Ia adalah jiwa, dimana hasrat juga ada. Bagaimana menutup diri, menolak setiap benci, kadang butuh pergulatan yang panjang dari dirinya yang lemah.
📍
Melamun.
Mungkin itu yang paling tepat menggambarkan Danu saat ini. Pria itu tidak menjalankan tugasnya seperti setiap kali ia dibaluti jas formal. Dihadapannya masih menyala laptop yang memperlihatkan gambar desain struktur suatu bangunan
Terasa kacamatanya melorot, segera ia teradar dan memperbaiki letak nya. Menghela nafas kemudian bangkit dari duduk nya berjalan menuju dinding kaca disebelah kanan. Pemandangan dari ketinggian menyapa matanya.
Tahu apa yang membuat pria itu terlihat sangat gusar?
Bahkan Danu sendiri tidak mengerti.
Bagaimana seharian ini kepalanya hanya dipenuhi gadis itu. Lagi-lagi tentang Ainah, mungkin benar bahwa gadis itu menarik terlalu banyak perhatian Danu.
Dari mana awal nya, bagaimana caranya, dan harus apa untuk menghentikannya? Jangan tanya Danu, karna ia tidak tahu tapi terkhusus soal menghentikan. Percayalah bahwa sedikit ada rasa tidak ingin berhenti. Atau tepat nya tidak mampu berhenti tertarik.
Apa yang begitu luar biasa dari sekedar kata 'terimah kasih' atau bahu yang merosot. Hah! Atau mungkin tentang cara nya bermain piano ataukah tunduk malu nya? Danu tidak pernah benar-benar mengerti tentang setiap yang terjadi padanya setelah bertemu Ainah.
Mungkinkah hari dimana ia pertama kali melihat gadis itu berbicara dengan adik nya. Itu bukan hanya sekedar pandangan pertama. Bukan hanya keadaan lalu yang biasa? Entah, tolong bantu Danu menjawab nya!
Tok
Tok
Tok"masuk" Danu berseru spontan.
Seorang pria lebih mudah dari Danu membuka pintu. Rafli–sekertaris pribadinya.
"Sudah waktu istirahat, pak. Perlu saya pesankan sesuatu untuk dimakan?"
Danu terkesiap. Mengangkat tangannya dan menatap pada jam disana. Sudah masuk waktu sholat, dia tidak sadar.
"Saya makan diluar saja. Saya juga harus sholat dzuhur, Raf"
"Baik pak" Rafli mengangguk.
Lalu Danu bersiap. Menuju masjid terdekat untuk melaksanakan sholat fardhu dzuhur.
↕↕↕
Braakk!!
Semua orang menoleh. Begitu juga gadis yang keningnya dibanjiri keringat saat itu.
Matanya membulat, menganga tidak percaya dengan apa yang dilihat nya.Semua mematung. Mengabaikan pekerjaan mereka.
"Ma-maaf Chef. Sa-saya, saya, gak senga-jaa" pekerja dapur wanita bernama Leona berkata dengan suara bergetar.
Dengan mata terpejam Viona menyeka keringatnya. Menghembuskan nafas kasar dan menatap panas.
"Apa masih ada sisa nya?" tanya nya mencoba meredam emosi.
Lemah, Leona menggeleng. Meringis pelan karna semua krim kacang almond bercampur rumput raut yang sudah dibuat Viona susah payah, kini malah melumuri lantai bersama pecayahan mangkuk disekitar nya.
Seharus nya tidak akan ada masalah hanya saja persediaan kacang almond mereka habis, bahkan membuat krim spesial itu juga cukup sulit. Jadi bagaimana Viona harus menahan amarah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Me (SELESAI)
RomanceAlhamdulillah sudah rampung! Ini tentang cara berpaling dari ketakutan, tentang cara menolak kenyataan. Segalanya melampau kemauan, merusak pijakan hingga kisah menempati ruang. Tentang Viona Tentang Ainah Tentang penyatuan hidup mereka yang dilanda...