Percayalah, tidak ada yang datang percuma, selalu ada hal yang menarik sebagai alasan paling unik
Dan kadang tidak masuk akal?📍
Zio menulis resep dengan mata sesekali memandangi Viona yang tampak lebih baik dari terakhir mereka bertemu. Zio bersyukur jika Viona mulai menemukan semangat nya lagi."Apa ada yang ingin kamu ceritakan?" tanya Zio. Rasanya dia juga ingin tahu apa alasan Viona tampak lebih baik.
"Apa?" tanya Viona balik.
"Mungkin ada hal yang menyenangkan hati mu hari ini."
Viona terkekeh. "Hanya seorang teman baru"
"Teman baru?"
"Iya"
"siapa?"
"Saya belum bisa cerita sekarang. Nanti saja, ya"
Resep yang disodorkan Zio, segera Viona ambil. Lalu dia bersiap pergi tapi tangannya malah ditahan Zio.
"Kamu mau kemana?"
"Jalan-jalan"
"Jalan-jalan? Kemana?"
"Belum tahu juga"
"Viona.."
Viona lagi-lagi terkekeh. Dia tahu Zio banyak menaruh kekhawatiran padanya sejak apa yang terjadi, dan Viona mengerti itu. Zio adalah tempak mengadu nya saat masalah Ainah membabi buta dan menjadikan setiap malam Viona jauh lebih buruk.
"Apapun itu. Percaya! Saya merasa lebih baik untuk sekarang. Jadi jangan khawatir."
"Kamu yakin Ainah tidak akan muncul saat tidak ada ada saya didekat kamu?"
Viona terdiam sebentar sebelum menjawab
"Saya gak janji, dok. Tapi orang yang bersama saya, dia tahu kondisi saya. Jadi tidak akan terlalu sulit jika Ainah muncul"
Zio menjatuhkan diri dan kembali duduk. Dia mengangkat bahu pertanda ia membiarkan Viona pergi. Viona tersenyum lembut lalu mengambil langkah keluar dari ruangan itu.
"Udah selesai?"
Viona mengangguk mantap saat ditanyai oleh Hanin yang sudah menunggu diluar ruangan sejak tadi. Wanita murah senyum itu menggandeng tangan Viona lalu melangkah bersama. Hati Viona sedikit banyak merasa aneh. Perlakuan Hanin mengingatkannya pada wanita yang melahirkannya. Apa kabar dia sekarang? Masih kah ia ingat cara menggandeng tangan kecil putrinya?
"Viona kamu dengar Ibu gak?"
"Eh? I-iya?"
"Kamu melamun?"
Viona menghela napasnya. Lalu tersenyum lalu menggeleng.
"Saya gak papa"Mereka yang berhenti melangkah saling berhadapan. Hanin tiba-tiba saja menangkup wajah Viona dengan kedua tangan hangat nya.
"bukan itu yang ibu tanyain. Kamu lagi ngelamunin apa?"
Viona terdiam. Perlahan dia meraih tangan Hanin yang menempel dipipinya. Matanya mengerjab cepat dan seolah dia tidak percaya dengan apa yang diterimanya.
Tiba-tiba Hanin terkekeh. Menarik hidung Viona dengan gemas.
"Mulai sekarang kamu harus terbiasa dengan perlakuan ini"
"Apa?"
"Perlakuan kasih sayang!"
Sedikit Viona merasa tersinggung seolah Hanin sudah tahu bahwa Viona kurang mendapat kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Me (SELESAI)
RomanceAlhamdulillah sudah rampung! Ini tentang cara berpaling dari ketakutan, tentang cara menolak kenyataan. Segalanya melampau kemauan, merusak pijakan hingga kisah menempati ruang. Tentang Viona Tentang Ainah Tentang penyatuan hidup mereka yang dilanda...