3 kata untuk menggambarkan Taeyong Makmur adalah 3T.
Tampan. Tajir. Tekun.
Walaupun Taeyong dilahirkan dengan segala kemudahan, nggak membuat dia jadi seorang pemalas. Taeyong selalu memberikan 100 persen dalam segala hal yang dia kerjakan.
Ahli waris urutan ke-3 di keluarga Makmur itu juga punya bakat kepemimpinan yang sudah terlihat sejak kecil. Taeyong menjadi ketua kelas saat TK, kemudian berlanjut terus hingga dia menjadi ketua OSIS di masa SMA.
Taeyong menyelesaikan pendidikannya dengan cepat lewat kelas akselerasi dan lulus dari Singapore National University di usia 20 tahun. Ten can't relate at all.
Setahun terakhir ini, Taeyong sudah menjadi CEO termuda dalam sejarah keluarga Makmur. Bahkan Kai saja masih menjabat sebagai direktur, belum CEO. Posisi tertinggi itu dia dapat bukan karena dia anak Baekhyun, tapi memang kinerjanya bagus banget sampai - sampai seluruh jajaran direksi setuju mengangkat Taeyong memimpin perusahaan mereka yang ada di Asia Tenggara.
Bukan main memang Taeyong Makmur.
"Cita - cita kamu apa Taeyong?" Tanya guru Taeyong saat dia masih kelas 3 SD.
"Membangun kerajaan bisnis Makmur di semua bidang dan jadi perusahaan paling berpengaruh di dunia yang dapat mengayomi hidup umat manusia."
Guru Taeyong sampai tepuk tangan dengar jawabannya.
Sementara teman - temannya berharap bisa kerja di perusahaan Taeyong.
Taeyong percaya dengan kekuasaan dan uang yang dimiliki keluarganya, mereka bisa memberikan kontribusi yang besar bagi sesama. Itulah yang memotivasinya untuk rajin bekerja.
"Doyoung, budget buat waterpark di Pulau Seribu udah kelar belum?"
Doyoung yang udah melek 48 jam terdiam sejenak sebelum menjawab. "Eh...."
"Masih belum beres juga? 'Kan gue udah bilang deadline-nya hari ini?"
Doyoung menggaruk kepalanya. Bosnya ini kalau ngasih deadline suka nggak masuk akal.
"Orang finance baru terima data kemarin bos, setidaknya besok malem baru mereka kelar itung semuanya."
"Gue mau terima malam ini juga."
Doyoung berdecak. "Bos, kita udah di kantor 2 hari 2 malam ya, gue nggak mau ada malam ketiga."
Sumpah Doyoung kangen kasur. Bosnya mungkin emang robot yang nggak ada capeknya, tapi Doyoung hanyalah manusia biasa. Dia butuh rebahan. Matanya udah sepet ngeliatin laporan demi laporan yang nggak ada habisnya.
"Makanya selesain sebelum jam 8 malam ini." Taeyong menatap datar ke arah asistennya.
"Nggak bisalah! Lo kata bikin budget tinggal masukin angka ngawur ke excel?!" Seru Doyoung.
"Lo mau pulang nggak malem ini?" Balas Taeyong dengan dingin.
Doyoung rasanya mau jambak itu rambut ungu bosnya. Tapi dia masih sayang sama jabatannya. Jadi dia urungkan niat tersebut dan beralih ngejer orang finance. Bodo amat dah kalau mereka nggak makan nggak minum nggak istirahat, pokoknya kudu selesai itu budgeting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Super Makmur
FanficSaat uang bukan lagi masalah, apakah hidup jadi tanpa masalah? Published 24th June 2020