62. Camp (3) - Revenge / [복수]

720 102 24
                                    

"Sedang apa kau disini?!" tanya keduanya bersamaan.

"Tidak, tidak" Luhan buru-buru menggelengkan kepalanya. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Kau sedang apa disini? Kau tidak sedang menguntitku, kan?"

"Enak saja. Aku itu kesini karena harus menemani temanku untuk menjaga saudara kecilnya yang berkemah disini" jelas Kris.

"Oh ya?" matanya menyipit. "Lalu siapa namanya? Dan kelas berapa?"

"..."

Blank

Senyuman angkuh yang semula di tunjukan Kris pun seketika memudar saat sadar bahwa ia lupa dengan nama saudara perempuan Yoojin yang masih kelas satu.

"Nah kan, kau tidak bisa jawab, kan?" desak Luhan.

"Bisa kok. Saudaranya Yoojin itu baru kelas satu. Tapi ya aku lupa namanya"

"Halah, bohong"

"Bener kok"

"A-"

Drrt drrt

Ucapannya langsung terpotong saat ponsel di dalam saku jaketnya tiba-tiba saja bergetar. Otomatis Luhan pun langsung mengambilnya dan mengangkat panggilannya tanpa membaca nama si pemanggil di layar ponselnya.

"Halo" nada dingin.

"Halo Lu"

"..." tubuh Luhan seketika membeku saat mendengar suara Sehun di speaker ponselnya.

"Lu? Apa aku mengganggumu?"

"Ti-tidak kok"

Kris yang masih berdiri di hadapan Luhan pun perlahan melangkah mundur dari tempat asalnya, lalu berlari menjauh dari Luhan yang sedang sibuk menelepon.

Luhan yang melihat itu pun membulatkan matanya. "Yak!" sampai refleks berteriak.

"Lu? Kenapa kamu meneriakiku?" cicit Sehun di sebrang telpon.

"Oh astaga" matanya langsung mengerjap-ngerjap. "Maaf Sehun. Aku tidak bermaksud meneriakimu" sesalnya.

"Ohh, tidak apa-apa. Aku hanya terkejut mendengarnya"

Bibirnya tersenyum kaku. "Maaf ya"

---

Api unggun mulai di padamkan. Semua anak-anak dan orang tua yang berkumpul pun langsung pergi ke tendanya masing-masing untuk beristirahat.

"Ayo Haowen, Ziyu" ajak Luhan pada keduanya.

"Ayo bundaa" Ziyu langsung menggenggam tangan Luhan, lalu berjalan bersamaan ke arah tenda.

Kedua kakak beradik itu pun langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur dan menarik selimut yang ada disana.

"Bundaa, sini" ajak Ziyu pada Luhan yang masih menarik zipper tenda untuk di tutup.

"Iya sayang, sebentar ya"

Sret. Pintu tenda pun tertutup rapat. Luhan yang sudah merasa penat pun langsung menghampiri Haowen dan Ziyu yang sudah berbaring di atas kasur. Ziyu tampak menggeser tubuhnya ke samping untuk memberinya space agar bisa tidur.

"Good night, bunda"

"Good night, sayang" kecupnya pada kening Ziyu.

"..." Haowen yang berada di samping Ziyu pun menyerongkan tubuhnya ke samping, seakan tak mau melihat interaksi atau momen di antara adiknya dan juga Luhan.

Namun, saat akan memejamkan matanya. Haowen langsung terdiam ketika merasakan, ada yang mengusap rambutnya dari belakang. Dan ia sangat yakin bahwa yang mengusap rambutnya itu adalah Luhan.

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang