Ketakutan bukanlah pintu keterpurukan. Jika mengangkat wajah dan menatap yang mengerikan itu terasa sangat sulit, menunduk! Tapi tetap harus berjalan maju.
📍
Ponsel yang berbunyi kasar mengganggu tidur Viona, dengan mata tertutup dia meraba nakas. Lamat-lamat Viona berusaha membuka matanya dan menatap layar ponsel tanpa minat,
Viona mendelik, alarm yang disetel pukul 04.30 ini pasti ulah Ainah, Viona tahu itu. Sebelumnya pernah terjadi Ainah menyetel alarm dengan waktu yang sama berharap ia bisa bangun dan mendirikan sholat subuh. Tapi setiap kali, yang terbangun bukan lagi Ainah, tapi Viona.
Sekarang Viona berpikir apa saja yang sudah Ainah lakukan seharian. Vio memang jarang akur dengan Ainah, atau mungkin berbeda aturan membuat keduanya berbeda pada kelakuan.
Ini Viona! baginya masih sangat terlalu pagi, biasanya ia akan kembali tidur, tapi kali ini karena ia sudah malas, Gadis itu bangkit berjalan masuk kedalam kamar mandi. Hanya menggosok gigi dan mencuci muka nya kemudian keluar lagi.
Sebenarnya Viona bingung harus berbuat apa biasanya dia bangun diatas pukul tujuh, membuat sarapan baru kemudian berangkat kerja.
Terpikiri untuk berangkat lebih awal ke restoran, bermain-main sebentar dengan alat masak di dapur sana sebelum karyawannya berdatangan. Maka Viona bergegas mengganti piyama dengan baju kaos dilapisi sweeter dan celana trening hitam. Lalu berangkat dengan mobil hitamnya.
Setibanya Viona segera turun dari mobil dan memilih masuk dari pintu belakang. Hal pertama yang Viona lakukan adalah menyalakan lampu dapur hingga terlihat berbagai alat masak serta peralatan makan didapur restonya.
Sedikit cerita bahwa sejak kecil Viona memiliki bakat dibidang ini, memiliki impian menjadi chef pada usaha nya sendiri dan itu menjadi nyata. Sebelum nya dapur ini begitu kecil, sangat kecil hingga Viona hanya bisa membuat menu nasi goreng, es teh atau beberapa jus buah, tapi setiap usaha dan kepercayaan diri Viona akhirnya Oh Deliz Restaurant berkembang pesat dan menjadi lebih besar. Ini milik Viona, dan Viona bangga dengan ini.
Hari ini, satu menu ia buat asal, menciptakan masakan baru sudah biasa baginya. Fokus Viona mulai utuh pada satu urusan, tangannya bekerja begitu lincah untuk memotong sayuran dan mengolah berbagai bumbu dapur.
Jika mendengarkan para pekerja dapur nya, mereka mengatakan 'Tangan Berjiwa'. Itu sebutan untuk Viona dari keahliannya memasak, menggunakan pisau, cara mengaduk masakannya juga cara Viona mengajari koki-koki nya disini, membuat mereka begitu mengagumi sosok Viona.
Desis potongan sayur yang menerpa minyak tipis didalam wajan seolah menjadi irama terbaik bagi Viona, kecintaannya pada memasak begitu mendalam.
Waktu terlewati hingga pukul 6.20 tiba, semua makanan yang Viona buat sudah tersaji diatas meja khusus milik pekerja, tempat koki dan staf makan setiap jam istirahat.
Seperti biasa 10 menit lagi mereka tiba, maka Viona menunggu. Rencananya dia akan makan dengan para karyawannya. Mereka mulai berdatangan menyapa Viona dan berdecak kagum pada makanan diatas meja.
Hingga mereka berkumpul disekeliling Viona, riuh kehebohan masih terus berlanjut.
"Menu baru Chef?" tanya Della.
"Iseng aja bikinnya, buat dimakan, yang belum sarapan ikut makan deh!" Kata Viona.
"Ntar dulu chef. Dikasi nama dulu biar keren!" Haji, karyawan lelaki berujar.
"Mau dikasi nama apa?"
Semua orang saling pandang sambil berfikir keras, sesekali menatap makanan buatan Viona diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Me (SELESAI)
RomansAlhamdulillah sudah rampung! Ini tentang cara berpaling dari ketakutan, tentang cara menolak kenyataan. Segalanya melampau kemauan, merusak pijakan hingga kisah menempati ruang. Tentang Viona Tentang Ainah Tentang penyatuan hidup mereka yang dilanda...