Luhan sudah sampai di perusahaan Sehun. Bahkan sekarang ia sudah duduk di sofa ruangannya dan menatap majikannya yang masih sibuk di depan layar monitor.
"Jagi gimana rapatnya? apa yang mereka bahas?"
"Mereka membahas ujian dan liburan setelah pembagian rapot di musim panas" still menatap Sehun.
"Ohh"
Ludahnya tercekat. Otaknya benar-benar bingung harus menjelaskannya bagaimana. Pasalnya ketika kepala sekolah, Jungeum, mengatakan bahwa ada beberapa kegiatan yang belum terbayarkan untuk musim panas nanti. Luhan secara refleks mengatakan bahwa semua kegiatan itu akan di tanggung semuanya oleh Oh Sehun. Dan sialnya, biayanya pun tidak bisa di bilang sedikit.
"Gimana ini?" gumamnya cemas.
"Kamu kenapa Lu?" liriknya dari arah meja kerja. "Apa ada masalah?"
"A-ada"
"Apa?"
"..."
Sebelum menjelaskan dan mengubah suasan menjadi tegang. Luhan menggeserkan pantatnya untuk mencari posisi duduk yang nyaman dengan hawa yang dingin agar otak dan pikirannya ini bisa bekerja sama ketika saat menjelaskan nanti.
"Begini pak Oh. Sebelumnya saya minta maaf sebesar-besar pada bapak. Karena di rapat tadi, saya keceplosan mengatakan bahwa pak Oh akan menanggung semua biaya kegiatan semua murid di musim panas nanti"
"Memang berapa biaya yang harus saya bayar?"
"10 juta ₩"
Sehun menaikan kedua alisnya. Terkejut memang. Tapi untuk kegiatan sekolah anaknya, ia akan tetap memberikan uangnya asalkan kedua anaknya itu mendapatkan tempat dan pakaian yang terbaik untuk musim panas nanti.
"Yasudah, nanti saya akan mentransfer uangnya ke rekening bu Jungeum"
"Ba-bapak serius?"
"Hm. Apapun akan saya lakukan untuk kedua anak saya"
"..."
Akhirnya hatinya bisa merasa lega, mengetahui bahwa Sehun tidak marah dengan kesalahannya.
"Apa ada yang lain?"
"Yang lain?"
"Hm"
Otaknya berpikir sejenak.
Ting
Kejadian memalukan yang terjadi di toilet bersama Jueun pun muncul di ingatannya. Terlebih saat ia dengan seenaknya menyebutkan bahwa 'Saya adalah istri pak Oh' pada orang lain itu membuatnya malu dan ingin melayang sekarang juga.
"Kok diem Lu?"
"I-itu-"
"Masih ada masalah lain? apa? apa masih ada yang harus saya bayar?"
"Ti-tidak pak. Tapi ini tentang kesalahan saya pak"
Ke fokusannya pada layar monitor pun buyar dan langsung beralih pada Luhan. "Kesalahan apa?"
Luhan menempelkan kedua telapak tangannya, lalu menggosoknya di hadapan Sehun untuk tanda maaf yang sebesar-besarnya.
"Tolong maafkan saya pak Oh. Saya sudah mengaku-ngaku menjadi istrinya pak Oh di rapat tadi" sesalnya.
"..."
Ting
Secara kebetulan. Di layar monitornya muncul sebuah notifikasi kiriman email dari Jueun. Wanita itu mengatakan sangat senang karena sudah bertemu dengan istrinya, yaitu Luhan.
"Astaga.. kok bisa jadi kaya gini?"
"Maafkan saya pak Oh.." terus menggosokan tangannya sampai hangat.
"Kok kamu bisa bicara gitu?"
"Tolong maafkan saya pak Oh"
Kepala Sehun mulai terasa pening. Ia beranjak dari kursi kerjanya, lalu melangkah ke dalam toilet pribadinya yang ada di dalam ruangan.
"Eh pak Oh. Tolong maafkan saya"
Karena tidak tahu kalau Sehun itu masuk ke toilet. Luhan pun ikut berdiri dan mengikuti langkah Sehun yang masuk ke dalam toilet.
"Luhan? kamu mau ap-"
Brak
Pintu toilet pun tertutup dengan sendirinya.
Otomatis Sehun pun langsung mencoba menariknya, karena ia tahu bahwa pintu toiletnya itu rusak dan akan sulit di buka jika sudah tertutup seperti ini.
"Nah kan, gak bisa di buka"
"Ya ampun, pak Oh. Saya benar-benar minta maaf"
"Sudahlah. Kamu jangan panik. Saya akan langsung menghubungi cleaning service kantor untuk membukakan pintu ini"
"Baik pak"
-
Setengah jam berlalu. Pintu toilet pun masih susah untuk di buka karena bahan pengunci pintunya itu terbuat dari logam yang sangat tebal.
Hawa dingin di dalam toilet pun membuat Luhan mengusap kedua lengannya dengan kondisi mata yang sudah sangat mengantuk.
"Lu, kamu ngantuk? kamu tidur di bahu saya aja"
"Ng-nggak pak, terima kasih"
"..."
Luhan terus membenarkan posisi kepalanya yang selalu menyandar pada bahu Sehun di sampingnya.
"Kenapa kamu gak mau nurut sih?"
"..."
Sehun membenarkan posisi kepala Luhan dan menyandarkannya pada bahu lebarnya. Deru nafas Luhan yang teratur pun membuat bibirnya tersenyum tipis sambil mengusap rambut panjang Luhan yang terurai.
---
Setelah dua jam berhasil di keluarkan dari toilet. Sehun pun mendudukan tubuhnya di atas sofa kecil di samping Luhan. Pengasuh anaknya itu masih tertidur nyenyak di atas sofa dengan mulut yang sedikit terbuka menghadap langit ruangannya.
Ia mendekatkan wajahnya untuk menatap wajah Luhan saat tidur. Satu jarinya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Luhan.
"Cantik" pujinya sangat pelan.
Matanya pun turun menatap bibir Luhan yang sedikit terbuka. Ia mengangkat dagu Luhan untuk menutup bibirnya yang terbuka.
"Tolong maafkan saya pak Oh" igau Luhan.
"..."
"Saya tidak bermaksud seperti itu"
"..."
Sehun mengeluarkan senyumannya yang khas. Ia mengusap rambut Luhan dengan sayang agar dia bisa tidur tenang dan tidak mengigau seperti tadi.
"Saya sudah memaafkanmu, Lu"
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
Fiksi PenggemarBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian