Turun dari mobil. Sehun langsung menggandeng tangan Luhan dan membawanya jalan-jalan menyusuri Myeongdong.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku"
"Hm? yang mana?"
"Kenapa kamu sudah pulang?"
Langkahnya terhenti sesaat. Ada satu alasan di baliknya. Tapi karena tak ingin membuat Luhan curiga dan khawatir. Kakinya kembali berjalan dan berlagak seakan tak ada apa-apa.
"Mending kita beli strawberry cokelat yuk"
"O-oke"
Luhan menatap punggung Sehun yang berjalan di depannya tanpa melepaskan genggamannya.
Ini aneh. Seperti ada yang di sembunyikan oleh Sehun. Tapi apa? wajar bukan kalau ia ingin mengetahuinya?
-
Setelah membeli strawberry cokelat. Sehun membawa Luhan untuk menepi dan memakan strawberry dengan tenang disana.
"Ayo di makan"
"I-iya"
Luhan mulai menggigit ujung strawberrynya sambil melirik Sehun sekilas. Dia tampak santai saja menggigit strawberrynya, seperti tak ada apa-apa.
Seakan langsung tak mood. Luhan pun menurunkan strawberrynya.
"Pak Oh"
"Hm?"
"Kenapa pak Oh tidak mau menjawab pertanyaanku?" kepalanya menunduk.
Mendengar helaan nafas Luhan yang berat. Sehun pun menolehkan kepalanya dan menatap wajah Luhan dari samping.
"Jika ada masalah.. pak Oh kan bisa ceritakan padaku. Setidaknya aku benar-benar berguna menjadi.. kekasih bapak" suaranya memelan.
Orang-orang yang berlalu-lalang di depan mereka seakan tak membuat Luhan untuk mengangkat kepalanya dan malu pada posisinya.
"Lu, aku bukan tidak ingin menjawabnya. Aku hanya.. tidak ingin membuatmu kepikiran akan hal ini"
Kepalanya mendongak. "Aku tidak akan kepikiran, Sehun" tatapnya sendu. "Jadi kumohon.. jangan sembunyikan apapun dariku"
"Mian"
Sehun langsung merangkul pundak Luhan dan memberinya kecupan singkat pada kening.
"Ayo berceritalah padaku"
"Oke"
Flashback
Tangannya mengusap rambut Haowen dan Ziyu bergantian sambil tersenyum.
"Bisakah kita bicara?" celetuk Shinhye di belakangnya.
"Bisa"
Shinhye langsung melangkah ke arah kolam renang. Seakan memberitahunya bahwa dia akan menunggunya di kolam renang.
"Ayah kesana dulu ya"
"Iya ayahh"
Sehun beranjak dari sana dan menyusul ibunya yang sudah ada di kolam renang.
-
"Ibu mau bicara apa?" tanpa basa basi.
Shinhye melipat kedua tangannya di dada sembari memandang air kolam yang bergerak terterpa angin.
"Kamu punya hubungan apa dengan Luhan?"
"Apa?"
"Haowen bercerita pada ibu kalau dia menyaksikanmu bertengkar dengannya di malam hari dan tak sengaja mendengar bahwa Luhan adalah pacarmu" liriknya sekilas.
Kepalanya refleks menunduk. Suara ibunya saat menjelaskan terdengar mengintimidasi dan menyindirnya.
"Jika benar kamu berpacaran dengannya. Ibu akan-"
"Ibu akan apa?" kepalanya mendongak. "Ibu akan mengancamku seperti di adegan di film-film?"
"Apa maksudmu?"
Hidungnya mendengus. Ibunya ini memang pintar sekali bersandiwara dan berpura-pura tidak mengerti dengan pertanyaannya.
"Bu. Aku tidak peduli apa yang akan ibu lakukan padaku. Tapi ibu jangan pernah melakukan apapun pada Luhan"
"Apa kamu sedang mengaku tentang hubunganmu dengan Luhan?"
"Hm. Aku memang berpacaran dengannya"
Shinhye menolehkan kepalanya, menatap tak percaya.
"Pembicaraan kita sudah selesai, kan?"
"..."
"Aku pamit. Pekerjaan di kantor sudah menungguku" bungkuknya.
Sehun langsung pergi dari kolam renang dan meninggalkan ibunya yang menatapnya dari belakang.
Flashback end
"Begitulah ceritanya. Dan itulah mengapa aku tidak ingin menceritakannya padamu. Aku takut kamu kepikiran" usapnya pada kepala Luhan.
Luhan yang ada di pelukannya hanya diam tak menunjukan respon apa-apa. Pikirannya sedang bergulat dengan ucapan Shinhye di cerita Sehun.
"Jadi aku saranin kamu untuk tidak datang ke apartemen dulu besok. Aku takut kalau ibu nekat datang dan melakukan hal yang dia inginkan"
"Iya Sehun"
Kepalanya mengangguk. Sehun mulai melepaskan rangkulannya dan berganti menjadi menggenggam tangan Luhan.
"Kita lanjut jalan-jalan yuk?"
"Eum"
Keduanya mulai melangkah ke tengah jalan untuk melanjutkan jalan-jalan.
Sret
"Akh!"
"Kembalikan gelangku" celetuk seseorang di belakangnya.
Otomatis Luhan melepaskan genggaman tangannya dan beralih pada pria yang sedang menarik gelang di lengannya dengan kasar.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Kembalikan gelangku"
"A-apa?"
Ketiga teman yang ada di belakang Kris melirik pada Luhan dan menyuruhnya untuk melepaskan gelangnya dengan mimik wajahnya.
"Aw aw sakit"
Sehun yang tak terima melihat pacarnya di tarik-tarik kasar pun langsung menepis tangan Kris, dan menarik kasar gelang di lengan Luhan sampai lepas, lalu melemparkannya pada Kris.
"Saya sudah mengembalikannya" tatapnya tajam.
Ketiga teman Kris yang ada di belakang pun langsung menyenggol lengan Kris untuk mengejaknya pergi dari sana.
"K-Kris ayo kita pergi dari sini"
Kris tak menjawabnya. Ia langsung pergi dari sana dan menyenggol kasar pundak Sehun saat melewatinya.
"Maaf" ucap salah satu teman Kris yang melewatinya.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny's
FanfictionBisakah Luhan meluluhkan hati kedua anak Sehun, yaitu Haowen dan Ziyu untuk menerimanya bekerja di rumah sebagai pengasuh mereka? Rank : 080720 - #1 haowen 080720 - #1 ziyu 180720 - #1 hunhan 180720 - #1 wuqian