Luhan membuka matanya saat merasakan bahwa motor yang di tumpanginya telah berhenti dan menepi. Tapi bukan rumah yang di temuinya, melainkan sebuah minimarket yang bercahaya sangat terang.
"Kok kita-"
"Jangan bertanya, dan cepat turun. Aku haus" potong Kris sambil mengguncangkan punggungnya yang di sandari oleh kepalanya.
"Ck"
Karena sudah tak bisa tidur lagi. Luhan pun langsung turun dari motor dan masuk ke dalam minimarket.
-
Kris membuka kulkas minuman di dekat rak, lalu mengambil dua kaleng soda dan memasukannya ke dalam keranjang.
Duk
"?"
Kepalanya langsung menunduk dan menatap empat kotak susu di dalam keranjang yang di masukan oleh Luhan.
"Apa ini?"
"Itu susu. Masa sih kau gak tau susu"
"Ya iya tahu. Tapi kenapa kau memasukannya ke dalam keranjangku? Kau kan bisa ambil keranjang sendiri"
"..." Luhan hanya mendelik dan langsung melenggang pergi dari hadapannya.
"Dasar cewek gila" gumamnya.
-
Tit
Semua barang belanjaannya di arahkan pada scanner merah dan di jumlahkan di layar monitor.
"Totalnya ₩ 14.000"
Kris mengerjap-ngerjapkan matanya. "Kok mahal?"
"Harga susunya sedang naik pak" jelasnya.
"Ck" liriknya pada Luhan yang berdiri di sampingnya. Mulutnya menggeram tertahan sambil mengeluarkan uang di dompetnya dengan jumlah yang di sebutkan. "Nih"
"Terima kasih"
Pegawai minimarket itu memasukan semua belanjaannya ke dalam kantung plastik, lalu di sodorkan padanya.
Srak
Tapi kantung plastiknya langsung di ambil oleh Luhan dan di bawa pergi keluar minimarket.
-
Luhan mendudukan pantatnya di kursi depan minimarket sembari mengeluarkan ke empat kotak susunya yang ada di dalam kantung plastik.
Srak
Tiba-tiba kantung plastik di tangannya di rebut oleh Kris. "Dasar gak sopan"
"Ck, nanti akan ku ganti uangmu"
"Oh ya?" Kris langsung mengulurkan tangannya di depan Luhan. "Mana? Aku membutuhkan uang itu sekarang" tagihnya.
Matanya pun mendelik. Luhan langsung mengeluarkan dompet di dalam tasnya, lalu memberikan dua lembar uangnya pada Kris. "Tuh sudah"
"Nah gitu dong" memasukan uangnya ke dalam saku. "Jadi kan aku tidak rugi"
Kris mulai duduk di kursi kosong depan Luhan, dan membuka penutup kaleng minuman yang ada di tangannya.
Glek
Cairan soda di dalam kaleng itu di teguk kasar di tenggorokannya.
"Habis kita minum. Kau harus mengantarkanku lagi ke rumah" ucap Luhan sembari meneguk susunya.
"Uhuk uhuk" seketika Kris terbatuk dan menaruh minuman kalengnya di atas meja. "Tidak, aku tidak mau. Kau pulang sendiri saja"
"Gak bisa kaya gitu dong. Kan teman wanitamu itu menyuruhmu untuk mengantarkanku pulang sampai rumah"
Bahunya bergidik acuh. "Aku tidak peduli"
Kris langsung beranjak dari kursi dan berniat untuk meninggalkan Luhan disini sendirian.
"Kau mau kemana?"
"Pulang"
"Ck, tunggu aku" Luhan langsung beranjak dari kursi, tanpa melupakan ke empat kotak susunya yang berada di atas meja. Ia langsung menggapai lengan Kris agar bisa berjalan bersamaan.
"Kau ini apa-apaan sih?"
"Amanah itu harus di tepati" sindirnya.
"Sudah kubilang, aku tidak peduli" berontaknya pada tangan Luhan di lengannya.
"Tidak boleh. Kau tetap harus mengantarkanku ke rumah" menyandra tangan Kris di genggamannya.
"Kau ini merepotkan ya"
"Biarin. Wlee" lidahnya menjulur pada Kris. Dan pria itu langsung mendelikan matanya sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.
---
Brrmm
Motor yang di kendarakan Kris melaju kencang di jalanan malam.
Puk. Pukulnya pada punggung Kris. "Jangan mengebut!" omelnya.
Tapi bukannya mendengarkan. Kris malah menambahkan kecepatannya dan sengaja menggerakan motornya, layaknya aksi balapan motor di sirkuit.
"Kau-"
"Kris!" panggil seseorang di belakangnya. Otomatis Luhan pun menoleh dan menatap kedua teman Kris yang mengikuti motornya di belakang.
"Itu kan.."
Kris melirik kaca spion motornya yang berada di samping. Dan matanya pun membulat saat tahu bahwa di belakang motornya sudah ada motor Jungho. "Shit" umpatnya.
Brrmm
Tangannya menekan gas pada motornya dan langsung menyelip ke arah lain agar tidak terlihat oleh Jungho.
Luhan memeluk erat perut Kris sambil memejamkan matanya. Setengah rambutnya yang keluar dari helm berterbangan terterpa angin sampai terlihat kusut.
---
Sesampainya di daerah rumah. Kris pun buru-buru menepikan motornya si depan sebuah rumah kecil, yang sepertinya memang benar rumah Luhan.
"Cepat turun"
"Iya iya"
Luhan langsung turun dari motor dan berdiri di sampingnya.
"Kenapa kau malah berdiri disitu? Cepat mas-"
"Gomawo" ucapnya pada Kris sambil tersenyum tipis.
"..."
Kakinya langsung memutar balik dan melangkah ke arah pintu rumah.
Kris yang masih berdiam disana pun hanya bisa menatap punggung Luhan, yang beberapa detik kemudian langsung hilang dari pandangannya karena masuk ke dalam rumah.
"Gomawo". Seketika ucapan itu terputar sekali lagi di dalam telinganya. Dan tanpa sadar ujung bibirnya pun tersenyum tipis di balik kaca helm yang gelap.
Brrmm
Mesin motornya kembali di nyalakan. Kris melirik sekali lagi pintu rumah Luhan, sebelum akhirnya menjalankan lagi motornya ke tengah jalan.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
Fiksi PenggemarBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian