Perpisahan Makmur

9.9K 1.7K 1.1K
                                    

Playlist for this chapter:

Better Days - SuperM

💎💎💎

Ten mengarahkan kamera polaroidnya ke pemandangan kota Jakarta yang terhampar di jendela kamar 908 hotel Mulia.

Semenjak kuliah, Ten lebih sering tidur di kamar ini ketimbang di istana Makmur.

Sampai - sampai tiap kali Ten bilang mau pulang, yang dia maksud itu pulang ke 908.

Kamar hotel mewah itu jadi saksi bisu naik turun hidup seorang Ten Makmur.

Mulai dari mabuk sampai harus dipanggilin ambulans sama Jaehyun, bolak - balik digerebek Roseanne pas bawa cewek pulang dari club, jadi tempat Yuta kabur kalau lagi berantem ama kakaknya, hingga jadi tempat tinggal Lalisa.

Ten mengarahkan kameranya ke arah Lalisa yang sedang memasukkan baju ke koper.

Flash kamera menyala membuat Lalisa menoleh.

"Foto apaan anjir? Gua kagak siap," ujar Lalisa.

"Candid," jawab Ten sambil ngipas - ngipas lembaran polaroid yang baru jadi.

"Sayang kertasnya kalau fotonya jelek." Lalisa menarik resleting kopernya menutup lalu berjalan ke dekat Ten.

"Kertas polaroid mah banyak gua," balas Ten santai.

Lalisa menirukan kalimat Ten tanpa suara yang bikin cowok itu gemas dan mencubit pipi ceweknya.

"Sini gue fotoin lo buat kenang - kenangan." Lalisa mengambil alih kamera dari tangan Ten.

Hari ini adalah hari terakhir mereka di kamar 908.

Lalisa bakal pindah ke tempat kost yang letaknya dekat dengan Yayasan Makmur Sejahtera. Sementara Ten bentar lagi bakal pindah keluar negeri.

"Fotoin yang aesthetic," ujar Ten.

"Iya bawel," balas Lalisa.

Ten berdiri di dekat jendela yang memenuhi satu sisi dinding kamar. Ia menghadap Lalisa dan tersenyum memamerkan giginya dengan tangan membentuk huruf V. Suara jepretan terdengar, lalu Lalisa menurunkan kameranya dan menanti fotonya tercetak. Sementara Ten memutar tubuhnya untuk memandang ke arah jalanan ibukota yang ramai oleh kendaraan.

Ten tersenyum sendu dan menghembuskan nafas kecil. Dia pasti bakalan kangen macet - macetan di Jakarta.

"Nih lihat bagus nggak?" Suara Lalisa terdengar dekat di telinga Ten.

Cowok itu menoleh dan menemukan Lalisa nyengir sambil nunjukkin hasil fotonya. Foto Ten membelakangi kamera dan agak nunduk.

"Bagus." Ten balas nyengir seraya mengusap kepala Lalisa.

Keduanya saling beradu pandang selama beberapa detik tanpa kata.

Tangan Ten bergerak turun ke pipi Lalisa. "I'm going to miss you," ujarnya dengan suara rendah.

Lalisa meniru gerakan Ten, ikut menaruh tangannya di wajah tirus Ten. Membelainya dengan lembut. "I will miss you too. A lot."

Ten menyelipkan helaian rambut Lalisa ke balik telinganya. Menatap bola mata Lalisa yang tampak cokelat terang ditimpa sinar matahari.

Nggak lebih dari setengah tahun sejak mereka pertama kali ketemu.

Tapi rasanya Ten kayak udah kenal Lalisa untuk waktu yang lama banget.

Keluarga Super MakmurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang