Hari Seorang Makmur

29K 3.9K 987
                                    

"Lucas OH MY GAD, I DON'T WANNA DIE YET!!!" 

Sumpah jantung Mark daritadi diuji terus. Mending dia terlambat ke sekolah daripada mati di perjalanan.

"Ah elah Mark, jablay lo."

"What is jablay?" 

"Mungkin maksud Tuan Muda, lebay? Kalau jablay itu jarang dibelai." Koreksi pilot helikopter yang ada di sebelah Lucas. 

Sang pilot berusaha untuk tampak tenang meski keringat dingin bercucuran membasahi keningnya dan tangannya gemetar. Semua disebabkan oleh Lucas. Saat ini kemudi helikopter ada di tangannya.

"Gua udah sering kok bawa heli." 

Padahal maksudnya sering bawa heli simulasi di Kidzania.

"ISTG CAS, IF I DIE I WILL TELL GOD YOU KILLED ME!" Mark masih aja teriak panik.

Ya gimana nggak panik kalau helinya daritadi terbang nggak karuan. Goyang ke kiri ke kanan terus kayak nggak bisa terbang lurus gitu.

"Turuninnya ottoke ini Hyung?" Tanya Lucas santai, tak mengindahkan Mark di belakangnya yang masih terus ngoceh marah - marah.

"He is asking how to bring this flying thing down," jelas Mark saat si pilot noleh kearahnya minta penjelasan.

Si pilot ngasih pengarahan untuk mendaratkan heli mereka di atap sekolah. 

Heli langsung menukik tajam karena Lucas terlalu bersemangat gerakin tuas kemudinya. 

Di saat dia kesenengan karena berhasil membawa turun heli, Mark dibelakang khusuk berdoa. 

Seumur hidup, ini pertama kalinya Mark berdoa sekhusuk ini.






💎💎💎






Taeyong baru aja selesai meeting dengan jajaran direksi Super Makmur. Begitu ngecek hp dia langsung dikagetkan dengan puluhan chat dari tunangannya.

Matanya bergerak cepat membaca chat yang udah kayak novel tapi isinya sambat semua.

"Halo Jen," Taeyong langsung menelepon begitu selesai baca seluruh pesannya.

"Ya ampun babe, nggak masuk akal kamu mau pindahin menara Eiffel buat dekor." Ujarnya di telepon.

"Nanti biar aku suruh orang EO bangun menara Eiffel di ballroom-nya deh."

"Aku naikin gaji mereka 10 kali lipat biar kerja mereka tambah cepet 10 kali lipat!"

"Sayang jangan ngambek dong, habis ini aku jemput ya. Mau ketemu Ayahanda 'kan?"

Taeyong naik ke atas range rovernya yang sudah menunggunya di lobi. Salah satu bawahannya membukakan pintu untuk Taeyong naik sambil masih terus membujuk tunangannya yang ngotot mau bawa menara Eiffel untuk dekor resepsi mereka.

"Tuan Taeyong, Nona Jennienya lagi ada di ruang make up." Taeyong dipersilahkan masuk oleh asisten rumah sang tunangan.

"Oke makasih Bi."

Keluarga Super MakmurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang