Kalau Makmur Jadi Ayah

9.6K 1.5K 326
                                    

Waktu masih muda, Baekhyun nggak pernah berkeinginan untuk punya banyak anak. Bahkan anak pertamanya lahir tanpa direncanakan.

Baekhyun sempet mikir untuk gugurin aja, karena sumpah dia nggak siap jadi ayah. Dia masih mau party, mau nongkrong, mau naik gunung bareng Chanyeol, masih suka balapan motor. Mana bisa dia disuruh ngurus anak, ngurus diri sendiri aja keteteran.

Tapi untungnya Baekhyun masih punya hati nurani. Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab. Jadi dia pun menikahi ibu si jabang bayi dan mulai kerja ikut bapaknya, Heechul Makmur.

Kebodohan Baekhyun nggak sampai disana, dia dan istrinya kebobolan dan punya Kai disaat Taemin belum genap setahun.

"Kalau nggak bisa ngurus, jangan punya anak!" Heechul Makmur marah besar kala itu. 

Satu aja udah bikin hidup Baekhyun nggak karuan, malah bikin lagi. 

Baekhyun sampai mau nyerah aja sama kuliahnya. Setengah mati dia ngurus anak, kerja, dan ngerjain skripsi.

Tapi setiap kali dia melihat Taemin dan Kai ketawa, Baekhyun jadi semangat lagi. Dia bertekad kalau anak - anaknya harus bisa hidup enak.

Makanya Baekhyun kerja siang malam, 7 hari seminggu. Nggak ada yang namanya istirahat. Pokoknya kerja terus sampe mampus.

Dan kerja keras nggak akan berkhianat.

Perusahaan mebel milik Heechul yang berbasis di Jawa Tengah menjadi perusahaan multinasional berkat campur tangan Baekhyun. Usaha itu kemudian berkembang ke bidang konstruksi, properti, alat berat, hingga tambang.

Bisnis yang sukses besar itu berbanding terbalik dengan kehidupan rumah tangga Baekhyun.

Baekhyun sering banget berantem sama istrinya.

Buntutnya adalah saat si kembar lahir keluarganya kehilangan sosok ibu. 

"Biar ayah yang jaga, kamu urus dulu diri kamu itu!" Heechul lagi - lagi marah besar saat melihat penampilan Baekhyun yang acak - acakan sepeninggal istrinya. Lucas dan Mark dibawa Heechul ke Semarang dan menghabiskan masa kecil bersama kakek mereka.

Tumbuh tanpa sosok ibu di rumah, bikin anak - anak Baekhyun hidup super bebas. Apalagi Baekhyun selalu sibuk kerja, jadi mereka benar - benar nggak ada yang atur.

Suatu hari Baekhyun dikejutkan dengan tagihan kartu kredit yang cukup buat bayar DP rumah, "Yeol ini kenapa tagihan kartu kredit mengerikan banget?"

"Si Taemin traktir teman - temannya jalan - jalan ke Tokyo."

"Ini si Kai kenapa tiap minggu beli motor baru?" Baekhyun bingung banget. "Tapi motornya nggak kelihatan di rumah."

"Dia kalah taruhan sama temannya." Jawab Chanyeol datar.

Baekhyun marah sama anak - anaknya, tapi dia nggak pernah membatasi mereka juga karena bagi Baekhyun ini satu - satunya cara dia menebus kesalahannya.

Beda lagi sama Ten dan Taeyong. Mereka nggak overspend kayak Taemin dan Kai di masa SMA-nya, tapi Ten sering banget bikin Baekhyun dipanggil ke sekolah.

"Anak lo mukulin temannya sampe masuk rumah sakit. Gue nggak ngerti lagi deh, lo coba ngomong sama mereka!" Chanyeol sampai angkat tangan karena selalu dia yang ngurus perkara begini disaat Baekhyun sibuk ngurus perusahaan.

Ten duduk di hadapan Baekhyun di ruang kerjanya. Seragam putih abu - abunya acak - acakan dengan beberapa kancing yang hilang dan wajahnya lebam.

"Kamu mau jadi preman hah?!"

"Mau sok kuat? Sok jago? Sekolah tuh buat belajar bukan berantem! Tiap minggu lho ini Chanyeol harus ke sekolah gara - gara kamu bikin masalah!"

"Sekarang kamu di skors seminggu. Ini yang kamu mau hah? Puas kamu?! Apa mau sekalian berhenti sekolah aja hah? Jadi gelandangan aja sana!" Amarah Baekhyun tampaknya sama sekali nggak ngefek ke Ten.

Keluarga Super MakmurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang