41. Dalam gelap

145 33 2
                                    



Ada sebuah ketukan tak beratur nan lincah dari cara Viona mengikis bawang merah hingga tercipta irisan-irisan tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sebuah ketukan tak beratur nan lincah dari cara Viona mengikis bawang merah hingga tercipta irisan-irisan tipis.

Tatap Viona fokus, ekspresinya serius, terlihat mengesankan dengan balutan apron yang menadai siapa dirinya.

"Last order, finish." ucapnya seraya menekan bel kecil di sisi meja.

Seperti biasa itu tepat waktu. Pukul 11.40 adalah waktu untuk pemesanan terakhir sebelum waktu istirahat pada pukul 12.00. Ada sekitar 10-20 menit untuk pelanggan terakhir menikmati makanannya.

Setelah mencuci tangannya di wastafel Viona berlalu menuju ruang pribadinya. Sebentar saja waktu untuk ia menyandarkan bahu di kursi lalu ponsel berdering kuat membuyarkan semuanya.

Viona menegakkan tubuh, meraih ponselnya dan menjawab panggilan.

"Vi ini Mama"

"Iya tahu. Ada apa?"

"Sore nanti Mama jemput ya di resto, kita kerumah Mama, Mama kangen tahu sama kamu"

Viona memijit pelipis yang tiba-tiba terasa berdenyut.

"Mah–"

"Pliss sayang. Malam ini saja, kamu nginep dirumah Mama, bareng Papa sama adik kamu juga, Nadia."

Kepala Viona semakin berat rasanya. Ini bukan yang pertama, sudah berkali-kali Fitri meminta Viona tinggal bersama, jika Viona terus menolak maka setidaknya Fitri akan memaksa agar Viona mau menghabiskan waktu bersama keluarga Fitri. Walau hanya untuk satu malam.

Entahlah Viona juga tidak tahu kenapa dia begitu sulit memenuhi keinginan Fitri yang itu, rasanya Viona tidak berniat tinggal bersama walau sebenarnya dia juga sangat ingin tinggal bersama Fitri lagi.

"Vi.. Sekali aja yah! Mama udah siapin banyak hal, rencananya Mama mau kita bertiga masak bareng buat makan malam. Mau yah Vi.. Pliss, sayang!"

Ah! Viona tidak suka rajukan itu.

"Yaudah, Viona mau. Sekali saja!"

Walau Fitri terdengar berdecak tapi setelahnya dia berseru bahagia. Sambungan dimatikan Viona menjatuhkan wajah kedalam lipatan tangannya diatas meja dan menutup mata rapat-rapat.

Perlahan napas Viona mulai teratur, jiwanya terlelap bersama lelahnya yang menguar.

Diwaktu istirahat itu Viona habiskan untuk tidur, sampai dia kembali terbangun dan melanjutkan sisa pekerjaan di Oh Deliz  sebelum Fitri datang menjemputnya, lebih cepat dari yang Viona duga.

"Mama seneng banget akhirnya kamu mau nginep dirumah Mama" ungkap Fitri masih dengan menyetir mobil

"Hm, me to"

 She Is Me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang