Alhamdulillah sudah rampung!
Ini tentang cara berpaling dari ketakutan, tentang cara menolak kenyataan.
Segalanya melampau kemauan, merusak pijakan hingga kisah menempati ruang.
Tentang Viona
Tentang Ainah
Tentang penyatuan hidup mereka yang dilanda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
📍
Duduk diatas kursi, punggung berdiri lurus dan tangan terlipat didada. Viona tengah menatap patung diatas meja. Perlahan Viona meraih patung itu, menyentuh setiap sisinya dengan gamang lalu kemudian kotak besar yang berada disebelah kanan, Viona meletakkan patung itu disana.
Viona menatap pantulan dirinya dalam kaca, merapikan kembali kain yang menutupi kepalanya dengan renggang, sebuah tangan terulur diatas kepala Viona dan tangan itulah yang merapikan kembali hijab Viona.
"Kamu sudah siap, sayang?"
"Iya. Viona siap! Tapi Mah, boleh gak Viona tanya satu hal sama Mama?"
Fitri berdiri disamping Viona, sedikit membungkuk kearah putrinya. "Tanyakan apapun yang mau kamu tau. InshaAllah Mama jawab sebisa Mama" Viona tersenyum pada Fitri.
"Mama taukan 26 tahun lamanya Viona menganut dan mencintai Agama kristen, dan itu berbanding sekali dengan sebulan mempelajari Islam. Hari ini Viona sudah memutuskan akan mengganti kepercayaan Viona, tapi Mama tau untuk melepaskan kepercayaan yang lama tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menurut Mama apa aku bisa melepaskan cinta pertama untuk cinta yang baru, ataukah aku bisa mencintai dua-duanya?"
"Kamu bisa mencintai dua-duanya. Tapi kamu harus percaya hanya ada satu cinta yang akan membalas cinta mu juga dengan sama rata, bahkan lebih! Mama percaya sayang tidak ada keyakinan yang salah, apapun itu kita semua diajarkan tentang kepercayaan. Tapi suatu hari nanti, hambalah yang akan merasakan ada dimana letak cinta itu berada, dan untuk siapa dia. Mama tau tidak mudah bagi kamu, tapi Mama sangat yakin kamu akan mengerti pada akhirnya, kenapa cinta itu selalu pulang ketempat yang benar!"
Viona memeluk Fitri dengan erat menenggelamkan wajahnya kedalam perut Fitri. Kini keyakinan Viona takkan goyah lagi hingga dia diantar oleh Fitri berjalan keluar dari kamarnya, menemui Ustadzah Fatiyah yang sudah menunggu dibawah sana untuk menuntun lisan Viona bersyahadat.
Setelah semua itu, semuanya akan berubah. Segalanya takkan lagi sama. Tapi percaya Fitri benar, bahwa cinta akan menemui dimana tuannya. Hati Viona bergemuruh, sebuah beban yang menumpuk terasa terangkat bersama ucapan Hamdalah dari semua orang yang menyaksikan pengakuan Viona pagi itu.
Ada satu hal yang memicu sesuatu didalam diri Viona, Viona meremang disekujur tubuhnya dan itu mengoyak pertahanan Viona. Gadis itu menangis saat menunduk untuk mencium tangan Fitri.
Sang Ibu ikut menangis dan segera memeluk tubuh Viona.
Viona juga menghadap semua orang yang ada. Nadia ikut menangis terharu dan memeluk Viona sangat erat.