Cetrek. Lampu belajar menyala, menerangi buku mewarnai Haowen yang ada di atas meja. Ziyu yang melihat itu pun menelan ludahnya berat, tak kuasa menahan haus.
"Hyung" panggilnya. Sang kakak hanya menolehkan kepalanya sekilas. "Ziyu haus"
"Ziyu mau minum apa?"
"Susu"
"Oke. Tunggu sebentar" Haowen menaruh pensil warna di tangannya pada tempatnya. Lalu beranjak dari kursi, dan keluar kamar.
-
Pintu kamar ditutup rapat. Haowen melangkahkan kakinya ke arah pantry dan mengambil gelas kaca yang ada di atas meja.
"Bagaimana kabarmu Janice?"
Pergerakannya terhenti saat tak sengaja mendengar suara Shinhye yang sedang berbicara dengan Janice lewat ponselnya. Kedua kakinya pun refleks berjongkok dan bersembunyi di balik meja pantry.
"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja" sesapnya pada teh manis di tangannya. "Oh iya, ibu ingin memberitahumu sesuatu"
"Mwohae?"
Shinhye melirik sekilas pintu kamar kedua cucunya yang tertutup rapat. "Ini tentang acara ulang tahunnya Ziyu tiga hari yang lalu"
"Ada apa? Pasti acaranya sangat meriah ya?"
Hidungnya mendengus. "Hm, sangat meriah. Sampai-sampai ada sesuatu yang terjadi disana"
"Oh ya? Kejadian apa?"
"Kamu ingat kan tentang ucapanku di cafe kantor waktu itu?" Janice bergumam, mengiyakan. "Dan aku berjanji akan membuatmu mendapatkan satu point untuk mendapatkan hati Sehun"
"Apa yang ibu lakukan?"
Bibirnya tersenyum sambil melipat kedua kakinya. "Ini memang kejam, karena sudah menyakiti kedua belah pihak. Tapi inilah satu-satunya cara untuk melunturkan kepercayaan Sehun pada Luhan"
"Sepertinya aku tahu arah pembicaraan ibu kemana" terkekeh pelan. "Pasti ibu memfitnahnya, bukan?"
"Maja"
"Wahh, ibu kejam juga ya. Tapi ibu memfitnah apa pada Luhan?"
Shinhye mendesah pelan. "Awalnya, ibu membawa kue kaca yang bentuk dan rupanya sama seperti kue buatan Luhan. Ibu menukar kue itu dengan kue kacangnya. Dan setelah acara pemotongan kuenya selesai, Ziyu pun memakannya. Bocah itu tampak kesakitan dengan lehernya yang memerah akibat kue kacang yang di makannya" jelasnya.
Janice terkejut di sebrang telepon. "Ziyu? Ibu mengorbankan dia?"
"Hm. Semua keluarga disana langsung membawanya ke rumah sakit untuk penyembuhan. Karena kebetulan disana ada Luhan, ibu pun langsung melancarkan aksi fitnahnya dan menuduh Luhan tentang kejadian ini"
Haowen membulatkan matanya saat ceritanya berakhir. Dan rasa penasaran tentang perilaku Shinhye di acara ulang tahun waktu itu pun terjawab. Ternyata yang dilakukan sang nenek disana, sedang melakukan penukaran kue yang di buat Luhan dengan kue kacang yang di bawanya.
"Hyung" celetuk Ziyu di balik pintu kamar. "Apa yang Hyung laku-"
"Stt" satu jarinya terangkat sambil melangkah mengendap-ngendap mendekati Ziyu. "Ayo masuk ke dalam kamar, lalu tutup pintunya rapat-rapat" bisiknya.
"I-iya Hyung"
Kedua kakak beradik itu pun mulai masuk ke dalam kamar, lalu menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
---
Tit
Pintu apartemen terbuka. Sehun langsung masuk ke dalam apartemen sambil memamerkan senyuman bahagianya.
"Hei Sehun" sapa Shinhye yang sudah berdiri di depannya.
"Eh ibu. Ibu mau kemana?"
"Ibu harus pulang sekarang"
"Oke. Tapi maaf jika aku tidak bisa mengantarkan ibu pulang"
Shinhye tersenyum sambil mengusapkan tangannya pada bahu Sehun. "Tidak apa-apa. Ibu juga bawa mobil sendiri kok"
"Oh oke. Kalau gitu, ibu hati-hati ya"
"Iya sayang"
Sehun melangkahkan kakinya ke arah sofa, berbarengan dengan Shinhye yang meraih knop pintu untuk keluar apartemen.
"Haowen, Ziyu" panggilnya pada kedua putranya yang ada di dalam kamar. "Sini nak. Ayah membawa makanan untuk kalian"
Ceklek
Belum beberapa detik memanggil. Kedua putranya pun langsung keluar dari kamarnya, dan berlarian menghampirinya di ruang tamu.
"Yeayy ayahh pulang" sapa Ziyu sumringah sambil mendudukan tubuhnya di samping sang ayah.
"Ayah bawa apa?" tanya Haowen sambil melirik sebuah bucket. "Apa ayah membeli ayam goreng?"
"Hm. Makanlah"
"Wahh, Ziyu suka ayam. Tapi Ziyu tidak mau pakai nasi" tatapnya pada sang ayah, meminta izin.
"Iya boleh, sayang"
"Terima kasih ayahh" Ziyu langsung turun dari sofa dan berlari ke arah dapur untuk mengambil mayonaise dan saus tomat kesukaannya.
Sehun hanya bisa tersenyum melihat tingkah Ziyu yang sangat bersemangat. Tapi tatapannya langsung beralih pada Haowen di depannya yang terlihat murung.
"Haowen kenapa?"
"Hm?" kepalanya mendongak.
"Kok ayamnya gak di makan?"
"Nanti saja" senyumnya tipis.
"Ada masalah?" tebak Sehun asal.
Haowen menganggukan kepalanya sekilas. "Ada yang harus Haowen ceritakan pada ayah"
"Apa itu?"
"Ini tentang-"
"Ini mayonaise dan saus tomatnya!" teriak Ziyu sambil menaruh kedua botol mayonaise dan saus tomat di tangannya di atas meja. "Ayo kita makan Hyung!"
"O-oh ayo"
Ziyu membuka penutup bucketnya, lalu meraih daging ayam yang berukuran besar dan melahapnya bersemangat.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
FanfictionBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian