77. Shaken

656 89 14
                                    

Tak terasa, hari sudah sore. Pertemuan Sehun dengan kliennya yang berlangsung dua jam pun telah selesai dan diakhiri dengan jabat tangan, dan juga salam perpisahan.

Sehun menghela nafas pelan. "Hahh.. akhirnya bisa pulang juga" kedua kakinya melangkah kearah pintu keluar, sembari merogoh saku jasnya untuk mengeluarkan ponselnya. "Kira-kira, sekarang Luhan sedang apa ya?" gumamnya.

Drrt drrt

Namun, saat akan menghubungi Luhan. Tiba-tiba saja ponselnya bergetar dan di atas layarnya pun muncul panggilan dari aplikasi yang digunakannya disini, dengan nomor yang sangat familiar, yaitu nomor ibunya.

"Ibu?" keningnya berkerut. "Ada apa ya?" ibu jarinya langsung mengangkat panggilannya, lalu mengarahkan ponselnya ke samping telinganya untuk mendengar suara ibunya. "Halo, bu"

"Halo, Sehun. Bagaimana kabarmu di China?" tanya Shinhye to the point dengan nada menyindir.

"..." otomatis Sehun pun langsung terdiam, tanpa kata-kata, sambil memikirkan, bagaimana bisa ibunya tahu kalau ia sekarang ada di China?. Pikirnya. Tapi meski begitu, ia tetap harus bersikap tenang dan jangan menunjukan kegugupan atau yang lainnya, agar ibunya tak curiga.

"Kamu pasti terkejut, bukan?" kekeh Shinhye di sebrang panggilan.

"Tidak, aku tidak terkejut. Aku memang sedang ada di China. Tapi aku berada disini karena ada pertemuan yang harus kulakukan dengan klienku" jelasnya.

"Oh ya? lalu, apa gunanya Luhan yang ikut bersamamu kesana?"

"..." lagi-lagi Sehun hanya terdiam dilontarkan pertanyaan tak terduga dari ibunya.

"Wae? apa pertanyaan ibu salah ya?"

"...Darimana ibu tahu?" nadanya tetap tenang.

"Jadi, pertanyaan ibu benar? Luhan memang ada disana bersamamu?"

Seketika saja, suasana hatinya mulai berubah menjadi suram, dan mood untuk mengobrolnya pun perlahan hilang akibat ibunya yang terus menyindirnya.

"Jawab saja. Darimana ibu tahu tentang itu?"

"Ibu mengetahui hal itu dari Janice. Dan Janice secara langsung diberi tahu oleh 'Seunghwan' di bandara, bahwa kamu dan Luhan akan pergi ke China berdua saja" bohong Shinhye.

Keningnya berkerut. "Seunghwan? itu tidak mungkin"

"Ya terserah saja. Yang pasti, dia memang sudah memberitahukannya pada Janice"

"..."

"Yasudah, hanya itu saja yang ingin ibu bicarakan denganmu. Semoga kamu tidak menyesal pergi ke China dengan wanita pengasuh itu ya"

"..."

Pip. Panggilan pun berakhir.

---

At hotel

Ting. Pintu lift terbuka. Sehun buru-buru berlari kearah kamar hotelnya, dan membuka pintunya dengan kartu yang ada di tangannya.

Ceklek

Begitu pintu terbuka. Pergerakan kakinya yang semula terburu-buru pun seketika langsung melambat, ketika tahu bahwa kamarnya kosong dan tak ada tanda-tanda Luhan yang seharusnya ada disana.

"Luhan.." panggilnya.

"..."

Sayangnya, tak ada respon untuk itu.

"Luhann" Sehun langsung melangkah kearah kamar mandi dan balkon kamar untuk mencari keberadaan kekasihnya. Sialnya, sosok Luhan yang sedang dicarinya ini tidak ada dikedua tempat itu dan entah ada dimana.

"Ck, sayang, kamu dimana sih?" gumamnya khawatir.

Perasaannya saat ini benar-benar campur aduk, karena ia takut kalau ketidak adanya Luhan di kamar hotel ini, ada sangkut pautnya dengan sang ibu yang mengetahuinya pergi ke China dengan Luhan.

Dengan gerakan yang cepat. Ia langsung menghubungi Luhan lewat aplikasi, lalu menenteng ponselnya disamping telinga.

Beberapa detik kemudian, panggilan pun tersambung.

"Halo, Luhan. Kamu dimana?"

"Eh halo, Sehun. Kamu sudah pulang ke hotel?"

Alih-alih menjawab, Luhan malah bertanya balik padanya. "Iya, aku sudah pulang ke hotel. Kamu ada dimana sekarang?"

"..." Luhan terdiam sesaat. "Aku.., aku ada di rumah orang tuaku, Sehun"

"Kok bisa?"

"Maaf, Sehun. Tadi itu, aku tak sengaja melihat rumah kedua orang tuaku yang sudah diratakan oleh bagunan baru, dari atas balkon. Dan begitu kesana, katanya kedua orang tuaku sudah di pindahkan ke rusun Beijing. Karena aku khawatir, jadi aku langsung kesana dan menemui mereka"

"Ya ampun.." hidungnya menghela nafas pelan. "Kenapa kamu tidak mengabariku?"

"Maaf, tadi aku buru-buru. Dan aku juga sebenarnya sudah punya niatan untuk pulang ke hotel setelah menghabiskan waktu dua jam disini. Tapi ternyata aku malah keasikan disini. Jadi aku lupa untuk pulang"

"Yasudah, tidak apa-apa. Biar aku saja yang menyusulmu kesana. Sekalian bertemu dengan kedua orang tuamu"

"Jinjjayo?" nada Luhan sumringah.

"Hm. Tolong share lokasinya ya"

"Iya, Sehun. Nanti kukirimkan"

"Oke"

Pip. Panggilan pun berakhir.

Sehun langsung bergegas keluar kamar, dengan bibir yang tersenyum, lalu menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

---

Setelah menerima lokasi dari Luhan bagikan. Sehun langsung turun dari taksi, sembari mengetik pesan pada Luhan, bahwa ia sudah sampai di depan rusun.

-Oke. Aku akan turun menemuimu-

Begitulah balasannya.

"Wah.. mengapa aku jadi gerogi ya?" gumamnya.

Sembari menunggu Luhan yang belum muncul. Sehun mulai merapihkan pakaiannya yang sedikit kusut, dan juga menghirup pelan aroma pakaiannya, yang mungkin sudah tidak harum lagi.

"Ck, seharusnya aku berseka lagi sebelum datang kesini"

"Sehunn!" panggil Luhan yang muncul dari balik tembok.

Kepalanya pun mendongak. "Sayang"

Luhan berlari menghampirinya, dan langsung memeluknya. "Aku merindukanmu" nadanya manja.

"Nado. Tapi aku tak menemui saat di hotel tadi"

"Maaf, hehe" kekehnya pelan. "Yasudah, kalau gitu ayo kita langsung ke kamar orang tuaku" gandengnya pada lengan Sehun.

"Tunggu sebentar" tahan Sehun.

"Kenapa?"

Kedua mata Sehun mengerjap beberapa kali. "Apa aku.. masih wangi?"

Mendengar pertanyaan konyol itu pun, Luhan langsung tertawa, sambil menepuk pelan lengan Sehun. "Tentu saja. Kamu itu selalu wangi dan tampan" godanya.

"Jangan bercanda, Lu. Aku benar-benar dilanda gugup dan gerogi sekarang"

"Aku tidak bercanda. Lagipula, kedua orang tuaku pasti akan langsung menyukaimu pada saat pertama kali bertemu" tatapnya.

"Hm, semoga saja"

"Kalau gitu, ayo. Ibuku pasti sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu!" tariknya pada lengan Sehun.

"Iya, sayangg"

Keduanya pun mulai berlari kearah tangga bersamaan.

-tbc

Nanny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang