05:36 AM
Drrt drrt
Layar ponsel menyala di atas kasur, menampilkan panggilan masuk dari seseorang yang meminta di angkat sekarang juga. Sehun yang terganggu pun mengambil ponselnya dan mengangkatnya tanpa membuka matanya.
"Halo"
"Halo, selamat pagi pak Oh. Maaf jika saya mengganggu. Saya hanya ingin mengingatkan tentang survei tempat jam 6 pagi hari ini"
"Survei?"
"Iya pak"
Beberapa detik mengumpulkan ingatannya, akhirnya Sehun pun ingat tentang survei penting hari ini. Matanya langsung terbuka lebar dengan ekspresi wajah yang tak terkondisikan.
'Ya ampun. Mengapa aku bisa lupa?' rutuknya dalam hati sambil membenarkan posisinya.
"Saya akan menunggu bapak di lobby ya"
"I-iya"
"Baik"
Pip
Panggilan pun berakhir. Layar kembali pulih seperti semula dan hanya menampilkan jam, koneksi, dan baterai ponselnya yang melemah.
"Aku harus bangun dan bergegas sekarang"
Dug
Akibat tergesa-gesa. Jam tangan yang di pakai di lengan sebelah kirinya pun tak sengaja membentur kepala Luhan yang sedang tidur. Tentu Sehun berhenti bergerak dan mengalihkan pandangannya pada Luhan yang mulai melenguh.
"Luhan.." gumamnya.
Luhan merubah posisi tidurnya jadi memiring dan sedikit memperlihatkan belahan dadanya yang tak tertutupi oleh kancing atas kemejanya yang terbuka.
Sehun yang tak sengaja melihat 'itu' pun menjadi tambah gerogi, nervous dan salah tingkah dengan posisinya saat ini.
'Sial. Membuatku panas saja'
Daripada bingung harus berbuat apa. Akhirnya Sehun pun memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajah dan matanya yang tidak sinkron tadi.
-
Keluar dari kamar mandi, mengusap wajahnya dengan handuk kecil. Sekarang Sehun sudah ingat, mengapa ia bisa tertidur berdua di atas kasur, dan selimut yang sama dengan Luhan. Ini karena udara dingin semalam yang membuatnya pindah ke atas kasur dan.. memeluk Luhan.
Namun, terlepas dari itu semua. Yang perlu di lakukannya sekarang adalah membangunkan Luhan dan mengajaknya pulang.
"Gimana ya membangunkannya?" tatapnya pada tubuh Luhan. "Apa aku langsung gendong ke mobil aja ya?"
Tiga detik kemudian.
"Ah nggak deh. Aku bangunkan saja"
Handuk yang ada di tangannya di taruh ke atas meja, lalu beralih pada lengan Luhan, berniat untuk mengguncangnya.
"Lu-"
Sehun mengatup mulutnya ketika Luhan membalikan tubuhnya dan menghadapkan wajahnya ke atas. Wajahnya dengan wajah Luhan pun menjadi sangat dekat. Hingga terlihat seperti dua pasangan yang akan berciuman.
Tapi di balik itu semua. Lagi-lagi Sehun di buat salah fokus dengan belahan dada yang terlihat dari luar kemeja Luhan.
"Mengapa aku harus melihatnya lagi? apa tuhan ingin menguji imanku karena sudah tidak di beri jatah bertahun-tahun?"
Suhu tubuhnya mulai terasa panas dan akan tidak baik jika di biarkan terus begini.
"Sebaiknya aku bangunkan Luhan dari jauh saja"
---
Setelah membangunkan Luhan. Sehun langsung mengajaknya keluar dari motel untuk masuk ke dalam mobil dan pergi dari sini.
"Shh"
Luhan meringis kedinginan, terkena terpaan angin pagi di depan pintu motel.
"Wahh, sepertinya kalian menghabiskan malam yang panjang ya" celetuk seorang pegawai yang muncul di samping pintu motel.
Kening Sehun berkerut bingung. "Ya?"
"Kegiatan kalian semalam, membuat istri anda masih merasakannya"
Sehun menolehkan kepalanya pada Luhan yang sedang meringis kedinginan. Seakan cepat tanggap dengan ucapan sang pegawai. Sehun pun mengusap wajahnya sambil menghela nafas panjang. Pegawai itu ternyata salah kaprah dengan ringisan dari Luhan. Disangkannya Luhan meringis karena perbuatannya, padahal realitanya Luhan meringis itu karena kedinginan di terpa angin disini.
"Semoga bapak cepat mendapat momongan ya"
"..Ya"
Pegawai motel itu membungkukan tubuhnya sekilas pada Sehun yang mulai pergi ke arah mobil.
"Hati-hati di jalan"
---
Mobil Sehun menepi di depan rumah kecil Luhan. Dia menekan pembuka kunci mobilnya untuk Luhan keluar.
"Terima kasih ya pak, sudah mau mengantarkan saya pulang"
"Hm. Nanti kamu langsung ke apartemen ya"
"Baik pak"
Luhan langsung keluar dari mobil dan berdiri di depan rumahnya untuk menunggu mobil Sehun pergi.
"Hati-hati di jalan pak"
-
Di dalam rumah. Luhan menaruh asal tasnya ke atas kasur. Ia langsung meraih handuk mandinya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Luhan berdiri di depan cermin sambil membuka semua kancing kemejanya. Dan ketika ingin melepas kemejanya. Hidungnya tak sengaja mencium aroma parfum yang familiar di kain kemejanya.
"Bau parfum ini seperti.." endusnya sekali lagi pada kemejanya. "Seperti bau parfum Sehun"
Keningnya berkerut. Kok bisa kemejanya menjadi beraroma parfum Sehun seperti ini?
"Ah tapi sepertinya tidak mungkin. Hidungku pasti bermasalah"
Meskipun tidak yakin. Tapi Luhan tetap menganggap bau parfum itu hanya kesalahan dan melempar kemejanya ke dalam tempat pakaian kotor.
---
At apartment
Luhan berjalan menyusuri lorong apartemen dengan setelan rambut high bun yang mengekspos leher belakangnya.
"Pak Oh?"
Dirinya terkejut mendapati Sehun yang berlari di lorong apartemen.
"Haowen dan Ziyu sudah ada di dalam ya"
"I-iya pak"
"Saya harus pergi sekarang" pamit Sehun sambil melewatinya.
Aroma parfum yang di pakai Sehun pun tak sengaja tercium oleh hidungnya dan membuat tubuhnya seketika terdiam.
"Aroma ini kok.. sama sekali ya sama aroma parfum yang menempel pada kemejaku" gumamnya terheran-heran.
Meski masih bingung dan heran. Luhan tetap melanjutkan jalannya dan masuk ke dalam kamar apartemen.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
FanfictionBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian