Bagaimana kita bisa bertemu lagi bukanlah benar-benar yang terpenting. Tapi bagaimana kita saat bertemu adalah hal paling dipertanyakan.
Viona berhenti bahagia, Viona berhenti untuk baik-baik saja. Karna sekarang tiba-tiba saja sesuatu yang aneh menjalar begitu kuat didalam dirinya.
Aneh, tapi Viona tidak asing dia mengenali perasaan itu, mengenalnya cukup baik.
Viona memejamkan mata, menggeleng kecil dan menepis kasar sesuatu itu. Sekarang ia tengah berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ada tidak nya Danu didepannya saat ini itu tidak ada pengaruhnya baik pada dirinya sendiri atau pada Ainah.
Tapi sekeras apapun Viona berpura-pura normal, kondisinya tidak mampu memenuhi keinginannya, bahwa didalam dirinya memang benar ada yang berbeda yang tidak normal. Dan sialnya, 'ketidak-normalan' itu menginginkan pria didepan sana.
Ainah bergerak liar didalam dirinya, berusaha menguasai demi untuk mengutarakan kerinduannya.
"Viona!"
Seruan cukup lantang itu menyadarkan Viona, gadis itu mengerjab berkali -kali dan mencari pemilik panggilan itu.
Hanin tersenyum lembut dan mengangguk samar pada Viona. Seolah-olah dia mampu mendengar keluh gelisah dari balik mata Viona.
Viona menarik napas panjang lalu menghembuskannya bersama ketenangan yang coba ia ciptakan sendiri.
"Chef Viona! Anda tahu, saya sangat suka makanan yang bernama MBC buatan Anda. Rasanya sangat enak karna itu saya memesannya untuk acara ini" Yahya berkata panjang.
Viona tersenyum.
"Tentu. Anda bisa menikmati sebanyak yang anda mau. Saya telah membuatnya cukup banyak.""Baiklah, jadi bagaimana jika kita mulai saja makannya"
"Tunggu dulu deh, Yah. Katanya Nadia dan orangtuanya akan datang, kita tunggu saja mereka ya" Hanin menjeda.
Lalu tidak ada yang memulai makan untuk menunggu seseorang yang akan mengisi tiga kursi kosong yang baru disadari beberapa orang.
Drrtt..
Drttt..
Viona bergerak cepat, cerita yang sempat memenuhi ruangan saat menunggu tamu berikutnya seketika berhenti dan beralih pada Viona yang berdiri dan membungkuk sopan lalu meninggalkan meja untuk mengangkat panggilan telfon nya.
Viona berjalan menjauh sementara mata Danu tanpa sadar mengikuti gerak Viona.
"Halo?"
"kamu lupa atau pura-pura lupa! Atau malah sudah tidak ingin melakukan Check up?"
Viona mengatupkan bibir dan tersenyum geli. Dia lupa seharusnya malam ini dia ke klinik Zio untuk melakukan pemeriksaan rutin.
"Maaf, dok. Saya lupa. Ada acara di resto jadi sibuk."
"Dimaafkan. Hanya saja tidak boleh dibiarkan. Saya ke resto sekarang, karna kamu harus minum obat tambahan yang saya bawa"
"Tapi, dok. Tidak ada waktu untuk pemeriksaan. Resto kedatangan tamu VIP, saya tidak bisa melakukan evaluasi kondisi dan bercerita soal kondisi saya sebelum ini"
"Tidak masalah. Kita bisa lakukan itu setelah acara selesai. Saya siap menunggu"
Viona mendesah. Terserahlah karna Zio sendiri yang menyanggupi. Viona tidak akan bisa melakukan pemeriksaan apa-apa sampai acara keluarga Rina selesai. Tidak mungkin Viona meninggalkan mereka.
Viona mematikan sambungan telfon begitu saja lalu bergerak tapi bukan kembali berkumpul bersama keluarga Rina. Ia berjalan menuju dapur untuk membuat semangkuk sup daging ayam, yang tentunya untuk Zio Al-Defra, Pskiater tampannya. Karna tidak mungkin Zio hanya datang lalu menunggu begitu saja, Viona tahu Zio pasti belum makan juga. Dan sup daging spesial ini juga adalah salah satu alasan Zio memaksa tetap datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Me (SELESAI)
RomanceAlhamdulillah sudah rampung! Ini tentang cara berpaling dari ketakutan, tentang cara menolak kenyataan. Segalanya melampau kemauan, merusak pijakan hingga kisah menempati ruang. Tentang Viona Tentang Ainah Tentang penyatuan hidup mereka yang dilanda...