46. Mirror / [거울]

956 124 16
                                    

Sehun buru-buru melepaskan tautannya tanpa membuka matanya yang terpejam.

"Ma-maaf" ucapnya terbata-bata. "Aku akan keluar sekarang" meraba knop pintu di sampingnya.

"..."

Luhan melangkah mundur dari sana, sambil mencengkram erat handuknya yang hanya menutupi setengah tubuhnya.

Ceklek

Begitu sudah menemukan knop pintunya. Sehun langsung keluar dari kamar mandi dan menutup pintunya rapat-rapat.

---

Terus tak mendapat respon dari sang ayah. Ziyu pun menjauh dari pintu kamar tamu dan beralih ke sofa ruang tamu untuk membaringkan tubuhnya.

Tok tok tok

"Sehun, ini ibu" terdengar suara Sinhye di luar apartemen.

Ziyu yang akan berbaring di sofa pun terpaksa kembali berdiri dan hanya bisa memandang pintu apartemennya dari jauh.

"Oma-"

"Tunggu sebentar" potong sang ayah yang muncul di kamar ruang tamu. Otomatis kepalanya pun menoleh sambil menunjukan raut kebingungan.

Tit

Pintu apartemen terbuka. "Silahkan masuk bu" bungkuknya sekilas pada Shinhye.

"Hm, terima kasih"

Shinhye melangkah masuk ke dalam dan menghampiri Ziyu yang sedang berdiri di depan sofa sambil menggaruk kepalanya.

"Ehh cucu oma" sapanya sambil merentangkan tangan, berniat untuk memeluk.

"Hai oma" peluknya pada sang oma.

"Kamu baru bangun sayang?"

"Iya oma"

Setelah menutup pintu. Sehun langsung berjalan ke arah dapur dan mengambil air minum untuk menetralkan suhu tubuhnya yang lumayan panas.

"Kemana pengasuh itu?" tanya Shinhye tanpa menoleh padanya.

Tenggorokannya pun menelan airnya kasar. "Luhan.. dia belum datang" bohongnya.

Ziyu yang mendengar jawaban itu pun mengerutkan keningnya. Tapi beberapa detik kemudian, kerutan kebingungannya pun menghilang setelah sang ayah memberikan kode padanya untuk mengikuti alurnya.

"Jam segini belum datang?"

"Hm"

"Kok kamu santai gitu sih? Seharusnya kamu hubungi dong" emosinya memuncak.

"Iya, nanti kuhubungi"

Mata wanita paruh baya itu mendelik. Mengapa bisa anaknya ini begitu sangat santai ketika pengasuh yang seharusnya sudah ada disini masih ada diluar? Seharusnya dia cepat menghubunginya karena sebentar lagi dia pun kan harus pergi bekerja. Pikirnya.

"Tumben ibu datang kesini. Ada apa?"

"Ibu ingin bertemu dengan Ziyu yang besok akan berulang tahun" usapnya pada kepala Ziyu sambil tersenyum.

"Ulang tahun?" liriknya pada Ziyu. Dan putranya itu mengangguk, menjawab pertanyaannya. "Astaga.. ayah lupa nak"

Bibir putranya mengerucut. "Kok bisa lupa?"

"Maaf sayang. Ayah terlalu sibuk kemarin"

Shinhye menggelengkan kepalanya. "Makanya jangan terlalu keras pada pekerjaan, akibatnya kamu jadi lupa pada ulang tahun anakmu sendiri kan"

"Iya bu, maaf"

"Minta maaflah pada Ziyu"

Sehun mengangguk dan langsung tersenyum pada Ziyu. "Maafkan ayah ya nak"

Ziyu melipat kedua tangannya di dada. "Pokoknya ayah harus membelikan Ziyu kado yang sangat besar" merajuk.

"Iya sayang. Nanti akan ayah belikan"

Ceklek

Di tengah-tengah kehangatan mereka. Tiba-tiba muncul suara pintu terbuka dari arah pintu kamar tamu yang berada di ujung apartemen. Otomatis pandangan mereka bertiga pun beralih pada pintu itu.

"Loh, disana ada orang?" tanya Shinhye.

Sehun buru-buru keluar dari pantry dan berlari kecil ke arah pintu kamar tamu. "Ng-nggak kok".

"Masa sih? Pintu kamarnya kan gak mungkin bisa kebuka sendiri"

"Pintu ini kan.." liriknya sekilas pada Luhan yang bersembunyi di balik tembok. "Pintu ini kan pernah rusak dan sepertinya sekarang rusak lagi"

Pintu buru-buru di tutup rapat-rapat agar tidak menumbuhkan rasa curiga pada Shinhye.

"Kalau begitu, biar ibu coba lihat dan-"

"Tidak usah, terima kasih" kakinya berlari kecil pada Shinhye. "Lebih baik kita ke kantor sekarang yuk"

"O-oh oke"

Shinhye langsung beranjak dari sofa dan ikut melangkah di samping Sehun yang menghampirinya.

"Tapi anak-anak gimana?"

"Luhan pasti akan cepat datang" liriknya sekilas pada Ziyu. "Iya kan sayang?"

"Iya ayahh"

Kepala Shinhye mengangguk. "Oke"

Mereka berdua pun melangkah ke arah pintu dan keluar dari apartemen.

---

Di perjalanan menuju kantor. Shinhye merogoh sesuatu dari dalam tasnya, lalu di taruh di samping Sehun yang sedang menyetir.

"Ibu sudah menyewa satu tempat untuk merayakan ulang tahun Ziyu besok. Dan itu kartu alamatnya"

Sehun hanya meliriknya sekilas tanpa tertarik untuk melihatnya.

"Kamu tidak bisa menolak atau sengaja tidak akan datang ke tempatnya. Karena Janice sudah membayar tempat itu dengan uangnya sendiri untuk tanda permintaan maafnya padamu dan juga kedua putramu"

Hidungnya menghela nafas berat. "Apa ibu tidak mendengarkanku di basement kemarin?"

"Mwo?"

"Aku sudah tidak ingin melihatnya . Dan aku sudah memaafkannya. Jadi aku tidak akan menerima ini" sebelah tangannya meraih kartu itu dan memberikannya pada sang ibu.

Shinhye tersenyum kecut. "Jangan bilang kalau kamu menolak ini hanya karena pengasuh miskin itu?" sindirnya. "Jika ayahmu ada disini. Pasti dia akan kecewa melihatmu berpacaran dengan pengasuh miskin itu daripada Janice"

Ckit

Sehun menginjak rem mobilnya mendadak. Shinhye yang berada di sampingnya pun cukup terkejut dan ingin memukulnya.

"Apa-apaan kamu ini?!"

Bibirnya tersenyum tipis. Seakan ingin menunjukan bahwa sifat licik dan jahat yang di miliki ibunya itu pun ada pada dirinya juga.

"Bu, ayah memang kecewa padaku. Tapi dia akan lebih kecewa jika melihat istrinya memaksa putranya untuk di jodohkan dengan orang yang jahat seperti istrinya"

Mata Shinhye membulat.

"Ibu jangan heran jika melihat aku seperti ini. Karena sifatku yang seperti ini kan turunan dari ibu. Jadi kuharap ibu menyadari itu" senyumnya.

-tbc

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang