu, Lu"
"Mw- Hmph!"
Momen yang di tunggu pun terjadi. Sehun langsung mencium bibir cherry Luhan, sembari menekan tengkuknya untuk memperdalam ciumannya.
♡♡♡
Duk. Satu buah kaleng soda berwarna merah berhasil masuk ke dalam wastafel ketika di lempar secara kasar oleh Kris yang berdiri lumayan jauh darinya.
Joohyuk yang kebetulan sedang melewati Kris pun langsung menghampirinya dan menepuk pundaknya. "Ibwayo" interupsinya.
Otomatis Kris pun menoleh dan langsung menatap Joohyuk, seakan bertanya.
"Tolong jangan buang sampah sembarangan" tanpa basa-basi.
"Siapa yang buang sampah sembarangan?"
"Tuh" tunjuknya pada kaleng soda yang berada di dalam wastafel. "Kau baru saja membuangnya kesana"
Kris mendelik. "Tolong jangan memancing emosiku. Aku sedang kesal sekarang"
Kedua mata Joohyuk mulai membulat. "Ya, lalu? Aku tidak peduli. Pokoknya jangan sampai buang sampah sembarangan dan mengotori tempat perkemahan disini"
"Hahh.." Kris menghela nafas pelan sambil sedikit kedinginan. "Daripada kau memarahiku disini. Lebih baik kau ciduk saja dua sejoli yang tengah berciuman di tenda sana" tunjuknya pada tenda Luhan.
Keningnya mengerut. "..Apa? Apa maksudmu?"
"Ck, kau ini. Di tenda itu ada dua orang yang sedang berciuman. Dan kau harus cepat menciduknya agar tidak terjadi hal-hal yang tak di inginkan di tempat ini" jelasnya dengan nada yang sedikit meninggi.
"..."
"Ah terserahlah" Kris langsung memutar balikan tubuhnya ke arah belakang, lalu melangkahkan kakinya tergesa-gesa saat akan melewati tenda Luhan.
"Astaga!"
"!"
Sayangnya langkahnya harus terhenti saat tak sengaja bertabrakan dengan Luhan yang muncul dari dalam tenda sampai membuatnya terkejut.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Kris dan Luhan bersamaan.
"Ihh kau ini. Kau yang tadi menabraku tau!" omel Luhan sembari memakai sendalnya yang ada di depan tenda.
"Enak aja. Kau yang tiba-tiba saja muncul di depanku, sampai membuatku terkejut!" jawab Kris tak kalah sengit.
Sehun yang melihat kejadian itu dari dalam tenda pun langsung keluar dari tenda dan berdiri di depan Luhan. "Stt.. sudah, sud-"
"Dakchyeo" potong Kris.
Kepala Sehun menoleh. "Apa?" mulai beralih menatap Kris.
"Jangan sok jadi penengah"
"..."
Setelah mengucapkan itu. Kris langsung berjalan melewati Sehun, sambil menabrak lengan Sehun yang terjuntai.
"Ish, orang itu ya-"
"Sudah, sudah sayang. Biarkanlah dia"
"Ck" tatapnya tajam pada punggung Kris yang mulai berbelok pada tenda Yoojin.
"Sudahlah, lebih baik kita ke wastafel untuk cuci muka"
"..Eum"
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
FanfictionBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian