76. Struggle to meet

590 86 12
                                    

Janice menyandarkan punggungnya pada kursi pijat, sembari menenteng ponselnya di samping telinga untuk menunggu panggilannya diterima oleh Shinhye.

Panggilan tersambung. "Halo, Janice" respon Shinhye di sebrang panggilan.

"Halo, bu Oh" senyumannya mengembang. "Bagaimana kabarmu?"

"Baik, sayang. Lalu, bagaimana denganmu?"

"Ajuu joha. Dan aku juga punya berita panas untukmu"

"Apa itu?"

"..." sebelum menjawabnya, Janice meraih garpu makan nya diatas piring, lalu menancapkannya pada strawberry besar, kemudian melahapnya. Hitung-hitung, mengulur waktu untuk memberitahukan berita besar ini pada Shinhye.

"Ck, kenapa kamu malah diam? Jangan membuat ibu penasaran, dan cepat beritahu"

"Baiklah" usapnya pada ujung bibirnya yang terasa basah. "Aku tidak tahu, kalau kesaksianku ini akan mengejutkanmu atau tidak. Tapi yang pasti, Sehun sangat terlibat dengan hal ini"

"Oh ya? Memangnya ada apa sih?"

"Tadi pagi, saat aku ingin menjemput saudaraku di bandara. Aku tak sengaja melihat Sehun.. dan Luhan.. saling berpegangan tangan dan berlarian kearah penerbangan China? dengan sangat terburu-buru" jelasnya.

"Mwo?!" nada Shinhye menaik. "Kok bisa?!"

Bahunya bergidik. "Entahlah. Tapi ya.. kenyataannya seperti itu. Itulah yang kulihat saat di bandara"

"Astaga.."

Seketika hatinya berbunga-bunga mendengar helaan nafas Shinhye yang sangat kasar dari sebrang ponsel.

"La-lalu, ada apa lagi?"

"Eobseo. Hanya itu saja. Dan aku yakin, kalau mereka sudah merencanakan ini dari jauh hari"

"Ck, pasti ini adalah hasutan dari si pengasuh itu"

"Bisa jadi"

"Yasudah, terima kasih atas infomu. Ibu akan langsung ke apartemen untuk melihat Haowen dan Ziyu"

"Baik, bu"

Pip. Panggilan berakhir.

---

At Hotel

Setelah satu jam ditinggal oleh Sehun untuk bertemu klien. Luhan mulai beranjak dari kasur, lalu melangkah mondar-mandir dengan hati yang gelisah, memikirkan kedua orang tuanya yang sudah tidak lagi tinggal di tempat semula.

"Aduh.. gimana ini?" gumamnya. "Apa aku datangi kesana saja ya?"

Drrt drrt. Ponselnya bergetar. Ada pesan masuk dari Sehun.

"Sehun.." jempolnya langsung menekan pesannya.

-Lu, aku sudah mendapat kabar dari klienku. Katanya, pertemuannya hanya berlangsung dua jam-

Kedua ibu jarinya mulai mengetik diatas papan keyboard, sambil mengejanya di dalam hati.

Luhan melirik waktu jamnya di ujung ponselnya, yang sudah menunjukan pukul 12 siang. Dan Sehun baru saja memberitahunya bahwa dia akan pulang, setelah dua jam pertemuannya dengan kliennya.

"Apa aku.. ke desa saja ya?" gumamnya. "Toh, waktu jam pulang Sehun masih lama"

"..." dengan keyakinan hati. Akhirnya Luhan berani untuk menganggukan kepalanya, dan langsung bergegas meraih jaket dan tas kecilnya, lalu keluar dari kamar hotel untuk ke desa.

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang