Playlist for this chapter:
Sailor - GAC
Swalla - Jason Derulo
Levitating - Dua Lipa
Blinding Lights - The Weeknd
💎💎💎
Jarak usia Ten dan Taeyong itu nggak sampai 1,5 tahun. Meski begitu, Ten paling respect dan nurut sama Taeyong ketimbang kakak - kakaknya yang lain.
Sama kayak hubungan persaudaraan pada umumnya, ada aja hal yang bikin mereka sebel sama satu sama lain, tapi ujung - ujungnya pasti baikan lagi.
Rasa kesal kalah sama rasa peduli mereka.
"Ekh-ehm," Ten berdeham, menarik atensi para tamu undangan resepsi.
Pesta malam itu dihadiri oleh begitu banyak tamu penting. Mulai dari pejabat negara macam Anies Baswedan sampai rekan bisnis keluarga Makmur dari Amerika, Bill Gates. Ada lebih dari seribu tamu undangan memenuhi ballroom yang sudah disulap menjadi replika kota Paris.
Para tamu yang sedang asyik bercengkerama, menghentikan obrolan mereka untuk memperhatikan Ten yang berada di atas panggung.
"Selamat malam semuanya. Salam makmur." Ten memulai dengan salam khas keluarganya.
"Di hari yang membahagiakan ini, gue ngewakilin saudara - saudara Makmur ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian semua disini buat merayakan pernikahan saudara tercinta kami, Taeyong dengan Jennie." Ten mengedarkan pandangan lalu tersenyum saat menemukan Taeyong yang berdiri di tengah ballroom bersama Ayahanda, Jennie, dan Om Chanyeol.
Ten membuka ponselnya untuk membaca pidato yang sudah disiapkannya semalam. Sayangnya, iPhone 12 dengan cover hitam itu nggak mau nyala pas Ten pencet.
Ten panik.
Matanya bergerak gusar antara hp ke penonton terus balik ke hp lagi.
Pasrah sama keadaan, Ten menghela nafas sebelum berkata, "guys, hp gue mati. Padahal gue udah bikin pidato yang mengharukan tapi sekarang nggak bisa gue bacain. Jadi ya udahlah, gue spontan aja ya!"
Ten memasukkan hpnya kembali ke saku celana, membasahi bibirnya dan menyisir rambutnya ke belakang. Bersiap untuk improvisasi.
"Gue Ten Makmur. Buat yang belum tahu, gue adiknya Taeyong yang paling sering bikin dia stress." Kata - kata Ten bikin orang - orang pada ketawa termasuk Taeyong.
"Dulu waktu kecil, gue selalu ngekor Taeyong kemana - mana sampe dia kayaknya kesel sama gue. Soalnya gue merasa dia tuh keren banget. Selalu tahu apa yang harus dilakukan dan fokus ngerjain apa yang dia mau. Tapi di satu sisi, dia tuh kelewatan kerja keras. Makanya gue selalu nyeret dia untuk ikut main. Biar hidupnya nggak serius melulu," lanjut Ten.
Semua orang di ballroom mendengarkan Ten dengan seksama.
"Terus akhirnya dia ketemu Jennie." Ten memandang Taeyong lekat - lekat.
"She is the complete opposite of him. But I guess that is why their relationship works." Bibir Ten terangkat membentuk senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Super Makmur
FanfictionSaat uang bukan lagi masalah, apakah hidup jadi tanpa masalah? Published 24th June 2020