Makmur in Paris

8K 1.4K 331
                                    

Sorry I just have to write another chapter with Taeten because I like seeing them happy.

ENJOY!

💎💎💎

"Kalau gue undang Ibunda ke pernikahan gue menurut lo gimana?"

"Lo gila?"

Respon Ten sama sekali nggak bikin Taeyong kaget, meski Taeyong sempat menaruh sedikit harapan kalau Ten bakal mendukung keinginannya.

Di mata Ten, Ibunda udah jahat banget ke Ayahanda dan mereka semua. Ibunda nggak layak untuk diberi tempat lagi di keluarga Makmur.

Di mata Taeyong, Ibunda hanya kesepian dan sedih. Lalu satu kesalahan yang dia lakukan, membuat semua kebaikannya terlupakan.

"Gue pengen Ibu hadir-"

"Lo bahkan nggak tahu dia ada di mana!" Ekspresi wajah Ten mengeras.

Taeyong nggak menjawab kalau dia udah tahu keberadaan Ibunda. 

"'Kan bisa dicari."

"Buat apa? Dia sendiri yang pergi. Dia yang nggak mau ketemu kita lagi."

"Tapi gue mau ketemu dia!" Hardik Taeyong, membuat Ten terhenyak.

"Yong..." Jennie mengusap pundak Taeyong pelan. Menenangkannya.

Taeyong menurunkan pandangannya.

"Ya udah. Lupain aja." Kata Taeyong, kembali ke ekspresi datar.

Ten menarik nafas dalam - dalam.

Kenangan buruk tentang Ibunda membanjiri ingatannya dan dia nggak suka banget. It always makes him feel sad.

Dan Ten nggak mau sedih karena hal yang sama terus - terusan.

He wants to get over it.

Saat Ten terdiam dengan kening berkerut, sebuah belaian lembut mendarat di punggungnya.

Ten menoleh untuk bertemu pandang dengan Lalisa.

Sebuah senyum hangat menyambutnya.

"Are you okay?" Bibir Lalisa bergerak tanpa suara.

Tangan Ten yang tadinya terkepal, melemas. Kerutan di keningnya menghilang. Ia menjawab dengan anggukan kecil dan senyum samar.

Semua hal yang berkaitan dengan Ibunda is not okay.

But Ten is trying.

He is still healing from the scars that Ibunda made.

Berharap suatu hari nanti luka itu akan benar - benar sembuh sehingga nama Ibunda nggak lagi bikin hati Ten sakit.

💎💎💎

Jadi ceweknya anak Makmur itu udah pasti enak banget deh.

Jennie dan Lalisa duduk leha - leha, sementara Taeyong cuci piring dan Ten yang ngelapin.

"Eh, lo tahu Kak Kai ketemuan ama Kak Krystal?" Taeyong memulai sesi gosip malam itu.

"Serius? Si Duda Bangkotan tahu?" Balas Ten.

"Firasat gue sih tahu." Jawab Taeyong sambil bilas - bilas piring kotor.

"Ngapain sih Kak Kai? Kurang apa dulu disakitin Kak Krystal??? Belum aja Ayahanda turun tangan lagi."

"Tapi Kak Krystal 'kan ibunya Haru."

"Giliran lihat anaknya udah gede terus lucu jadi kepengen deket gitu? Dulu sebelum lahir malah mau dibunuh." Cibir Ten seraya menerima piring yang dioper Taeyong dan mengelapnya.

Keluarga Super MakmurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang