Selesai rapat, Sehun langsung izin pamit pada semua orang tua yang hadir disana. Karena ia tidak bisa meninggalkan kedua putranya berduaan di apartemen tanpa dirinya atau orang dewasa di sekitarnya.
Ceklek. Baru saja membuka pintu mobil, tiba-tiba muncul sebuah mobil hitam, yang Sehun sudah bisa menebaknya bahwa itu adalah mobil Shinhye, sang ibu. Keningnya pun berkerut. Mau apa ibunya kesini?. Pikirnya.
Mobil yang di kendarakan Shinhye pun berhenti di samping mobilnya. Ibunya itu terlihat langsung turun dari mobil dan menghampirinya.
"Hai Sehun" sapa Shinhye.
"Ibu ma-"
Ceklek
Ucapannya seketika terhenti saat mendapati Janice yang turun dari pintu mobil di samping sana, lalu berjalan menghampirinya.
"Apa ini?" liriknya pada Shinhye, meminta penjelasan.
"Tenang dulu, sayang. Ibu tidak akan lama disini"
Janice yang berdiri di samping Shinhye pun langsung memundurkan kakinya dan berdiri di belakang Shinhye.
"Darimana ibu tahu kalau aku ada disini?"
"Jungeum. Dia yang memberitahu ibu kamu ada disini"
Sehun menghela nafas. Bagaimana bisa ia lupa kalau kepala sekolah disini sangat berteman baik dengan ibunya.
"Lalu mau apa ibu kesini?"
Bibir ibunya itu langsung tersenyum. "Tolong keluarkan ponselmu dan tunjukan foto yang kita dapat tadi" pintanya pada Janice di belakangnya.
"Baik bu"
Janice langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya, lalu menekan galeri dan menyodorkan ponselnya pada Sehun di hadapannya. "Ini. Kamu harus melihat ini"
Sebelah alis Sehun terangkat. "Tidak mau"
"Ini tentang Luhan. Jadi kamu harus melihatnya.
"Lihat saja" titah sang ibu di sampingnya.
Mendengar nama Luhan di sebutkan, Sehun langsung meraih ponsel di tangan Janice dan menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah foto Luhan bersama seorang pria.
"Ada beberapa foto yang ku ambil. Jadi kamu bisa men-slide nya ke samping"
"..." Sehun tak menjawabnya. Ia hanya bisa terdiam menatap foto Luhan dan seorang pria di dalam layar ponsel yang di pegangnya.
Shinhye dan Janice yang berdiri di depan Sehun pun saling tersenyum simpul satu sama lain saat memperhatikan Sehun yang terdiam menatap layar ponselnya.
"Kalian mendapat foto ini darimana?"
"Ibu mendapatkannya saat melewati supermarket yang ada di pinggir jalan. Dan Luhan sempat berjalan ke tengah jalan, sampai akhirnya pria itu muncul dan menarik tangannya ke tepi jalan" jelasnya.
Hidung Sehun mendengus. Ia langsung mengembalikan ponsel ditangannya pada Janice, lalu langsung masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan ibunya dan Janice yang masih berdiri di samping mobilnya.
-
Di perjalanan. Sehun langsung mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Luhan di layar ponselnya untuk di hubungi. Ia sangat berharap bahwa foto yang di tunjukan oleh ibunya tadi itu hanyalah salah paham.
"Maaf. Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau-"
"Ck"
Alih-alih mendengar suara Luhan. Ia malah mendengar suara operator yang membalasnya. Tapi meski begitu, Sehun tetap mencoba menghubunginya sekali lagi.
"Maaf. Nomor yang anda tuju sedang tidak-"
"Astaga.. kamu kemana sih sayang?" gumamnya kesal.
Bruk
Ponselnya ada di tangannya pun di lempar ke depan mobilnya. Sehun langsung menginjak pedal gas mobilnya, dan mengarahkan mobilnya pada supermarket yang di sebutkan ibunya di sekolah.
---
At supermarket
Sehun memarkirkan mobilnya di depan supermarket di pinggir jalan. Dan pandangannya pun langsung di alihkan pada Luhan yang berdiri di depan kasir, yang sedang membayar barang belanjaannya.
"Ternyata dia benar ada disini"
Sebelah tangannya langsung membuka pintu mobil, dan keluar dari sana untuk menghampiri Luhan.
"Terima kasih mbak"
"Sama-sama"
Luhan meraih kantung belanjaannya yang ada di atas meja kasir, lalu membawanya keluar supermarket.
"Luhan" panggil Sehun.
Orang yang di panggil pun menghentikan langkahnya saat mendapati Sehun berdiri di depan supermarket menunggunya(?)
"Loh, Sehun? Kamu kok ada disini?" kakinya melangkah mendekati Sehun. "Apa rapatnya sudah selesai?"
"Hm"
"Ohh. Tapi, kamu kok ada disini? Kamu mau belanja juga?"
"Tadinya begitu. Tapi setelah melihatmu, aku menjadi memilih tidak berbelanja dan ingin mengantarkanmu pulang"
Luhan tersenyum. "Terima kasih, Sehun. Aku tidak mau merepotkanmu"
Ujung bibir Sehun tersungging tipis. "Kenapa? Aku kan kekasihmu. Jadi aku akan mengantarkanmu kemana-mana"
"Aku tahu. Tapi-"
"Apa kamu membawa seseorang kesini?"
"Hm?"
"Kamu baru saja menolak ajakanku pulang. Apa kamu bersama seseorang disini?"
Kedua mata rusa kekasihnya itu pun mengerjap-ngerjap seperti kebingungan. "Seseorang? Nggak tuh. Aku berangkat kesini sendirian, di antar taxi"
"Oh ya?"
Kepalanya mengangguk. "Hm"
Sehun mulai ikut menganggukan kepalanya. "Oke. Kalau gitu, kita langsung pulang?" sebelah tangannya terangkat di depan Luhan, seakan mengajaknya bergandengan.
"Eum" Luhan langsung menerima sodoran tangannya.
"Kajja"
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
FanfictionBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian